21

2.2K 326 31
                                    

Thanks buat yang udah baca, vote and komen
Semoga suka:)

Ada sedikit adegan sungjake di akhir ehehehe

Taehyun memutar bola matanya malas saat mendengar penjelasan dari soobin barusan, dia pikir cowok manis itu akan langsung membunuh daeho kemarin, tapi ternyata dia malah memanfaatkan daeho untuk kepentingan dirinya dan sepupunya.

Ah sunghoon ya, taehyun pernah dengar dari soobin jika sunghoon itu berbeda dengannya, jika soobin akan membunuh korbannya dengan cara yang keji, maka sunghoon lebih suka menghancurkan mental korbannya terlebih dahulu baru setelahnya ia akan menyingkirkan orang itu dengan bantuan soobin.

Sunghoon juga jarang membunuh, dirinya bukan psikopat seperti soobin, ia hanya akan membunuh jika memang di perlukan, bukan seperti soobin yang memang sangat suka membunuh seseorang.

Sebenarnya ada alasan kenapa soobin membunuh seseorang, itu karna soobin yang sangat suka menggambar dan menjadikan para korbannya sebagai kanvas hidupnya.

Bagi soobin lebih menyenangkan ketika dirinya menjadikan seseorang sebagai maha karyanya, karna itu akan bisa dilihat dan diingat oleh banyak orang.

Soobin tidak memiliki kepribadian ganda atau semacamnya, itu memang murni keinginannya sendiri. Karna dengan begitu soobin bisa mendapatkan kepuasan saat maha karyanya di lihat oleh banyak orang dan raut muka ketakutan mereka yang begitu menyenangkan bagi soobin, selain itu soobin juga dapat melihat warna yang menjadi favoritenya itu.

Sunghoon sendiri hanya akan membunuh saat ada yang mengusik dirinya, sangat berbeda dengan sepupunya itu, dan sunghoon juga lah yang sering memanfaatkan jasa dari soobin untuk menyingkirkan para hama yang mengganggu dirinya.

"Sampai kapan kamu akan memanfaatkannya?" Taehyun mengetuk-ngetuk jari telunjuknya di meja, menatap soobin didepannya dengan satu tangan yang menopang dagu.

"Sampai nanti saat dia sudah tidak berguna lagi"

Taehyun menganggukkan kepalanya, menatap sekitar yang terlihat ramai dengan anak sekolah yang tengah sibuk dengan urusan masing-masing.

Mereka sedang ada di kantin saat ini, tentunya dengan sunghoon yang sendari tadi menyimak percakapan keduanya, sedang yang lain tengah pergi memesan makanan.

"Lalu kamu akan membunuhnya?"

"Tentu saja, memangnya apalagi" soobin menatap malas taehyun yang bertanya pertanyaan yang sudah pasti jawabannya.

Sedang sunghoon yang menyimak sendari tadi hanya bisa menghela nafas, dua cowok manis ini apa tidak takut jika ada yang mendengar pembicaraan mereka?

"Jika ada yang mendengar ya tinggal bunuh saja, mudah bukan" ucap taehyun yang menjawab pertanyaan yang ada di pikiran sunghoon.

Sunghoon mendengus, dasar tidak ada rasa kemanusiaan, enak saja bilang tinggal bunuh saja, memangnya dia pikir bunuh orang itu gampang apa.

Dirinya saja harus memikirkan rencananya dulu jika ingin membunuh orang yang mengusiknya, bukannya langsung bunuh begitu saja.

"Jika kamu membuat rencana dan rencanamu diketahui oleh musuhmu, itu hanya akan menjadi boomerang bagimu sunghoon" taehyun menatap lurus sepasang mata tajam sunghoon tanpa mengindahkan teman-temannya yang lain yang mulai kembali duduk ditempat mereka masing-masing.

"Karna penghianatan dari orang terdekat itu lebih menyakitkan dari rasa sakit apapun" lanjut taehyun kemudian.

Sunghoon hanya diam, otaknya sedang mencerna semua yang dikatakan oleh taehyun, cowok itu punyak maksud tersembunyi yang tidak dimengerti olehnya.

Dan saat dirinya mengerti maksud dari perkataan taehyun, sebuah senyum tipis terpantri di bibirnya seraya melirik seseorang yang tengah meminum jus jeruknya dengan tenang.

'Sepertinya aku memang harus menghukummu'

***
Jake tidak ingat apa yang terjadi sebelumnya, semua begitu cepat terjadi hingga dirinya tidak sempat untuk melawan dan berakhir takluk di bawah kuasa seorang park sunghoon, pacarnya.

Ia memejamkan matanya erat, rasa sakit di bawah sana lebih menyakitkan dari pada pukulan dari bosnya.

Jake akui dirinya memang dikirim oleh seseorang yang merupakan musuh dari sunghoon untuk mengetahui semua rahasia cowok tampan itu, tapi disaat dirinya sudah mengetahui segalanya, ia malah bungkam dan menerima semua pukulan dari bosnya yang marah padanya karna dianggap tidak berhasil menjalankan misi.

Bahkan disaat bosnya itu mengirim seseorang untuk mendekati sunghoon yang statusnya adalah pacarnya, jake lah yang menyingkirkan orang itu agar tidak menyentuh sunghoon.

Dan ia tidak bodoh untuk tidak mengerti apa yang terjadi padanya.

Kedua tangannya mencengkram kuat seprai dibawahnya dengan tubuh yang terhentak-hentak seirama dengan gerakan pinggul sunghoon yang menghujam kasar lubang analnya.

Jake menggigit bibir bawahnya kuat, berusaha menahan rasa sakit di bawah sana, karna demi apapun! Lubang analnya masih kering dan sunghoon dengan seenak jidatnya menghentak masuk miliknya dengan kasar kedalam.

Ini adalah pengalaman pertamanya, dan pacarnya itu sukses membuat pengalaman pertamanya menjadi buruk.

Selama ini, jake tidak pernah melakukannya dengan siapapun, bahkan dengan sunghoon pun tidak. Cowok manis ini begitu menjaga dirinya hingga tidak ingin disentuh oleh pacarnya lebih dari sekedar ciuman atau pelukan, jake hanya tidak ingin masa depannya hancur hanya karna hal ini.

"H-hentikan..." jake menatap sunghoon di atasnya dengan tatapan memohon, air matanya sudah menggenang di pelupuk matanya mengingat pacarnya itu yang tidak memakai pengaman sama sekali.

Tapi sepertinya jake salah meminta sunghoon untuk menghentikan ini, karna yang terjadi justru sunghoon yang semakin bergerak cepat di bawah sana.

Jake menggeleng dengan tangan yang mencengkram kuat seprai saat sunghoon semakin menenggelamkan dirinya dan menekan kuat prostatnya di dalam sana.

"Kenapa? Bukankah kamu sudah mendapatkan apa yang kamu cari jake, jadi bukan masalah besar bukan jika aku mengambil bayaran atas apa yang kamu lakukan" sunghoon menatap jake yang memejamkan mata seraya berusaha menjauhkan tubuhnya dari dirinya.

Ia tersenyum kecil, semakin menekan dirinya dalam-dalam dengan tangan kanannya yang menjambak helaian halus pacar manisnya itu.

"Akh! Stophh anghh"

Ia bernafas lega saat sunghoon menjauhkan dirinya dari prostatnya, sedang sang empunya kembali bergerak di bawah sana dengan bibir yang memanggut bibir pacarnya itu.

Tiga hentakkan terakhir, sunghoon menenggelamkan dirinya dalam-dalam seraya menyemburkan spermanya di dalam sana.

Si tampan mendesah lega dan menatap jake yang tengah mengatur nafas di bawahnya dengan sepasang mata indahnya yang tertutup rapat dan mengalirkan air mata di sudut matanya.

Jake menangis tanpa suara, kedua tangannya bergerak menutupi mukanya dengan tubuh yang bergetar kecil.

Bermacam-macam pikiran buruk terbang dengan bebas di otaknya, bagaimana jika dirinya hamil nanti? Apa yang akan terjadi dengan keluarganya? Apa ia harus menggugurkan janinnya jika hal itu benar-benar terjadi.

Sunghoon menatap datar jake yang menangis tanpa suara, ia menggerakkan kembali miliknya yang masih berada di dalam jake, menyemburkan spermanya sebanyak mungkin hingga lubang anal pacarnya itu tidak bisa menampungnya.

Biarkan dirinya egois kali ini, walau keegoisannya akan menghancurkan orang yang dia cintai, setidaknya dengan begitu ia bisa membuat jake tetap berada di sisinya, karna sunghoon tidak akan pernah melepaskan jake sampai kapanpun, meski pacar manisnya itu sendirilah yang memintanya.

Tbc.

Mau bikin konflik tapi kek mana gitu

Jadi ya kayak gini aja dulu

Btw aku baru sadar kalau aku rajin banget up akhir-akhir ini ehehe


Sorry for typo

See you

Angel or Devil - Beomtae [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang