32

1.3K 204 11
                                    

Thanks buat yang udah baca
Semoga suka:)


Ketika mereka sampai di bandara, hari sudah menjelang malam dengan area bandara yang masih tetap ramai meski tidak seramai pagi hari.

Setidaknya masih ada banyak orang yang berlalu-lalang dengan tujuan masing-masing, tanpa mengindahkan sekelompok besar remaja tanggung yang berkerumul di pinggir.

Sudah seperti anak ayam yang mengerubungi induknya saja.

Beomgyu meranggul leher taehyun di sampingnya yang tampak bosan sembari mendengar guru yang tengah membagi anak-anak yang akan naik bus 1, 2, 3 dan seterusnya.

Anak sekolah mereka banyak ngomong-ngomong. Ini saja di bagi menjadi dua gelombang, dimana gelombang satu berangkat hari ini, sedang gelombang kedua, berangkat besok.

Itu agar para guru tidak pusing ataupun panik ketika jumlah anak mereka kurang satu atau pun dua. Entah itu tersesat, terselip atau pun sengaja melarikan diri.

Akan merepotkan jika 35 guru mengurusi ratusan siswanya, yang mungkin saja tersebar seperti halnya gula yang terhambur dari plastiknya.

"Kapan guru itu akan berhenti mengoceh, kakiku sudah lelah terlalu lama berdiri"

Taehyun berucap jengkel, menatap malas seorang guru yang kini terdiam sembari menatap dirinya.

"Kami membutuhkan arahan anda, bukannya menonton anda menjadi patung tidak berguna disini. Membuang-buang waktu"

Jake berucap sarkas, mengabaikan tatapan anak kelas yang menatap dirinya terkejut.

Tumben sekali kulkas 6 pintu itu mau membuka mulut untuk hal-hal sepeleh seperti ini. Biasanya satu huruf saja yang keluar dari mulutnya, terasa begitu mahal.

"Mulutmu semakin pedas saja. Apa sunghoon terlalu sering menciummu, hingga setiap kata yang keluar dari mulutmu hanya inti sarinya saja"

Soobin menyindir halus, masih memiliki akal untuk tidak memancing si mulut pedas beraksi. Ia bisa sakit hati nanti.

"Jika iya, apa itu membuatmu terganggu, tuan mudah choi soobin yang terhormat?"

"Ck, sialan"

Jake memutar bola matanya malas, melirik sekilas taehyun yang tengah memeluk beomgyu dengan tatapan mengejek yang ia tujukan pada aeri, yang terlihat kesal itu.

Oh, lihatlah bagaimana tuan muda kang itu membuat lawannya kesal setengah mati. Terlihat sekali jika ia sedang mengejek aeri yang tidak bisa melakukan apa yang ia lakukan pada beomgyu.

Sedang beomgyu sendiri, tidak merasakan keberapa akan apa yang dilakukan oleh taehyun. Dirinya justru senang karna taehyun yang begitu lengket padanya seperti maknet.

"Kalian membuatnya terkena mental astaga"

Yeonjun menepuk keningnya pusing, anak kelas dan kekasihnya itu malah membuat guru mereka tidak bisa berkata lagi seperti itu.

Jujur, yeonjun merasa sedikit kasihan walau tidak menampik jika dirinya merasa terhibur dengan apa yang terjadi.

Kapan lagi melihat guru galak mereka itu terdiam seperti itu? Jarang-jangan bukan, si murid kesayangan mengigit gurunya sendiri.

"Sudahlah, intinya kita akan ke hotel yang berada di pusat kota bukan?"

Salah satu anak kelas menengahi, tidak ingin memperpanjang pembicaraan yang hanya akan membuat mereka semakin lama berdiri disini.

Mereka ingin segara bertemu dengan ranjang dan mengistirahatkan tubuh lelah mereka setelah melakukan perjalan panjang.

Butuh waktu sekitar 12 jam 48 menit dari korea ke paris, cukup untuk membuat pinggang dan kaki sakit karna terlalu lama duduk.

Angel or Devil - Beomtae [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang