09

32 3 0
                                    

"Laras, laras, laras" teriak bima dengan berjalan tergesa-gesa, tidak peduli ramainya suasana di bandara.
Dari kejauhan ia seperti melihat seseorang yang mungkin baju itu pernah di pakai Laras.
"Laras" panggil Bima.
"Bima" jawab Sasha menoleh ke belakang.
"Sasha, Laras mana sha? Dia belun pergi kan?"
"Gue fikir lo gak bakal kesini Bim, Laras udah pergi beberapa menit lalu" jawab Sasha seadanya.
Jawaban sasha seolah seperti mematahkan semua hal yang ada di benak Bima. Hanya terdiam, menatap kosong, berharap ini bukan suatu kepahitan.
"Bim, ini... sebelum pergi tadi, Laras nitip surat ini ke gue buat lo."
Bima menerima surat itu dengan tanpa sepatah katapun, raut sedih, kecewa, semua seolah menyatu.
"Gue balik dulu bim, lo sabar ya. Dan gue harap lo baca ini di rumah."
"Iya, makasih banyak Sha"                  Sasha adalah orang sangat baik jika memberi saran, dia juga sedikit puitis dan tahu cara mengondisikan sesuatu. Seperti ia bilang ke Bima agar ia membaca surat dari Laras di rumah, ia tahu hati Bima sedang berkecambuk maka Sasha menyarankan untuk Bima membacanya di rumah, agar Bima dapat membaca surat itu dengan suasana hati yang sedikit pulih.

Bima Dan LarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang