14

1 0 0
                                    

"Laras.......? LARAS MALIKA SENJANI"
"Iyaa" rautnya bingung ketika seseorang mengenal namanya dengan fasih.
"Kagak inget gue?" Sandy dengan cepat membuka topi dan masker yang di pakainya. Seketika Laras kaget bahwa Barista itu adalah teman karib Bima.
"Ngapain disini?"
"Gue Barista paling ganteng disini. Eh gue sambil bikin matcha nya ya, lo berdiri dsitu aja atau bawa kusri gue mau nanya penting nih"
"Hhaha, ga sopan banget lo nyuruh customer nunggu berdiri" tangan Laras menarik kursi kosong yang ada di belakang nya.
"Iya, iya maaf. Soalnya gue excited banget udah berapa tahun lo pergi ngilang kek anak ilang ga ada kabar"
"Biasalah, san sibuk hhaha" tertawa khas Laras hingga matanya yang sedikit sipit itu menutup. "Kata siapa ga ada kabar, gue sering komunikasi kok sama Sasha. "
"Sasha doang yang lain kagak, eh satu kan ya" sandy menyodorkan matcha latte yang baru saja selesai di buatnya.
"Iya, ngomong-ngomong lo kerja disini sama siapa?"
"Gue disini cuma berdua, ini juga cafee baru jalan berapa bulan rintisan gue sama Bima"
"Bima!?" Untuk kedua kalinya Laras seperti dapat tamparan keras, hatinya bergemuruh detak jantungya tiba-tiba berubah menjadi sangat cepat, tatapannya seperti menerawang jauh pada 2 tahun yang lalu.
"Tuh kan sampe lupa gue ga ngasih tau astaga, sekarang juga Bima ada lagi ngambil kopi. Tunggu aja, gue jamin pasti dia seneng banget sumpah dia sampe sekarang masih mikirin lo ras, galau in lo"
"Emm berapa San, gue mau bayar"
"30 ribu ras diskon buat lo hhaha"
"San lo butuh berapa espresso nya, gue dah nemu nih" teriak suara yang tak asing di telinga Laras, menuju bar barista. Dan tiba-tiba Laras berdiri tergesa-gesa menjauhi bar.
"Ras, kemana ras."
"Gue... Pulang dulu san. Emm lo jangan kasih tahu dulu Bima ya kalo gue ada disini San, gue belum siap kalo Bima tahu. Gue mohon" langkah nya sudah berada di ambang pintu keluar.
"Oke, nanti gue minta kontak lu ke Sasha boleh ya Ras tenang Bima gue jagain" teriak Sandy.
"Ngapain teriak gitu ngomongin nama gue" langkahnya mendekat menuju meja Sandy lalu tatapannya menerawang gadis yang baru saja keluar, membuat Bima bingung sepertinya dia kenal perawakan gadis itu.
"Ras siapa?"
"Emm, La.... Lala Saraswati iya, temen SMP gue" cengir Sandy tangannya menggaruk kepala.
"Oh.... Tapi kayak ga asing ya, tapi muka nya engga jelas ketutupan masker"
"Sejak kapan lo, kenal temen SMP gue ngarang hhahaha"
"Hahaha mirip kali. Ya udah. oh iya bentar lagi kita tutup nih, gue juga mau buru-buru nganter Ibu" jelas Bima.
"Asiapp bosque" suara sandy menirukan salah satu youtuber ternama di Indonesia.

Mata Bima tertuju pada arloji di tangannya, waktu menunjukan pukul 16.00. Hari ini caffee tutup lebih awal karena ada jadwal mengantar Ibunya.
Layaknya anak laki-laki yang lain, kasih sayang, dan perhatian nya begitu besar kepada sang Ibu. Bima selalu berkata kepada kakak-kakaknya bahwa ia ingin merawat sang Ibu sampai kapanpun.

Bima Dan LarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang