Happy Reading!!
--
Jeremy mencari putrinya yang tiba-tiba menghilang di tengah-tengah pesta. Ia harus protes pada Kei terkait saham yang ditawarkan Hamilton.
"Kau tau dimana Kei?" Tanyanya pada Seira yang sedang menyapa seorang tamu.
"Tidak tuan, saya sedari tadi disini tidak bersama nona." Jeremy pergi mencari lagi. Dan menemukan putrinya itu sedang berada di taman belakang menatap kolam renang.
Jeremy tidak berani mengganggu ketenangan Kei. Jadi, ia memutuskan untuk pergi dari sana.
Kei menatap kolam renang yang biru seperti mata Kevin. Ah, mata itu, Kei merindukannya. Beberapa detik kemudian kepalanya menggeleng.
"Lupakan saja." Kata Kei sambil meminum wine yang ada di tangannya.
Merasakan minuman tersebut yang menelurusi tenggorokannya. Setiap rasa yang terkandung didalamnya membuat Kei sedikit lega.
"Mom! Beri aku waktu untuk menemukan wanitaku." Kata seorang lelaki yang tertangkap mata Kei.
Seorang lelaki gagah dan wanita paruhbaya itu nampaknya tak akur. Perdebatan terus berlanjut dan Kei tidak mau dengan lancang mendengarnya.
"Kei." Suara maskulin yang sangat ia ingat dan sangat ia sukai.
"Ada apa?" Tanyanya menatap Kevin yang duduk di sampingnya.
Kevin menatap wanita disampingnya. Ia merindukannya. Ia ingin memeluknya, sangat ingin.
"Aku bisa jelaskan." Kevin menatap mata Kei dengan serius.
Kei berdecih, apa yang akan pria ini jelaskan setelah menginjak harga dirinya dan memutuskannya begitu saja?"Kurasa sudah cukup." Kata Kei yang bergegas pergi dari taman yang menurutnya sedikit lebih suram dari sebelumnya.
Kevin mengusap wajahnya kasar, "Aku harus bagaimana? Orang tua ku yang memaksaku untuk melakukan hal itu. Karena aku harus menyelamatkan perusahaan yang diambang bangkrut." Katanya putus asa.
"Lalu lanjutkan dan jangan mengusikku lagi."
Kei akan pergi namun tangannya ditarik dari belakang. Mau tidak mau ia kembali duduk di tempatnya tadi. Dilihatnya Kevin yang putus asa, Kei menguatkan hati untuk tidak goyah.
"Tolong, aku tidak bisa hidup tanpamu. Kau pasti juga begitu." dengan percaya diri Kevin mengatakan hal yang membuat Kei bergidik.
Setelah apa yang dilakukan, masih bisakah ia seperti ini? Hak apa yang membuatnya harus berusaha menjatuhkan Kei untuk kedua kali?
"I can! Aku bisa hidup tanpamu." Kei melepaskan tangan Kevin yang sudah berada di lengannya. Memegangnya erat.
Kepalang tanggung. Semua sudah terjadi, walaupun kesalahan tapi Kevin kan sudah melepasnya. Kalau Kevin benar-benar mencintainya harusnya ia tidak mau mengikuti kemauan orang tuanya.
Kei melihat situasi dimana dirinya harus pergi dari tempatnya duduk yang sayangnya tidak bisa.
"Tidak! Aku yakin kau tidak bisa. Kau milikku Kei, milikku!" Teriak Kevin seperti orang kesetanan mengagetkan Kei yang tidak pernah melihatnya seperti ini.
Genggamannya pada pergelangan tangan Kei mengerat. Jujur saja Kei merasa kesakitan. Kevin membawa atau bisa dibilang menyeret Kei entah kemana.
"Lepaskan! Sakit Vin!" Teriak Kei gamang. Ia mulai mempertanyakan siapa lelaki didepannya ini?
Kei mendapatinya dibawa ke sebuah lorong yang sepi. Ia ketakutan. Lorong ini gelap, Kei takut kegelapan.
"Kevin!" Kei menampar Kevin yang berusaha menciumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Strangers I'm In Love
Storie d'amoreDON'T COPY MY STORIES! Axton Milan Hamilton, lelaki sempurna dengan sebutan 'Prince Charming'. Pewaris utama keluarga Hamilton, keluarga kaya nomor satu di dunia. Billioner yang hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Sifat Arogan, egois, dan...