Rabu pagi. Tidak ada yang berbeda dengan hari hari biasanya. Taehyun seperti biasa sudah berada di ruang siaran untuk membantu teman penyiarnya melakukan siaran di pagi hari. Sesekali ia menyesap Caramel Macchiato untuk menjaga dirinya tetap terbangun setelah ia belajar hampir semalam suntuk.
Memang begitu resikonya apabila ia tidak mengikuti les. Jika waktu les digunakan untuk main, maka waktu main akan digunakan untuk waktu belajar.
"Yes! Hari ini lancar!" sorak Seeun , adik kelasnya itu sambil meregangkan otot lengannya. "Makasih banyak Kak Taehyun udah bantuin aku! Jadi nggak enak harus nemenin aku pagi-pagi."
Taehyun tersenyum dan mengangguk, "sama sama. Gue juga udah biasa kok dateng pagi-pagi."
Segera Taehyun merapikan peralatan, mematikan sistem, dan menghabiskan minumannya itu supaya tidak ketahuan oleh guru.
"Oh ya Kak, ini surat surat yang kakak minta tadi kan?" tanya Seeun
"Eh? Itu masih buat nanti siang, taruh di sini juga gapapa kok," jawab Taehyun.
"Oh, gitu ya? Oke,"
Taehyun langsung masuk ke kelasnya setelah ia mengunci ruang siaran. Harus cepat cepat karena jam pertama akan diawali dengan ulangan Kimia.
---
Tak ada yang spesial di hari itu jika saja tidak ada sepucuk surat sederhana yang dibacakan untuk Taehyun setelah pulang sekolah.
Kala itu Taehyun sedang duduk di kantin sambil membaca buku yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan. Hari ini dia tidak bertugas untuk siaran dan sohibnya, Kai juga Soobin seperti biasa sedang latihan untuk lomba yang akan datang.
"Surat pertama datang dari seseorang yang di sini tertulis, telah mengagumi Taehyun kelas sebelas MIPA 2. Wuah, Kang Taehyun! Aku harap kau mendengarnya ya."
Jika biasanya Taehyun akan "mengacuhkan" suara radio, tapi untuk kali ini ia malah mendengarkannya dan pas sekali, sang penyiar baru saja akan membacakan surat untuknya.
"Halo Taehyun! Kalau boleh jujur ini pertama kalinya gue kirim surat setelah beberapa tahun gue mengagumi lo."
"Wah gila, semoga aja kamu dengerin ini ya, Taehyun."
"Mungkin hal kayak begini udah biasa buat lo, tapi lo harus tau kalo ini pertama kalinya gue bisa jatuh cinta sama seseorang dan sampai sekarang pun, juga belom ada yang bisa gantiin lo. Awalnya gue mikir, antara gue harus seneng karena gue bisa ketemu lo dan seseorang sekeren lo yang menempati hati gue atau justru gue harus sedih karena ternyata kita selama ini gak pernah sedekat itu."
"Sedekat itu?" gumam Taehyun.
Seketika sosok Choi Beomgyu terlintas di pikirannya. Pipinya langsung memanas dan ia segera menutupi wajahnya dengan tangan miliknya itu.
"Gak mungkin, aduh lo kenapa sih, Kang Taehyun? Sukanya halu melulu" ucapnya bermonolog.
"Tapi gue mau bilang makasih atas suara lo yang udah menjadi salah satu alasan gue untuk dateng ke sekolah. Mungkin... bisa dibilang eksistensi lo itu udah jadi sumber kebahagiaan gue, tapi karena gue yang terlalu payah ini, setiap gue liat lo di koridor aja rasanya jantung gue udah gak karuan lagi dan akhirnya gue pergi menjauh supaya gak liat lo."
Taehyun yang mendengarnya itu tertawa kecil. Entah siapa yang mengirim surat ini, tapi Taehyun bisa pastikan bahwa orang ini lucu.
"Sebenernya gue butuh usaha lebih buat kirim surat ini, karena surat ini anonim. heheh. Gue sering liat lo suka kumpulin surat-surat dari penggemar, jadi gue kasih clue siapa pengirim surat ini di surat ini ya. Tapi itupun kalo lo emang penasaran hahah."
"Semoga lo dengerin ini atau setidaknya baca surat ini heheh. Sampai bertemu di surat selanjutnya Taehyun!"
Begitu surat berakhir, Taehyun jadi terdiam. Pikiran dan perasaannya menjadi campur aduk.
'Jadi penasaran siapa pengirimnya,' batin Taehyun.
Namun, di satu sisi ia pun juga sudah terlanjur menyukai Beomgyu. Andai saja Taehyun boleh berharap kalau memang itu Beomgyu yang mengirimnya. Kalau memang iya, bisa dipastikan kalau Taehyun akan sangat senang bukan main. Tapi kalau bukan? Apakah ini sebuah tanda kalau ia harus berhenti?
"Ah nggak tau deh, gue mau liat clue-nya dulu," ucapnya.
---
Di lain tempat, lebih tepatnya studio tempat Tubatu latihan, ada Beomgyu yang berusaha untuk menahan malunya setelah mendengar pembacaan surat dari radio sekolah.
Dia baru sadar kalau surat untuk Taehyun yang baru saja dibacakan itu surat yang lama. Padahal, hari ini ia sudah berniat untuk memberikan surat yang baru dan tercantum namanya di situ. Ia beberapa kali merutuki kecerobohannya tapi setelahnya, sebuah lampu menyala muncul di otaknya.
"Dibikin teka teki aja!" ucapnya sambil tersenyum bangga. "Gila Beomgyu, lo pinter banget emang."
"Gyu?? Lo sehat??" tanya Soobin mewakili pertanyaan satu band.
"Udah nggak waras kayaknya gara-gara kema- HMPH!" kalimat Hueningkai terpotong karena Beomgyu yang langsung membungkam mulutnya.
"Ssttt!! diem!!" bisik Beomgyu meskipun masih bisa terdengar oleh kedua temannya yang lain.
Hueningkai mengangguk paham dan Beomgyu langsung melepasnya. Setelahnya Hueningkai tertawa dan membuat Soobin juga Yeonjun pun kebingungan.
"Nggak ada apa-apa, udah yuk lanjut latihan," ajak Beomgyu.
Soobin dan Yeonjun menatap Hueningkai dengan wajah penasaran dan mengisyaratkan Hueningkai seakan akan ia berhutang untuk memberitahu apa yang terjadi dengan Beomgyu. Hueningkai sih hanya mengangguk saja sambil berucap, "nanti." tanpa suara.
tenang guys, gak bakal angst kok hehe.
UWAAA BENTAR LAGI TXT COMEBACK
kalian paling suka track yang mana? Kalo bee sih suka yang Frost & No Rules! Tapi gak sabar juga sama title track! Tuh lagu bener bener masih abu abu sampe sekarang t___t
Teaser pertamanya agak creepy gitu gak sih menurut kalian?? Aku liat di twitter itu banyak yang dikaitin sama film IT Pennywise t___t
Oke deh! Segitu dulu yaa semuanyaa! Jangan lupa vote & comment kalau kalian suka sama ceritanya! Aku suka bacain comment-nya lho heheh. Oke! Ppai ppaiii semuanyaa! 👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Suara || taegyu
Fanfiction[ taehyun x beomgyu ] Hampir tidak pernah berkomunikasi semenjak SMP, tapi ternyata keduanya sama-sama saling menyukai. Apakah di SMA nanti mereka baru akan menyadarinya? Atau hanya tetap memendam dan membiarkan perasaan mereka begitu saja? tw// har...