15. Strangers - Marry You?

5.8K 213 16
                                    

Happy Reading!!

--

Bayangan  kaca tampak menertawakan dirinya yang sudah terbalut gaun putih. Tangan putih terbalut kain indah menggenggam jari-jarinya erat, hingga darah keluar dari telapak tangan tanpa ia sadari.

Wanita ini membenci dirinya sendiri, atau memang dia tidak pernah mencintai dirinya sama sekali. Bahkan sekarang, ia menyesal dengan apa yang sedang terjadi hari ini karena ulahnya.

"Brengsek gila, sialan." Umpatnya keras. Melepaskan amarah yg terpendam terasa melegakan sekaligus menyesakkan.

Di kamar hotel sebesar ini, sendiri dengan benci. Kenapa hidupnya setragis ini?

"Kei!" Suara wanita berteriak kencang memecahkan lamunannya.

"Tanganmu berdarah! Kau apakan? Kau akan jadi pengantin Kei, sadarlah!" Katanya dengan nafas ngos-ngosan.

Violet, sahabatnya dari kecil mengambil tisu untuk membersihkan darah yang masih mengalir di salah satu jarinya.

"Kei! Lihat aku, dimana dirimu yang dulu?" Tanya Violet.

Kei melihat mata Violet yang memandangnya dengan kasihan, dan ia tahu bahwa Kei sangat tidak suka jika di kasihani.

Matanya mulai nyalang dengan pandangan sombong. Begitulah dirinya yang sebenarnya. Aura arogan, sombong dan tak tersentuh.

"Begitu Kei. Jadilah dirimu sendiri. Lemah? Kau wanita yang punya segalanya tidak pantas untuk itu." Jelasnya dengan yakin.

Kei berdiri dengan senyum yang membuat orang ketakutan, dengan langkah yakin ia keluar dari kamar meninggalkan Violet yang tertegun.

"Aura gelap itu, tidak pernah lenyap ternyata." Kata Violet bergidik ngeri dan mengikuti Kei keluar dari kamar.

--

Pernikahan itu terjadi begitu saja. Altar mewah, tamu begitu banyak, wartawan pun juga diundang. Benar-benar pesta yang besar.

Janji yang diucapkan tanpa haru, tanpa senyum. Tentu saja, baru sebulan yang lalu Kei mengatakan ingin menikahi Axton. Dan disinilah ia sekarang menatap pria yang akan menjadi suaminya mulai hari ini.

"Bukankah kita harus melakukan ini," Kata-kat Axton yang menggantung, diikuti kecupan dibibirnya dan tepuk tangan semua tamu cukup untuk membuat pesta lebih 'meriah'.

Waktunya untuk turun dari altar, Kei dan Axton menyambut tamu dengan basa-basi. Tangan manis Kei bergelayut di lengan Axton, senyum yang tidak pernah luntur.

"Aku lelah." Kata Kei.

Axton memanggil Seirra, untuk membawa Kei ke kamar untuknya menginap malam ini.

"Seirra, sepertinya aku ingin menghancurkan perusahaan. Supaya mereka yang senang dengan pernikahanku ini mati." Gigi Kei bergemelatuk, membuat Seirra menundukkan pandangannya takut.

Kei melepas semua pakaiannya, menggantinya dengan piyama yang nyaman. "Seirra, kau turun saja. Aku tak enak badan." Kata Kei dingin. Seirra dengan cepat turun.

"Pernikahan omong kosong." Gumamnya melihat kosong ke arah jendela yang menampilkan pemandangan New York.

Sampanye yang berada di meja seakan memanggilnya, rasanya ia sudah lupa merasakan kesenangan yang dulu selalu ia lakukan. Hembusan nafas berat mengiringi angin air conditioner yang dingin.

Kei duduk di kasur dan menggantungkan kedua kakinya, menggerakkannya dengan sedikit keraguan. Sebenarnya, ini cukup menggelisahkan untuknya menjadi istri dan juga seorang ibu.

"Apa yang harus ku lakukan nanti, besok, lusa."

'tok tok tok'

Ketukan pintu menyadarkannya dari lamunan terdalam, "Siapa?" Tanya Kei malas sambil membuka pintu kamarnya.

Jantungnya hampir berhenti berdetak melihat wanita gila didepannya. Rambut acak-acakan, mata bengkak kehitaman, baju yang terlihat lusuh rasanya sedikit 'membahayakan'.

"Apa yang kau inginkan?" Tanya Kei yang sontak memundurkan badannya.

"Aku? Kau masih bertanya Ms. Guinavarre? Oh ah, aku lupa, Ms. Hamilton." Kekehnya menyeramkan. Anehnya kali ini Kei sedikit ketakutan. Rasanya baru hari ini Kei melihat wanita yang putus asa dan amarah yang membludak di matanya yang menyorot tajam.

Claire Johanson, mantan tunangan Axton Hamilton. Menemuinya entah bagaimana dengan penampilan seperti ini.

"Kalau saja kau tidak ada di dunia ini dan menampakkan dirimu pada Axton. Kalau saja kau kubunuh saat pertama kali kita bertemu. Mungkin saja aku saat ini menjadi menantu Hamilton!! Cih, wanita bangsat!" Teriaknya dengan wajah merah penuh dendam.

Wanita gila itu mengeluarkan sesuatu dari belakang tubuhnya membuat Kei merinding.

"Claire, stop it!" Teriak Kei menggelegar.

"Why, Ms. Hamilton? Ayolah, mari kita mati bersama disini. Jika aku tak bisa memiliki Axton, kau juga tidak akan bisa." Claire mulai mendekati Kei. Kei yang sudah terpojok merosotkan tubuhnya di karpet dan menutup telinganya.

Ia pasrah. Toh, pada dasarnya ia juga ingin mati. Kei terkikik geli, dan mulai berpikir bahwa ini adalah kesempatan untuknya.

Claire mulai mendekat, Kei menutup telinganya dan menutup matanya dalam.

"Mom?"

"Mommy?"

"Mommy!!"

Teriakan itu membuat Kei terbangun di tempat yang tak asing. Savannah, di taman depan rumahnya dengan dirinya yang duduk di ayunan, bersama seorang gadis kecil dengan senyum malaikat.

"Mommy." Katanya lirih membuatnya tersentak sadar.

Matanya melihat tajam kearah Claire yang terbahak-bahak dengan pisau di tangan kanannya. Kei berdiri dan menendang perut Claire dengan kencang sehingga Claire tersungkur. Dalam kesempatan itu Kei berlari menuruni tangga dengan cepat, namun Claire juga turut mengikutinya.

Di Altar Kei berlutut dengan piyama merah maroon miliknya. Semua tamu melihatnya terkejut. Diikuti dengan turunnya wanita acak-acakan yang mereka sadari bahwa itu Claire.

Claire dengan pisau dan Kei yang terduduk lemas di altar. Tanpa katapun mereka tahu bahwa ini sudah tidak benar. Security langsung menarik paksa Claire keluar dari hotel. Sedangkan Axton dalam diam memberikan jasnya pada Kei dan membawanya menuju kamar lain.

"Are you okay?" Tanya Axton dingin. Kei menggelengkan kepalanya keras.

"Istirahatlah." Kei mengangguk dan mulai berbaring. Axton menyelimutinya pelan Kei mulai berpaling arah.

Axton memegang perut Kei pelan. "Tidak akan ada apa-apa." Katanya pelan. Dan meninggalkan Kei sendirian dengan pikiran melayang.

















Bersambung...

Komen dan vote yaw ❤

Strangers I'm In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang