Suara Hati

2.2K 134 0
                                    

-----Halu Halu-----
(Menuju Aladin On The Way)
Oleh : Aliyanthi
Jilid  6

.

.

.

"HAMIL....!" Gumam Al dalam hati.

Ia bahagia mendengar istrinya Andin yang tengah hamil. Bahagia juga haru. Andin masih terdiam , belum merespon apapun dari apa yang ia dengar. Mereka berjalan menuju lobi Rumah sakit. Al memopong istrinya perlahan, mereka duduk di kursi sejenak

"Kamu mulai besok ga usah ke kampus"
"Kenapa, Mas?, Besok aku ada jadwal"

"Kalau suami perhatian itu di dengar!"
"Tapi Mas, aku kan..." Dengan cepat Al mendaratkan telunjuknya ke bibir Andin. Andin  terdiam.

"Andini Karisma Putri, kamu dengarkan apa yang dokter bilang tadi?"
"Iya Mas, aku hamil"

"Kamu ga boleh kecapean." Al terus memandamgi istrinya dengan hangat, Andin hanya terpaku

"Aku seneng mas, dengar kalau aku hamil. Tapi aku juga takut" Ujarnya pelan

"Takut tidak sesuai dengan apa yang diharapkan"

"Tidak semua yang direncakan harus terwujud. Karena kita hanya berharap tapi bukan berarti menyerah Din, saya tahu kamu masih kecewa dengan saya karena menyembunyikan tentang Reyna. Tapi saya Aldebaran Alfahri suami kamu, saya yang bertanggung jawab atas kamu, atas Reyna"

"Mas, aku kecewa aku marah tapi bukan berarti aku akan meninggalkan kamu, tapi bagaimana dengan Mama kamu Mas?"

"Saya paham, saat ini Mama masih belum memberikan keputusan apapun. Tapi kamu harus yakin kita bisa lewatin ini Din, karena saya tidak akan pernah melepaskan kamu ataupun Reyna."

Andin terharu dengan ucapan suaminya. Ia menangis, Al menghapus bulir bening yang mengalir di pipinya itu.

Tak lama tanpa di sadari, Mama Rosa berada di hadapan mereka.

"Al..!" Sahutnya sambil memandangi Andin dengan sedikit ketus

"Ma, Mama udah selesai kontrolnya?"
"Iya, Mama udah selesai"
"Mama apa kabar?" Tanya Andin. Namun Mama Rosa tidak menggubrisnya

"Al kamu sama Andin..?"
"Tadi Andin pingsan di kampus, kebetulan Rafael bawa ke sini"

"Seems like that, okay. Mama pulang naik taksi aja low gitu"

Mama Rosa langsung berlalu dari hadapan mereka. Al tidak percaya dengan sikap Mamanya itu. Mama dan Andin tidak seperti biasanya. Meski Andin sempat menyapa, namun Mama Rosa tidak menyahut sedikitpun.

"Mas kamu susul Mama ya, tadi kamu kesini antar mama  kan. Aku biar naik taksi aja"

Al cukup bingung. Ia tak mungkin meninggalkan Andin di sana, tak mungkin juga membiarkan Mama Rosa pulang sendiri.

"Ga pa2 Mas, mama lebih penting. InsyaAlloh aku baik2 aja, aku pesen taksi online aja"

"Tapi, Din..! kamu yakin!"
"Iya Mas, tolong kembali ke Mama ya!"

Al tertegun mendengar ucapan istrinya. Sungguh dilema. Ia bahagia memiliki istri seperti Andin yang begitu sabar menghadapi mertuanya yang bersikap acuh. Al tidak ingin semua dalam keadaan hambar

"Kamu hati2 ya Din, saya antar Mama dulu"
"Iya Mas," Al mengecup kening Andin, Andin memberi senyum manisnya.

Al pun bergegas menyusul Ibunya.

"Pasti berat Mas untuk Mama menerima kenyataan. Seperti aku pada awalnya. Tapi yakin suatu saat Mama akan kembali bersikap seperti dulu. Ini hanya soal waktu, ya...hanya waktu" Lirihnya dalam hati.

Al menyusul Mama Rosa dan mengajaknya pulang bersama. Di perjalanan, Mama Rosa hanya diam. Al pun sama. Namun seketika pertanyaan Mama Rosa membuyarkan semua

" Kamu mencintai Andin kan Al?"

"Ma, Andin itu istri saya. Mama pasti tahu jawabannya!"

"Ya..I knew...she's your wife. Thats true!"

"Tapi maaf ya Al, saat ini mama belum tahu harus bagaimana, Mama hanya butuh waktu" Ucapnya dengan gurat wajah sendu

"Ma, semoga mama percaya dengan semua yang sudah Al dan Andin buktikan. Andin hanya  korban Ma"

"Mama tahu, dan bukan Andin pelakunya kan. Tapi entah kenapa Al mama belum bisa kembali bersikap pada Andin. Kamu sabar ya"

Al tak ingin memaksa Ibunya itu, sejak tahu kebenaran tentang Andin mungkin syok dan dilema. Tapi Al terus berusaha meyakinkan bahwa dia dan Andin saling mencintai. Tidak akan ada kata berpisah  jika nantipun sikap Mama Rosa berubah.

"Gue berharap mama bersikap bijak sama Andin. Semoga Mama berpikir jernih. Gue tahu mama orang baik. Meski menyakitkan tapi mama juga butuh waktu. Gue harus sabar, apalagi sekarang Andin lagi hamil"ucap Al dalam hati

Sementara itu, Andin sampai di rumah. Ia membayar taksi online, kemudian masuk ke dalam rumah

"Assalamu alaikum..."
"Waalaikum salam..."

Andin mencium tangan Ayahnya

"Sore sekali pulangnya?"
"Iya Pa, tadi aku ke Rumah sakit dulu"
"Rumah sakit?, kenapa, kamu sakit?"

"Ga kok Pa, maaf nanti aku cerita ya. Sekarang aku mau istirahat dulu sbentar ya Pa"
"Ya sudah, kamu pasti cape. Istirahat dulu ya Nak!"

Andin menuju kamarnya. Ia menaruh tas dan melihat ke cermin besar yg ada disana. Dirinya memandangi perut yang terlihat mulai membuncit rupanya.

Tak sadar ternyata selama ini, setelah kasus Roy terungkap dia tengah hamil. Andin terus mengelus perutnya perlahan. Ia tersenyum

"Ternyata aku hamil. Kamu laki2 atau perempuan ya, Reyna pasti seneng bakal punya adik. Semoga kamu baik2 aja sayang di perut Mama. Semoga kita kuat ya, kita harus kuat kita pasti bisa." Andin bergumam dengan bahagia.

Tak disangka dibalik masalah yang sedang dihadapi antara dia, suami juga mertuanya, dia mendapat berkah pun anugerah dengan berita kehamilan.

Semoga menjadi kekuatan cintanya dengan Aldebaran dan menguatkan ikatan cinta mereka selama ini.

Andin terlihat terus mengelus2 perutnya itu

Halu Halu Season 1( Menuju Aladin On The Way)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang