satu fakta

152 47 3
                                    

"Kau mendengarkan musik?" Tanya Mark.

"Hm," Jeno membalasnya dengan deheman serta tangannya yang sibuk mengotak atik ponselnya, mencari lagu untuk didengarkan.

"Kenapa harus memakai earphone, dengarkan saja bersama," ucap Mark sambil menyilang kan kakinya.

"Kau bercanda apa bagaimana? di atas ada mayat dan aku tak ingin membuatnya terganggu, bisa-bisa dia memiliki dendam padaku, kan menjadi repot nanti." Jawab Jeno yang masih fokus pada ponselnya.

Tak ada respon apapun dari Mark setelah itu. Suasana kembali menjadi sunyi.

Mark pun hanya menatap langit langit ruang tamu sembari menyandarkan tubuhnya pada sofa. Cukup lama hingga akhirnya Jeno merasa bosan sendiri sejak tadi hanya memainkan ponsel miliknya. Jeno pun memasukkan ponselnya ke saku celana jeans nya .

"Ah bosan sekali, kenapa kau melarang ku ikut dengan mereka tadi, bodoh juga aku menuruti permintaanmu tadi." Jeno kesal sendiri diakhir kalimat.

"Karena aku masih menyayangimu Jeno lee," jawab Mark santai dan kini mulai memejamkan matanya.

Jeno terkekeh geli mendengarnya. "Apa maksudmu?" Lalu Jeno menghentikan kekehannya dan melanjutkan pembicaraannya. "Aku kira kau membenciku, sebab setiap kali ada acara keluarga kau selalu mengacuhkan ku, berbanding terbalik saat bersama teman-teman."  Jeno sedikit kebingungan.

"Aku tak membencimu, yang aku benci itu presedir perusahaan KingsLee," ucap Mark enteng tapi mampu mengejutkan Jeno. 

"Presedir KingsLee!? Paman Taeyong? ayahmu sendiri!?"

Mendengar ucapan Jeno, Mark hanya tersenyum miring. 

"Ayahku ya?" Jeno hanya diam dengan ekspresi terkejutnya. "Ah ngomong-ngomong kau beruntung sekali bisa mendapatkan keluarga yang sayang kepadamu, aku iri." Lanjut Mark.

"Kenapa iri? bukannya keluargamu juga begitu, terlihat sekali saat acara keluarga." 

"Iya saat acara keluarga memang seperti itu, kau belum tahu saja yang di rumah. Mereka menggunakan cara mereka sendiri."

"Apa?"

"Jeno, sebenarnya aku tidak suka melihat anak yang memiliki keluarga bahagia." Jeno membelalakkan matanya, ia terkejut. "Mark lee, apa yang kau bicarakan!?"

 Mark tak menggubris omongan Jeno dan tetap melanjutkan penjelasannya yang terpotong. 

"Dan jika aku menemukan yang seperti itu, maka aku akan menyingkirkan nya. Crackk, mati." 

Jeno tak habis pikir dengan perkataan sepupunya itu, ia berdiri dari duduknya dan menatap tajam Mark yang masih duduk dibawahnya. "Kau gila!"

Mark membuka matanya dan menatap Jeno yang sudah berdiri didepannya sambil tersenyum tipis.

"Iya aku gila. Oh iya, apa kau ingin contoh anak yang memiliki keluarga bahagia?" Tak ada jawaban dari Jeno. "Ya kalian semua yang menginap di villa ini," lanjutnya. Lalu Mark berdiri dari duduknya, dan maju satu langkah lebih mendekat pada Jeno. 

"Lalu apa kau mau tau contoh seseorang yang telah aku singkirkan?" Masih sama seperti tadi, Jeno tetap diam.

Mark terus melangkahkan kakinya, hingga benar benar berhadapan dengan Jeno. Ia menempatkan posisi mulutnya di samping telinga Jeno dan membisikkan sebuah fakta. "Jisung park." 

Gotcha! Kini Jeno mendapatkan suatu fakta yang tak pernah ia sangka, Jeno membelalakkan matanya dan mundur beberapa langkah ke belakang, ia menatap sepupunya tak percaya, lalu setelah itu lari keluar dari villa itu, meninggalkan kan Mark sendirian.

Dan Mark? dia hanya tertawa dan kembali mendudukkan tubuhnya di sofa dan memejamkan matanya. Persetan dengan mayat Jisung di kamar atas, ia sebenarnya tak peduli juga dengan keberadaannya.







hai haii, apakabarrr happy satnight semua!!

aku sebenernya pgn update kemaren buat special gift gitu update hari Jum'at, aku udah nulis judulnya jg, tpi ternyata diluar ekspektasi, ternyata aku kecanduan streaming sticker punya nct 127, jdi yaa udh ngantuk baru inget haduhh gajadi dpt special gift deh, kapan kapan deh yaaa, so hope you enjoy guys!!

Inseventh killer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang