10

32 3 0
                                    

"Bim.........
Maaf jika aku pernah berprasangka buruk terhadap kamu. Awal aku melihatmu, kamu seperti seorang yang cuek, tidak peduli, bersikap dingin, tertutup, dan lebih nyaman dengan buku yang selalu kamu genggam di banding berbicara dengan orang-orang di sekelilingmu. Aku kira kamu seorang laki-laki yang selalu bersikap dingin terhadap wanita, dan itu argumenku ketika melihatmu di kelas. Memang benar jika seseorang menilai sesuatu dari satu sisi, tanpa melihat satu dan lain hal semua itu tidak adil. Begitupun dengan aku yang hanya melihatmu satu sisi saat itu, tetapi dengan berjalannya waktu aku tahu tentang satu sisi lagi tentangmu. Kamu adalah  seorang yang tangguh, apa adanya, sangat menghargai seorang wanita, bijaksana, tidak banyak bicara, dewasa, tidak pernah berkata kasar, tidak seperti anak laki-laki di kelas, ataupun di sekolah, kamu sangatlah berbeda. Aku meminta maaf atas prasangka tidak baik ku terhadap kamu Bima. Aku belajar banyak hal dari kamu. Terimakasih sudah menjadi bagian dalam hari-hariku Bim, kamu tetaplah kamu yang aku kenal saat itu dan sampai saat ini."
    Begitulah isi surat yang di tulis oleh Laras, seolah prasangka tidak baik itu menjadi kesalahan terbesar dalam hidupnya. Hingga akhirnya Laras memilih untuk memulihkan kembali hatinya yang semakin hari perasaan itu hadir untuk sosok seorang Bima. Laras tidak siap untuk membuka hatinya, ia juga tahu bagaimana sikap Bima selama ini, dia tahu Bima juga seorang yang belum siap untuk jatuh cinta.

Bima Dan LarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang