Happy Reading!!!
--
Bangun pagi melihat Axton masih tertidur disampingnya membuat Kei mendesah malu. Mengingat kejadian tadi malam saat Kei meminta yang aneh-aneh pada lelaki didepannya ini membuatnya sedikit ngeri.
"Berhenti bergerak." Kata Axton terganggu.
Dengan langkah pelan Kei keluar dari selimut dan pergi keluar untuk mencari pasangan hidupnya yang sebenarnya, Seirra.
"Seirra!!" Teriaknya keras karena tidak melihatnya dimanapun.
Kei mengelilingi mansion besar itu dengan perasaan yang masih asing. Masih dengan bertanya-tanya bagaimana kecelakaan semalam bisa membuatnya menjadi seorang istri bagi lelaki seperti Axton.
Bangunan kecil di ujung sana menarik perhatiannya. Kei berjalan perlahan menyeberang taman untuk sampai ke bangunan kecil dan terawat. Setelah hiruk pikuk pernikahan baru pertama kali ini Kei menyempatkan diri untuk melihat-lihat hadiahnya.
"Ah!" Kaget Kei saat melihat didalam bangunan tersebut ada banyak sekali permainan.
Mulai dari billiard, menembak, dan banyak lagi. Kei mengambil salah satu pistol yang ada disana dan memakai peralatan untuk bermain tembak-tembakan.
'dor'
'dor'
Dua tembakan tepat sasaran. Kei tersenyum senang.
"Nyonya!!!" Pekik seseorang dengan ngos-ngosan.
Kei dengan reflek mengarahkan pistol kearah pekikan tersebut dengan serius.
"Kemana saja kau?!" Kata Kei dengan suara berat tidak bersahabat.
Seirra berlutut dilantai dengan kedua tangan yang ia kaitkan dengan sopan. "Saya dari luar mengerjakan sesuatu, Nyonya."
Kei menaruh pistolnya dan keluar dari bangunan itu melewati Seirra. Sedangkan Seirra bergegas berdiri dan mengikutinya di belakang.
"Jadwal."
"Tapi, Nyonya menyuruh saya mengosongkan jadwal sampai lusa." Kata Seirra.
Kei memutar badannya, "Aku? Kapan? Kau gila Seirra! Siapkan jadwalku sekarang juga!" Perintahnya.
Mereka berjalan menuju bangunan utama. Disana Kei melihat Axton sedang bersama dengan beberapa maid entah sedang bermain apa.
"Tuan, tidak bisakah memberikan kesempatan bagi kami?"
"Bisa saja jika kau berpakaian yang emmm sedikit sexy." Kata Axton dengan senyum tengilnya.
Yayaya, begitulah Axton jika dirumah. Kei berjalan melewatinya tanpa sepatah kata. Menginginkan Axton pulang kadang bukan pilihan yang tepat.
Kei bergegas mandi dan berpakaian untuk segera bekerja. Sudah berapa lama ia tidak membentak pejabat dan pemegang saham, sepertinya Kei mulai merindukannya.
"Aku mulai bosan membentakmu setiap hari Seirra, tapi melihat lehermu kau memang patut untuk dibentak." Kata Kei tajam.
Seirra segera menutup lehernya dengan kerah bajunya. Ia meringis kesal. "Pakai ini." Kei melemparkan syal mahal miliknya.
"Terimakasih Nyonya."
Kei berganti baju dengan serba hitam, rok span super pendek dan kacamata hitam menutupi mata indah miliknya.
"Kau mau kemana?" Tanya Axton.
"Bekerja." Jawab Kei singkat dan pergi meninggalkan Axton yang melihatnya sampai menghilang.
Axton merasa dirinya seperti dicampakkan.
--
Meja rapat yang tak asing dan dengan orang-orang yang memasang wajah khawatir serta jangan lupakan pimpinan mereka yang dengan santainya duduk diujung memainkan pulpen dengan elegan.
"Properti kita kualitasnya mulai menurun."
Semua orang disana mulai menelan ludah sedikit gugup. Siapa yang akan dimaki Nyonya besar hari ini.
"Mungkin karena aku tidak memimpin dengan baik akhir-akhir ini." Katanya.
Hening. Kata-kata tersebut terlalu ambigu untuk mereka bereaksi. Kei mengakhiri rapat dan segera pergi dari sana.
"Wah gila. Auranya benar-benar membuatmu gugup." Mereka setuju dan segera pergi tanpa keributan.
Kei kembali ke ruangannya dengan santai sambil meminum jus strawberry yang dibelikan Seirra.
'Tok tok tok'
Ketukan pintu membuat Kei sadar dari lamunannya. Seirra masuk dengan sedikit pucat dan berkeringat.
"Nyonya, Nona muda Lascrea datang."
Dengan wajah terkejut Kei segera memasang wajah dinginnya dan merapikan bajunya. Seirra menatap cemas sebelum Kei memberi aba-aba untuk membukakan pintu ruangannya.
"Hai, Rea, kapan kau datang?" Tanya Kei sedikit gugup.
Lascrea duduk dengan elegan, menatap ruangan dengan seksama. "Tadi pagi." Katanya.
Kei mengangguk dan menuangkan teh yang sudah di sediakan Seirra. Menatap wanita anggun didepannya dengan perasaan campur aduk. Wajahnya masih seperti dulu.
Lascrea Agnesia. Cucu pertama keluarga Guinavarre yang dicoret dari kartu keluarga karena hidup keluarganya yang sedikit berantakan.
"Kau tidak merasa bersalah telah merebut semuanya yang harusnya menjadi milikku?" Tanya Rea dengan tatapan tajam.
Kei terdiam. Setiap kali teringat keluarga ini pikirannya melayang. Memang apa yang telah terjadi di masa lalu, Kei merasa telah melupakan semuanya.
"Mengapa aku harus merasa bersalah?" Tanya Kei.
Lascrea tersenyum sedih, "Karena kau merebut semua milikku."
Ia keluar dengan aura dingin. Selalu begini. Kei tidak pernah menemukan jawabannya.
"Seirra!! Wah masih pagi aku sudah kesal sekali." Kei meminum habis jusnya.
"Tapi kenapa aku selalu diam saja saat berurusan dengan Rea?!" Sambungnya.
Seirra hanya diam tak berkutik. Kei memijat kepalanya pening.
"Tuan." Kata Seirra membuat Kei mendongakkan kepalanya.
Melihat Axton memasuki ruangannya dengan santai. Kei mulai meragukan penglihatannya. Ada apa Hamilton junior kemari, batinnya bertanya-tanya.
"Kau tidak menyambutku?" Tanya Axton.
Kei berdiri dan duduk di depan Axton dengan tatapan bertanya. Axton berdiri dan mendekatkan wajahnya.
'Cup'
"Tentu saja aku merindukanmu." Katanya sambil tersenyum.
"Omong kosong apa ini?! Cepat katakan kau mau apa?" Tanya Kei dengan kesal.
Bagus juga Axton datang disaat Kei ingin memaki orang.
"Bagaimana kalau kita bermain yang tidak sempat kita lakukan tadi malam?" Kata Axton membuat Kei kehilangan selera hidupnya.
Bersambung...
Sedang menyemangati diri supaya bisa up dua kali dalam seminggu.
Vote dan komen ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Strangers I'm In Love
Roman d'amourDON'T COPY MY STORIES! Axton Milan Hamilton, lelaki sempurna dengan sebutan 'Prince Charming'. Pewaris utama keluarga Hamilton, keluarga kaya nomor satu di dunia. Billioner yang hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Sifat Arogan, egois, dan...