23. Kontrol

1.4K 146 21
                                    

23

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Kontrol

"Bu Alaana, ada yang mau ketemu."

Aku mengerutkan kening. "Siapa?"

Karyawan yang berkerja di Cafe kembali berucap, "Katanya, mereka teman-teman Ibu."

Oke, sepertinya aku tahu siapa mereka.

Dan, disinilah kami. Berada di dalam satu ruangan sambil mengobrol.

"Jadi udah berapa bulan?" Tanya Caca.

"Baru masuk lima Bulan." Aku menenaikkan alis sambil mengelus perut. "Bentar lagi aku jadi ibu, haha.."

"Iya deh, yang bakal lebih dulu jadi ibu." Celetuk Olin.

"Kalian kapan nyusul?" Cleon bertanya, kebetulan dia juga diajak oleh Qaila.

"Enggak dulu deh, jadi istri aja ribet banget. Apalagi jadi Ibu." Cetus Caca.

"Hooh, bener tuh." Jawab Olin.

"Alaana, selamat ya.."

"Iya, makasih, ya. Kamu juga cepet-cepet deh cari pendamping."

Fathul tersenyum tipis. "Hahaha, iya. Kalau ada yang cocok. Doain aja,"

Aku tahu Fathul masih menyimpan rasa, tapi mau gimana lagi? Aku juga udah punya Suga dan sebentar lagi bakal punya anak.

Coba aja dulu Fathul datang lebih dulu, huh. Memang penyesalan selalu datang di akhir.

Tapi, gak papa. Lebih bagus juga dia terlambat. Jadinya aku bisa sama Suga. Lelaki cuek yang berubah jadi hangat.

"Gue iri deh," cetus Qaila.

"Kenapa?"

"Lo dapat suami kayak Suga dimana sih? Dia kayak, ah anjir lah, idaman banget." Qaila memukul-mukul pahanya.

"Iya sih, gue juga iri pas gue liat update-an berita yang menampilkan perusahaan Abhivandya menyumbangkan uang dan beberapa pakaian yang pastinya mahal dan bermerek ke panti asuhan terus juga dia bagi-bagi sembako di jalanan. Adalagi, mertua lo bangga-banggain lo di sosial media anjir."

Yang dikatain Caca barusan memang benar, seluruh keluarga bahkan jadi manjain aku mulu.

Aku mau kemana harus selalu dalam pengawasannya.

Tapi, aku suka diperlakukan kayak gitu hingga membuat para perempuan iri.

***

Aku enggak tahu kenapa sampai hari ini aku gak pernah ngalamin ngidam sama sekali, padahal aku mau rasain itu. Mau ngelakuin hal-hal aneh dan ngerepotin Suga.

Tapi malah kebalikannya.

Suga yang makin manja, bahkan Suga juga yang lebih sering mual. Dia juga jadi pemilih mau makan apa. Aneh banget.

Touch-Touch You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang