00

9.5K 722 36
                                    

Thanks buat udah baca
Semoga suka:)

Jangan lupa vote dan komen ya, karna buat cerita itu susah:)

***

Seorang cowok berjalan menelusuri koridor sekolahan, matanya menatap sekeliling yang terlihat sepi.

Tangan kanannya memainkan sebuah pisau lipat miliknya, menggoreskan pisau itu di dinding, menghasilkan goresan memanjang.

Cowok itu berhenti didepan sebuah kelas dengan pintu terbuka, kakinya melangkah masuk kedalam kelas yang sepi.

Matanya menatap sekeliling, mencari intensitas seseorang disana.

Senyum tipis terpantri di bibir plumnya, menyimpan pisau lipat miliknya kedalam saku celananya, cowok itu berjalan mendekat ke arah seorang cewek yang meringkuk ketakutan di sudut ruangan.

Cewek cantik itu-hyuna-menatap seorang cowok yang berdiri didepannya dengan raut wajah khawatir, dengan cepat berdiri dan memeluk cowok didepannya dengan tubuh bergetar.

Cowok itu memeluk tubuh bergetar hyuna, mengusap punggung hyuna mencoba menenangkan.

Ekspresi mukanya datar, berbanding terbalik ketika hyuna melihatnya, sorot matanya menunjukkan seberapa tidak sukanya dia dipeluk oleh cewek yang berstatus pacarnya ini.

"A-aku takut, a-ayo kembali ke asrama"

Hyuna melepaskan pelukannya, menatap pacarnya yang hanya tersenyum dan mengangguk mengiyakan.

Cowok itu menggenggam tangan hyuna, tersenyum menenangkan, kakinya hendak melangkah sebelum sebuah tarikan pelan membuatnya menoleh.

Dia menatap hyuna yang tersenyum manis, seolah-olah kejadian tadi tidak pernah terjadi.

'Ck, drama'

Hyuna mendekatkan tubuhnya ke tubuh pacarnya, memperkecil jarak di antara mereka.

"Terimakasih karna telah datang" hyuna mencium bibir pacarnya lembut, mengalunkan kedua tangannya dileher pacarnya dengan mata terpejam menikmati.

Cowok itu menatap hyuna datar, sudut bibirnya terangkat membentuk sebuah seringaian tipis.

Tubuhnya bergerak menghimpit hyuna ke dinding, mencium gadis itu agresif, membuat seolah-olah dirinya terpancing.

Tangan kirinya yang berada dipinggang hyuna, meremas pinggang ramping gadis itu sensual, dengan tangan kanannya yang masuk kedalam saku celananya mengambil sesuatu.

Hyuna menikmati semua yang dilakukan pacarnya, menikmati pacarnya yang begitu lihai dalam hal seperti ini.

Dia suka ketika pacarnya menjadi agresif seperti ini, itu membuatnya yakin jika pacarnya benar-benar menginginkannya.

Padahal...nyatanya tidak...

Cowok itu mengeluarkan pisau lipat miliknya, tangan kirinya masih sibuk meremas dua bongkahan padat dibawah sana.

Telinganya panas mendengar suara desahan hyuna, ingin rasanya dia merobek mulut hyuna yang mengeluarkan suara menjijikan itu.

Hyuna mendesah merasakan bokongnya yang diremas-remas oleh pacarnya, tangannya terulur menarik tengkuk pacarnya dan menyatukan kedua bibir mereka.

Cowok itu menatap hyuna yang terlihat menikmati permainannya, sepasang netra hitamnya menatap hyuna datar dengan tangan kanan yang mengarahkan pisau miliknya tepat diperut cewek itu.

Menekan pisau miliknya dalam, menciptakan luka yang cukup dalam diperut hyuna.

Hyuna membelalakan matanya begitu merasakan rasa sakit diperutnya, tubuhnya refleks mendorong tubuh pacarnya menjauh darinya, membuat dirinya terjatuh dengan darah yang merembes membasahi bajunya.

Matanya menatap horor pacarnya yang tersenyum puas melihat keadaannya, air matanya jatuh ketika cowok yang berstatus pacarnya itu memainkan pisau yang berlumuran darah ditangan kanannya.

"K-kenapa?"

"Karna memang aku ingin membunuhmu sejak awal, kamu itu menyebalkan dan juga bukankah kita impas? Aku mengizinkanmu menyentuh tubuhku dan memberikan kenikmatan padamu, jadi tugasmu sekarang adalah memberikanku kesenangan dengan mati perlahan, mengerti hyuna?"

Hyuna menggeleng, tidak! Dirinya tidak ingin mati ditangan pacarnya ini, walaupun hyuna sangat mencintai pacarnya ini, tapi tetap saja, hidupnya lebih penting saat ini.

Dia adalah seorang pewaris keluarga, jika dirinya mati maka siapa yang akan mewarisi kekayaan keluarganya? Dia tidak tidak sudi adiknya mendapatkan harga keluarganya.

Cowok itu maju mendekati hyuna yang terus memundurkan tubuhnya dengan tangan kanan yang berusaha menutupi lukanya, dia menyeringai, menatap hyuna yang begitu menyedihkan saat ini.

"Kamu takut sayang? Dimana hyuna yang aku kenal, cewek bar-bar yang gak takut sama siapapun? Apa dia sudah mati, digantikan oleh hyuna yang penakut ini?" Cowok itu berjongkoom dihadapan hyuna, menatap hyuna polos dengan sepasang mata bulatnya yang berkaca-kaca, seolah-olah dirinya akan menangis saat ini, padahal sebenarnya tidak.

"K-kumohon jangan, aku ini pacarmu hiks" hyuna terisak, masih tidak percaya dengan pacarnya yang tega melakukan ini padanya.

Cowok itu berdecak kesal, menarik hyuna hingga cewek itu tergeletak dibawah kungkungannya, tangan kirinya membelai wajah hyuna dengan pisau miliknya, membawa pisau itu kearah bibir cewek berstatus pacarnya ini.

Dia mendekatkan mukanya kearah hyuna yang menatap dirinya takut, mengikis jarak diantara mereka dan menyatuhkan kedua bibir itu.

Cowok itu melumat bibir atas dan bawah hyuna bergantian, menikmati rasa manis yang ada disana, mengabaikan tangisan sang empunya.

Hyuna menangis, dia binggung harus bagaimana, disatu sisi dirinya ingin memberontak dan melarikan diri dari sini, tapi disisi lain, dirinya ingin menikmati ciuman yang dimulai pacarnya ini.

Selama mereka berpacaran, pacarnya ini tidak pernah sekalipun mencium dirinya duluan, selalu hyuna yang memulai dan selalu berakhir dengan dirinya yang mendesah nikmat dengan perminan pacarnya ini.

Cowok itu melepaskan ciumannya, memilih beranjak dari atas tubuh hyuna dan berjongkook disebelahnya.

Matanya menatap hyuna yang masih menangis dengan sepasang mata indahnya yang menatap sendu dirinya, entah kenapa, ada rasa ragu dalam hatinya.

Cowok itu menggeleng, memilih membenamkan pisau miliknya diluka yang diberikannya diperut hyuna, matanya menatap hyuna yang berteriak sakit.

Senyum tulus terukir dibibir plumnya, memilih menarik pisau miliknya dari perut hingga kebawah dagu, menciptakan luka memanjang yang cukup dalam.

Cowok itu menatap hyuna yang berteriak sambil menatap matanya sendu, mengucapkan sesuatu sebelum kedua mata indahnya tertutup untuk selamanya.

"A-aku mencintaimu"

Tbc.

Book baru lagi, astaga

Hey hey selamat datang di book baruku, ini tentang beomtae ya guys, jangan salah sangka.


Sorry for typo

See you~

Angel or Devil - Beomtae [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang