Prolog

7K 346 20
                                    

Hei besti,

Selamat datang di cerita baru aku.

Semoga kalian enjoy dan sabar nunggu update dari aku.

Selalu tinggalkan vote dan comments ya besti.

Gak maksa juga sih, cuman yaa gimana ya? mohon atuh biar aku tahu siapa-siapa aja yang baca Touch-Tocuh You. 

Jangan lupa juga follow akun wattpad aku hehehe

Happy reading.

.

.

.

.

.

Kamu tahu hari ini hari apa? ya, hari selasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamu tahu hari ini hari apa? ya, hari selasa. 

Dimana aku harus masuk kerja lagi dan berhadapan dengan berkas-berkas yang selalu menumpuk di atas meja. Sebenarnya aku gak masalah dengan berkas yang menumpuk, yang aku permasalahin ini setiap ada berkas yang ingin di tanda tangani, itu berarti aku harus membawanya ke ruangan itu.

Ya, ruangan keramat. Itu sebutan yang cocok.

Ruangan yang di dalamnya terdapat manusia sombong, cuek dan sangat nyusahin.

Orang itu juga amat--

"Alaana, lo dipanggil bos tuh," 

Kan, baru juga aku omongin.

"Kenapa lagi dia?" aku bertanya padanya, perasaan aku udah dua kali masuk ke ruangan keramat itu, masa kali ini aku masuk lagi? apes bangett.

"Gak tau, udah sana cepetan, nanti lo di marahi lagi kayak kemarin." 

Aku menghela napas mengingat kejadian kemarin. Iya sih aku yang salah karena sedikit terlambat, padahal kemarin rapat penting mengenai pembangunan perusahaan. Alhasil aku dimarahi abis-abisan dan di diemin, aku udah kayak sekertaris tak kasat mata.

Siapa suruh pilih aku jadi sekertaris, udah aku bilangin waktu itu, bisa gak aku ditempai sebagai manajer pemasar aja, tapi dianya gak mau.

"Hmm Sar, raut mukanya gimana? happy atau marah?" aku harus memastikan, kalau rautnya kayak keliatan banyak masalah gitu, tandanya aku harus baca ayat kursi biar gak kena Semprot!

"Bingung,"

"Hah?"

Aneh banget, bingung kenapa?

Sarah berkacak pinggang, dia natap aku kesel.

"Gak tau Alaana, mending lo cari tau aja deh."

***

Sumpah demi apapun. Aku nggak pernah kepikiran untuk menikah, apalagi harus mengurus anak kecil. Aku suka anak kecil tapi rasa suka aku ke anak kecil cuma berlaku untuk sepupu-sepupu aku, ponakan aku. Bukan anak orang lain.

"Jadi gimana Alaana?"

"Aku gak salah dengar kan, pak?"

"Telinga kamu memangnya kadang gak berfungsi ya?"

Maksudnya? 

Dia ngatain telinga aku bermasalah, ya?

Aku memutar bola mata. "Pak, bapak suruh aku nikah dengan bapak, sekaligus merawat anak bapak yang umur lima tahun itu?" tanyaku. Dia hanya mengangguk.

"Kalau aku menolak?"

"Kamu harus siap keluar dari perusahaan ini."

Sialan. 

Mama, kenapasih mama suruh aku kerja di kantor ini?

Kantornya bagus, tapi bos nya yang gak bagus.

***

Aku pusing sendiri memikirkan ucapan pria dengan status duda satu anak itu. Sekarang Aku lagi make up aja sampai gak fokus, aku bahkan gak tau kalau mama ternyata udah di samping aku sejak tadi. Sampai mama nepuk pundak aku dan bilang teman-teman aku sudah datang.

Hari ini aku ke acara nikahan teman aku, dan tadi aku dijemput dengan Olin dan Caca. Ini karena aku gak punya pasangan dan gak pandai bawa kendaraan, makanya aku suruh mereka jemput aku, kalau pasangan Olin dan Caca udah nunggu di sana. 

Kadang sedih juga karena kemana-mana selalu sendiri. Teman-temanku juga udah pada mau nikah. Paling sedih dan kesel juga kalau udah ada yang bilang gini.  "Nanti kita foto dengan pasangan masing-masing ya, yang gak punya pasangan mojok aja." 

ASLI KESEL BANGET!

Pulang dari nikahan temanku, aku langsung di suguhi dengan pemandangan yang bikin aku sangat terkejut. 

Loh, kok ada dia?

Dan, apa ini? dia ngobrol apa aja dengan mama, sampai mama aku senyum-senyum gitu?

Jangan bilang habis aku tolak dia ngincar mama aku?

"Alaana, kamu udah pulang nak." 

Aku masuk dan langsung menghampiri mama, aku juga sedikit membungkukkan badanku sebentar ke arah orang itu sebagai tanda hormat.

Aku udah tersenyum sampai mataku udah hampir ilang, aku juga udah menyapanya, tapi respon dia malah biasa aja, gak membalas sapaanku dan juga gak membalas senyumanku.

Lelaki itu hanya melihatku sebentar dari ujung kaki sampai ujung kepala, apa-apaan udah kayak liat apa aja.

Aku sedikit mencondongkan badanku ke arah mama dan membisikkan sesuatu. "Dia ngapain ke sini ma?"

"Lagi lamar kamu."

Oke. Jantungku kayak mau copot dengar itu.

-TBC-

Ngomong- ngomong kalian masih mau dengar kisah dua insan ini? kisah Alaana Thea Hazel dengan Suga William abhivandya.

Touch-Touch You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang