03. One day before the wedding day

2.2K 195 12
                                    

Hai pren..

Vote dulu sebelum baca, oke!

Happy reading.

Happy reading

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

03. one day before the wedding day

Menjelang hari pernikahan. Sebagian teman SMK aku udah pada datang, setelah menerima undangan dariku. Aku sengaja nyebar undangan sehari sebelum pernikahanku, dan mereka semua kaget banget. Katanya, mereka gak nyangka aku bakal menikah dan calonku itu bosku sendiri.

Mereka seneng banget, terakhir aku baca dari grup mereka bakalan ramean seangkatan mau datang. Ada juga yang koar-koar sih, katanya kenapa tiba-tiba banget? kenapa kirim undangan pas udah mendekati acara? kan jadinya gak bisa bikin baju persatuan.

Yaudah, Aku bales aja pake baju tidurpun juga gak papa kok.

Oh iya soal bagaimana nanti sesudah menikah, aku udah diskusiin ini bareng keluarga. Aku bakal tinggal di rumah Suga yang super gede itu, katanya rumah itu dia bangun dari hasil jerih payahnya sendiri. Aku salut sih, sama calon suamiku ini. Ya setidaknya impian aku menikah dengan orang kaya terkabulkan. 

Soal kerjaan, aku masih gak tau, aku maunya masih tetap kerja. Jujur aja, aku gak betah kalau tinggal di rumah doang. Apalagi nanti tinggal di rumah gede. Tapi Suga bilang, setelah nikah dia maunya aku tinggal di rumah aja jagain Aiden, biar dia aja yang kerja. Aku sedikit tersentuh sih, tapi tetap saja aku bakal tetap ingin kerja. 

"Ciee Alaana besok udah nikah"

"Alanaa suami lo tajir banget woy."

"Wah walaupun duda anak satu, kalau orangnya kayak bos lo juga gak bakalan gue tolak sih, Na."

"Kalau lo udah bosan kabarin gue ya, Na. Gue mau kok jadi ibu pengganti untuk Aiden."

"Suga punya adek laki-laki gak sih? mau satu dong kalau ada."

"Iya nih, bagi satu dong."

"Kalau gue sih tim nunggu Aiden gede aja, pasti tuh anak bakalan cakep banget."

Aku dan mama ikut ketawa mendengar ucapan teman-temanku. Kita semua lagi ngumpul di ruang keluarga, ini walaupun belum semuanya yang datang tapi udah heboh banget. Gimana besok, kalau udah datang semua?

Aneh tapi lucu juga mendengar aku yang gak suka dengan anak kecil, tapi sekalinya nikah langsung punya anak. Aku juga masih bertanya-tanya, kenapa Suga mau menikahiku? padahal banyak perempuan cantik yang mau dengannya.

"Alaana..."

"Iya, ma?" mama memegang tanganku. Aku memperhatikan wajah mama.

"Kalau udah nikah, Alaana harus patuh dan taat ucapan suami, ya. Jangan bikin Suga repot dengan kelakuanmu." Aku menghela nafas mendengar nasehat dari mama. Aku tau kok, apa yang harus seorang istri lakukan. Aku akan selalu patuh aja kalau Suga gak macem-macem. Walaupun aku masih gak cinta sama Suga, tapi aku akan jadi istri yang baik buat dia dan jadi mama yang baik utuk Aiden.

Touch-Touch You [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang