02

42 3 0
                                    

Pagi ini tidak seperti biasanya anak-anak cowok di kelasnya bergumam dan membicarakan kabar yang katanya di kelas sebelah ada siswi baru pindahan dari Jakarta, tak sedikit yang bicara bahwa siswi baru itu cantik dan anggun.

"Bim" ucap seseorang menepuk pundak Bima tapi dia tahu siapa pemilik suara itu.

"Kantin yuk, Bim sekalian tengok-tengok kelas sebelah"

"Hmm, modus" satu kata itu dengan pribadi dingin seorang Bima, sekalipun kepada sahabatnya sendiri tapi tidak seirit bicara kepada orang lain.

"Ya, bukan modus njirr. Yoo ah lama lo" Sandy meninggalkan Bima duluan, di susul langkahnya oleh Bima menuju kantin.

Setelah selesai makan di kantin Bima dan Sandy kembali ke kelas, ketika Sandy yang begitu mengharapkan bertemu ataupun sekedar melihat anak baru yang katanya cantik dan anggun itu nihil, rasa penasaarannya terhadap anak baru itu sampai ketika mata pelajaran terakhir selesai tidak biasanya sandy tidak lngsung pulang, Bima pun yang masih melihat gerak-geriknya yang kini diam di depan pintu berharap anak baru itu lewat di depan kelas, hingga Bima menghampiri Sandy.

"Ngapain lo tumben belum balik, masih penasaran sama anak baru itu" nada dinginnya seperti biasa.

Sandy hanya menganggukan kepalanya, dengan raut muka kecewa, sampai akhirnya Sandy menerima telepon dari orang tuanya agar segera pulang karena ada urusan.

"Ya udah deh, gue pulang aja nih dah di telepon nyokap juga" ucap sandy melangkah meninggalkan Bima yang masih di ruangan kelas.

Kini hanya tinggalBima sendiri di ruangan kelas tersebut, ini sudah menjadi kebiasaannya daridulu, entah hanya sekedar untuk diam sebentar atau mengerjakan tugas yang bisadi kerjakan dengan cepat ia akan memanfaatkan waktunya. Setelah selesaimengerjakan tugas sekolah yang mudah Bima langsung membereskan tas dan pergimeninggalkan kelas menuju parkiran.

Bima Dan LarasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang