jalan jalan pagi

176 50 0
                                    

Hari kedua di villa inseventh, pagi sudah mulai menyapa bumi, matahari pun sudah memunculkan diri sepenuhnya. Haechan dan Jisung kini sudah berada di ladang bunga kemarin lagi. Entah mengapa menurut mereka pemandangan di sana teramat cantik, terlebih lagi di pagi hari ini.


"Kalian berdua sudah disini rupanya kupikir kalian belum bangun." Sapaan pertama Jeno pertama kali saat melihat haechan dan jisung yang tengah duduk santai di bebatuan yang ada disana.

Jeno Jaemin dan Renjun sendiri tengah dalam perjalanan pulang dari berjalan jalan paginya. Mereka berjalan melewati ladang, dan disitu mereka menjumpai Haechan dan Jisung.

Haechan menoleh ke sumber suara dan melihat Renjun, Jeno dengan tudung hoodie yang menutupi wajahnya dan Jaemin dengan kameranya yang terkalung di lehernya, tengah berdiri dibelakang sana. "Oh! Kita juga baru saja sampai, kalian bertiga darimana?" Renjun menghampiri tempat dimana Haechan dan Jisung duduk. Jaemin menyusul dibelakang Renjun dan memilih tempat untuk menggambil gambar.

"Hanya berkeliling, terlalu disayangkan jika melewati pagi disini sepertinya." Jawab Jeno sambil melonggarkan kerutan tudung hoodie yang ia pakai, lalu menyusul yang lainnya. "Lihat itu Jaemin, sudah berapa gambar yang dia ambil pagi ini." Lanjut Jeno yang diakhiri dengan decakan dan gelengan kepalanya.

"Aku akan disini, kalian jika ingin kembali ke villa, kembalilah." Ucap Renjun sembari mendudukkan dirinya di samping Haechan. Jeno yang mendengar itu hanya mengangguk angguk, lalu menolehkan kepalanya pada Jaemin di depan sana. "Hey Jaemin ayo kembali, ini gerah sekali aku ingin segera mandi. Sudahlah kau bisa memotretnya besok lagi." Jeno sedikit berteriak dan itu berhasil mengalihkan atensi Jaemin.

"Baiklah ayo. Oh ya Renjun hati hati." Ucap Jaemin sambil merangkul pundak Jeno. "Kau yang seharusnya hati hati bodoh, kau kan berjalan, jaga jaga saja jika kau tersandung semut." Jawab haechan. "Kau yang lebih bodoh." Jisung menepuk pundak Haechan sambil terkekeh. Semuanya ikut terkekeh mendengar celetukan Jisung baru saja.

"Yasudah, kita pergi dulu, sampai jumpa." Ucap Jeno yang sudah berjalan meninggalkan Haechan, Renjun, dan Jisung di ladang. 

Setelah Jeno dan Jaemin pergi, suasana menjadi tenang, hanya ada alunan musik always, i'll care - jeremy zucker dari ponsel Jisung. Renjun pun meraih saku celananya dan mengambil ponselnya. "Jisung kemari, tolong fotokan aku." Ucap Renjun sambil menyodorkan ponselnya pada Jisung, setelah Jisung meraih ponsel itu Renjun segera berlari ke depan sana membelakangi pemandangan. Jisung menyusul Renjun dan bersiap pada posisinya.

Setelahnya suara tangkapan gambar terdengar dari ponsel Renjun. Melihat Renjun yanng bergaya di depan sana membuat Haechan tertarik, ia menyunggingkan senyumnya lalu berdiri menyusul Jisung dan Renjun di depan sana. "Jisung foto aku sekalian." Ucap Haechan yang sudah berdiri di samping Renjun. Jisung lebih melebarkan senyumnya melihat Haechan dan Renjun didepannya. 

"Oke, satu, dua..."  

   cekrek.

"Wah indah sekali." Ucap Renjun yang tangah mengamati hasil potretan tadi di ponselnya, senyumnya terangkat begitu melihatnya.

"Ini momen yang paling indah di hidupku." Ucap Haechan tiba tiba, tapi setelah itu mendapat anggukan setuju dari Jisung. "Aku tak ingin pergi dari sini saja rasanya."

Renjun mendongakkan kepalanya lalu menatap Haechan dan Jisung bergantian, kalimat yang mereka ucapkan cukup sensitif di telinga Renjun. "Huh?!"



>>>







"Oh, kalian habis dari luar?" Sapaan pertama Chenle yang melihat Jeno dan Jaemin yang baru saja menginjakkan kakinya di ruang tengah.

Jeno dan Jaemin sudah sampai villa lalu pemandangan yang pertama kali mereka lihat saat memasuki pintu adalah Chenle yang sedang berbaring di sofa sambil menonton film animasi di televisi, serta ditemani bungkus bungkus jajan yang berserakan. Jaemin hanya memutar bola matanya malas dan berjalan menuju tangga untuk ke lantai dua. "Sudahlah aku mau mandi." Jaemin yang sedang berjalan menuju tangga mendadak berhenti di tengah jalan lalu bertanya kepada Chenle. "Kau sudah makan?" Jaemin menoleh pada Chenle. Dan hanya dijawab gelengan kepala.

Jaemin mengerutkan dahinya, dan memasang ekspresi untuk mengomel. "Kenapa tidak memasak?! Kupikir kau sudah memasak sehingga aku tak perlu lagi repot repot memasak sarapan." Omel Jaemin. "Ya kau pikir saja Jaem, diantara kita bertujuh hanya masakan mu dan Renjun yang bisa dimakan." Jawab Chenle jengah lalu kembali memasukan keripik kentang ke mulutnya.

Jeno terkekeh geli melihat respon Jaemin yang hanya menghela nafas pasrah dan kembali berjalan menuju kamarnya. Sebelum Jeno pergi ke kamarnya ia menoleh kesana kemari mencari seseorang namun nihil, Jeno tak menemukan yang ia cari. Lalu atensinya beralih pada Chenle. "Hey chenle, apakah Mark masih tidur?" Pertanyaan Jeno hanya mendapat anggukan dari Chenle. "Oke, aku ke kamar dulu" Jeno pun pergi meninggalkan Chenle.

Sebelum ke kamarnya, Jeno menghampiri kamar Mark yang ada di sebelah ruang tamu itu. Kebetulan sekali pintunya tak dikunci oleh Mark. Jeno membuka pintunya perlahan lalu menyembulkan kepalanya di sela pintu. Melihat sosok Mark yang masih dengan piyama nya dan memeluk guling dengan pulas, Jeno semakin tidak tega jika harus membangunkannya. "Semelelahkan itu posisi mu Mark? Istirahat yang cukup, KingsLee membutuhkan banyak energimu." Lalu ia menutup kembali pintu itu dan segera menuju kamarnya dan bersiap mandi.



Inseventh killer ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang