Happy Reading ^^
--
Seorang wanita cantik nan elegan menghadiri rapat dengan anggun bak putri raja. Semua yang datang menghadiri rapat menatap lekat paras rupawan yang menghangatkan atau malah menyeramkan. Entah bagaimana wanita ini memiliki dua-duanya.
"Bisa kita mulai?" Tanyanya tegas.
Semua orang segera memposisikan diri untuk memulai rapat penting tentang perusahaan Guinavarre yang akhir-akhir ini menurun.
Rapat dimulai dengan presentasi yang membuat wanita yang duduk di kursi kebesaran mengernyit.
"Sudah kubilang persiapkan matang-matang, apa-apaan ini?!" Teriaknya.
Delova Kei Guinavarre, wanita ini mau tidak mau menjadi penerus perusahaan Guinavarre Group karena ia adalah anak satu-satunya dari Jeremy Guinavarre.
"Ka-kami akan perbaiki." Kata orang yang sedang presentasi.
"Lupakan saja, kau dipecat!" Kei memberi tatapan nyalang untuk semua bawahannya.
Kei, wanita sombong yang semua hal harus sesuai dengan yang ia inginkan. Yes, she is perfectionist. Bahkan Kei akan melakukan apapun dengan cara apapun untuk mendapatkan semuanya.
"Sekarang, perekrutan anggota baru perusahaan akan ditangani sekertarisku." Katanya final. Sedangkan bagian HRD merasa bingung karena itu pekerjaannya.
"Ta-"
"Tanpa ada bantahan!" Katanya lagi cukup untuk mengakhiri rapat hari ini.
Kei pergi dari ruangan dengan gerak cepat karena banyak sekali hal yang belum ia selesaikan.
"Seira, aku akan mundur dari sini jika aku bisa." Keluh kesah Kei mulai keluar.
"Tapi anda tidak bisa, Mrs Guinavarre."
Kei menutup matanya berusaha sabar dengan keadaannya yang mengharuskan untuk menjadi penerus perusahaan, yang sialnya tidak ada yang beres dengan perusahaan ini.
"Semua tidak becus melakukan tugasnya, haruskah aku sendiri yang menyelesaikan tugas mudah seperti ini?!" Teriaknya lagi. Bagus, tempramen buruknya keluar.
"Akan saya selesaikan." Seira menundukkan badannya dan pergi dari ruangan, sebelum Kei meledak. Ia akan menjadi sasaran kemarahan lagi.
Kei menghembuskan nafasnya lelah. Ia sering mengatakan pada daddynya bahwa dia tidak ingin menjadi bagian dari perusahaan Guinavarre, but failed. Daddynya tidak bisa menyerahkan pada orang yang tidak mempunyai darah keturunan Guinavarre.
"Little princess!" Teriakan dari luar kembali membuat Kei menghembuskan nafasnya.
"Yes, my daddy." Kei memeluk daddynya yang datang ke perusahaan. Selalu seperti ini, Jeremy harus memantau Kei atas kinerjanya. Kei memang belum dilantik secara resmi.
Jeremy menatap Kei yang terlihat seperti biasa, datar dan apa adanya. Sebentar lagi pasti ada ucapan keluh kesah supaya Jeremy berhenti membuatnya menjadi pimpinan.
"Ada apa hari ini darling?"
"Not good, mengapa aku harus menyelesaikan urusan perusahaan yang sedang dibawah? Im not like this." Katanya dengan tatapan tajam, seperti mata Jeremy yang tajam. Aura mereka sama, hanya saja Kei bisa memandang seseorang penuh cinta seperti ibunya, Angela.
Mata itu selalu marah setiap Jeremy membuatnya repot dan kewalahan. Tapi apa yang bisa Kei perbuat? Semuanya memang takdir.
"Berhenti mengeluh supaya kau bisa berpuas diri setelah ini, anakku." Jeremy memeluknya sekali lagi dan pergi meninggalkan ruangan besar miliknya yang sekarang menjadi milik Kei.
"Pergi sana, jangan balik lagi." Gumam Kei kesal.
Selalu seperti itu, argumen Kei tidak pernah didengarkan. Percuma membicarakan sesuatu dengan Jeremy yang menurutnya adalah orang pemaksa sedangkan Angela hanya akan menuruti kemauan daddy-nya karena menurutnya itu keputusan terbaik.
"Nona, setelah ini jadwal anda menghadiri pesta ulang tahun tuan Kevin Smith." Seira malu-malu mengatakannya, karena Kevin adalah kekasih Kei.
"Aku tidak akan lupa." Kei bergegas keluar dari kantor. Ia harus memilih hadiah untuk kekasihnya itu.
Setelah mengetikkan beberapa kata di handphone, Kei pergi membawa mobilnya sendiri.
Kevin menyukai hal-hal yang biasa menurutnya, ia menyukai warna hitam seperti lelaki lain. Dan barang-barang yang menurutnya sangat mudah menemukannya.
"Haruskah kubelikan dasi lagi?" Tanyanya lebih pada dirinya sendiri.
"Haruskah kubelikan jam rolex keluaran terbaru?"
Kei menutup mulutnya dan bergegas membeli semua yang ada dikepalanya untuk dipilihnya kemudian, atau ia akan berikan saja semuanya. Sampai dimana ia berhadapan dengan mobil keluaran terbaru, tanpa pikir panjang Kei membelinya.
Setelah masalah itu selesai, Kei pergi ke mansion untuk berdandan sebentar. Benar, Kei bisa membeli segalanya tanpa masalah.
Daddy-nya juga bersiap untuk ikut dengannya hadir dalam ulang tahun Kevin. Mommy-nya? Angela dirumah saja karena setelah acara, mereka akan makan malam keluarga bersama Kevin dan orang tuanya.
Pria dengan setelan biru dongker itu menatap kecantikan putrinya yang menyerupai istrinya, "Tersenyumlah, semua serupa dengan mommy-mu kecuali bibirmu itu." Protesnya.
"Yayaya, terus saja begitu." Jawab Kei, "Memangnya mirip siapa bibir putrimu ini?" Lanjutnya dengan menantang.
Jeremy lah yang salah memang. Bibir itu bibirnya, sama persis. Dia tidak bisa menghindari ucapan Kei yang, fakta.
"Ayo, jangan mengaca terus. Bidadari mau diapakan juga tetap cantik." Jeremy menggandeng Kei dan memberikan sedikit gombalan yang membuat Kei memandang Jeremy aneh.
"Kau ini! Bagaimana bisa Kevin berkencan dengan batu?!" Pekik Jeremy berlebihan.
Kei membawa Jeremy untuk turun dari sana. Angela memandang keduanya yang serasi. Putrinya sangat cantik dan suaminya tentu saja sangat tampan melebihi siapapun.
"Kau yang membuatku, kau juga yang selalu protes apa-apa tentangku!" Angela menggeleng. Jeremy selalu membuat Kei marah.
"Mengapa putriku yang sempurna kau protes terus Jeremy?" Kata Angela menengahi sambil tersenyum lembut.
"Contoh senyum Mommy-mu yang menawan itu!" Mulai lagi, Jeremy memulainya lagi.
Tanpa menghiraukan ocehan Jeremy yang terus saja berkata tanpa henti, Kei menatap mommy-nya sayang.
"Mommy tidak akan ikut?" Tanyanya, Angela menggeleng.
"Aku akan memasakkan calon menantu dan besanku masakan terbaik." Kei tersenyum dan mencium ibunya itu.
Mereka berjalan keluar dan memasuki mobil berwarna hitam dengan sopir yang sudah bersiap sedari tadi.
--
"Ini calon istriku, Madeeva." Kata seseorang yang sangat tidak asing bagi Kei.
Seseorang itu, seseorang yang dengan lembut menanyakan keresahannya. Seseorang yang empat tahun belakangan ini mengisi kekosongan hatinya. Kevin, dia disana bersama wanita lain dan berpelukan mesra.
Kenapa? Kenapa Kevin mengatakan itu? Bukankah kekasih Kevin adalah dirinya? Bukankah Kevin akan menikahi dirinya sebentar lagi? Batin Kei berkecamuk memikirkan ucapan Kevin didepan semua tamu yang datang.
"Daddy, apa-apaan ini?"
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Strangers I'm In Love
RomantizmDON'T COPY MY STORIES! Axton Milan Hamilton, lelaki sempurna dengan sebutan 'Prince Charming'. Pewaris utama keluarga Hamilton, keluarga kaya nomor satu di dunia. Billioner yang hartanya tidak akan habis tujuh turunan. Sifat Arogan, egois, dan...