"Laras lo gak bilang apa-apa ke Bima, kalo lo pindah ke Bandung" ucap Sasha seolah tidak ingin sahabatnya ini pergi membawa luka.
"Enggak Sha, makasih banyak lo udah nganterin gue sampe ke bandara" cetus Laras dingin.
"Tapi gue mau ngomong satu hal ke lo , sebelum pesawat bener-bener bawa lo terbang dan ninggalin kota ini. Bima waktu itu pernah nyamperin gue terus dia juga nanya tentang persahabatan gue sama lo, setelah itu dia bilang lo jangan benci sama dia. Dia bilang gue nyampein pesan dari dia ini di waktu yang tepat, dan mungkin ini sih waktu yang tepat menurut gue. Emang dia punya salah apa sih, sampe ngomong kek gitu. Lo cerita dong sama gue"
"Bima gak pernah berbuat salah sedikitpun sama gue, lo tahu kan Bima itu orang yang baik." Jelas Laras.
"Ya udah, gue gak bisa bantu apa-apa tentang ini. Yang jelas semoga lo di Bandung betah, dan pasti lo harus kesini kalo ada waktu" ucap Sasha.
"Sekali lagi makasih ya Sha, lo adalah bagian dari orang-orang yang sangat berarti dalam hidup gue. Lo sahabat yang selalu ada buat gue, lo harus tetep jadi diri lo apa adanya jangan berubah ya Sha."
Ternyata benar apa yang di katakan Sasha pesawat itu benar-benar sudah membawa Laras terbang dan pergi meninggalkan berjuta kenangan, dan harapan yang tentu hanya Laras yang tahu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bima Dan Laras
Non-Fiction"Gak kecewa itu ketika lo enggak menaruh ekspektasi atau harapan setinggi mungkin sama seseorang, tapi berjuang dengan maksimal adalah keharusan lo, dan kalaupun dia anggap lo gak berhasil ya udah lo gak usah kecewa, ga usah ribet." ..... .....