Aku sudah boleh pulang dan menjalani pemulihan dirumah. Seluruh keluarga juga ikut kumpul dan rencananya mereka semua ingin bermalam. Mama masih melarang aku banyak gerak dulu, padahal aku ngerasa udah membaik.
"HUUAAA! DIMANA ADEK PELEMPUAN AIDENN?" Aiden menangis keras.
"Sayang, adek pelempuannya ternyata laki-laki. Enggak papa ya?" Aku menenangkan Aiden, takut suara teriakannya mengganggu tidur adeknya.
"Aiden, jangan gitu. Perempuan atau laki-laki sama aja, dia adek kamu." Seru Tante Rara. Dia baru datang, kemarin tante Rara gak sempet jengukin ke rumah sakit karena enggak enak badan.
"Aiden gak mau adek laki-laki!" Sentak Aiden.
Bagaimana ini? Harusnya memang jujur saja waktu itu kalau adeknya itu bakal laki-laki.
"Aiden..." Panggil Suga. Dia baru saja masuk kamar setelah mengambil semua barang dari mobil.
"Papi, Aiden mau adek pelempuan!"
"Iya nanti Papi kasi,"
Tangisan Aiden mulai mereda, dia mulai melunak. Tapi, apa-apaan kata Suga barusan?
"Selius ya! Jangan bohongi Aiden lagi!"
"Iya, tapi bilang dulu sama Mama, boleh gak?" Suga natap aku sambil mengangkat alisnya.
Sialan, pertanyaan macam apa ini?
"Mamaana.. Aiden malah banget ini! Kalau Mamaana mau Aiden maapin, Mamaana halus kasi Aiden adek lagi! Tapi adek pelempuan!"
"Tuh, Alaana, kamu mau gak kasi Aiden adek lagi?" Seru Mama.
"Nanti Aiden merajuk lagi loh," tambah Ibu mertua.
Ya apa boleh buat, iyain aja dulu biar dia gak nangis lagi. Meski kayaknya aku bakal mempertimbangkan lagi kalau masih mengingat sakitnya pas lahiran kemarin.
"Waduh, iya tuh. Jadi kalau nanti malah laki-laki lagi harus bikin lagi dong sampai dapet perempuan." Tante Rara mulai usil lagi.
"Yeaayyy!! Aiden nda sabal. Kapan Papi sama Mamaana punya adek bayi lagi?" Aiden kegirangan.
"Aiden, punya bayi tuh gak bisa yang kalau mau sekarang langsung ada." Kataku.
"Aiden maunya sekalang!"
Papa mertua datang dengan Om harmes. Beliau baru saja tiba dan langsung disuguhi dengan celotehan Aiden. Ibu menjelaskan semuanya, dan di akhiri dengan suara tawa. Om dan Papa juga tertawa, mereka menggelengkan kepala lalu mengajak Aiden untuk keluar usai melihat sebentar bayi kecilku.
Mama, Ibu dan Tante Rara juga ikut keluar. Para emak-emak itu katanya ingin membuat sesuatu hingga berbondong-bondong menuju dapur dan meninggalkan aku dengan Suga di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Touch-Touch You [END]
FanfictionFollow dulu sebelum baca! --- Dukung karya aku dengan selalu meninggalkan Vote & Komen!! ---------- Awalnya: "KENAPA HARUS DUDA ANAK SATU SIH?" Berakhir: "GAK PAPA DUDA ANAK SATU. YANG PENTING HIDUP TERJAMIN!" Aku pakai gaya penulisan yang cenderung...