Part 17 : Fated Night

1.6K 291 31
                                    


Sesaat dalam kehidupan ini terkadang cuma selangkah dari tragedi
Tanpa tahu kemana setiap tikungan membawamu
Dalam sekejap kita mungkin mati

~°~°~°~

Dalam kehidupan masa lalunya, Ah Xu adalah seorang pejuang pemberani yang membunuh tanpa berkedip. Rohnya berkeliaran dan tersesat setelah dia mati. 

Berkelana sepanjang waktu, mengejar,berlari, dengan kecepatan suara, terus berlari menuju entah kemana, sampai berpuluh-puluh tahun kemudian dia ditakdirkan bertemu setan gerbang Suzaku yang menangkap dan memerangkapnya ke dalam raga yang ia klaim sebagai mahakarya terindah.

Pada saat itu, roh Ah Xu menyetujui dan mengangguk tanpa bertanya lebih jauh. Dia meminta di kehidupan selanjutnya tidak menjadi seorang pembunuh, hanya menjadi orang biasa.

Ah Xu tidak ingin menodai tangannya lagi dengan darah siapa pun.

Itu dulu, harapan dan keinginannya sebelum ia terperangkap dalam tubuh ini.

Sebelum ia berjumpa dengan Wen Kexing, dan jatuh cinta padanya.

Ah Xu terjaga dari tidurnya dengan perasaan cemas.

Angin berdesau memukul atap dan jendela. Dia tersentak bangun, kemudian menyadari bahwa dia sendirian di dalam kamarnya.

"Lao Wen!"

Ah Xu turun dari tempat tidur, dia menyeret langkah menuju bagian depan paviliun.

Ada kesunyian yang mengerikan. Dia menyerbu keluar karena tak menemukan Wen Kexing di mana pun.

"Lao Wen!"

Serangga malam samar-samar berdengung menyambut panggilannya.

Ah Xu memutar pandang ke sekeliling rumah.

Halaman rumah Cao Wening sepi. Tak ada siapapun di sana.

Bukankah seharusnya Lao Wen bertugas jaga malam?

Ah Xu berjalan memasuki pelataran halaman. Matanya seketika terpaku pada jejak-jejak perkelahian di dekat pagar.

Pagar itu mengayun, melahirkan suara gemeretak sementara ada beberapa kerusakan dan rumput yang terinjak-injak kasar.

Ah Xu merasa darahnya berdesir semakin cepat. Wajahnya diselimuti jejak ketakutan dan kecemasan.

Apakah para penjudi yang mengejar Wen Kexing telah sampai kemari??

Sesaat Ah Xu tidak tahu apa yang harus dilakukan. Dia juga tidak tahu kemana mereka membawa Wen Kexing pergi. Tetapi berdiam diri juga hanya akan memperburuk keadaan.

Perlahan, perasaan pahit berubah menjadi menyakitkan, sampai akhirnya menjadi kobaran api yang mengamuk, melahap hati dan jiwa murninya.

Baiklah! Aku harus mencari Lao Wen!

Ah Xu mencari-cari sesuatu untuk ia bawa sebagai senjata.

Tatapannya mendarat pada keranjang rotan milik si kakek tukang kebun. Sebilah parang tergeletak di sampingnya.

Benda itu juga lumayan..

Dia menyambar parang, kemudian melesat melewati pagar.

Ah Xu terus berjalan menembus kegelapan, bergantung pada cahaya rembulan yang menyeret dirinya dari balik awan hitam. Dia menyusuri satu jalan setapak yang membimbingnya menembus kebun bambu.

Dia samar-samar teringat malam saat mereka melarikan diri dari desa Suzaku, Wen Kexing mengambil jalan ini sebagai jalan pintas.

Setelah menempuh jarak entah seberapa jauhnya, Ah Xu mendengar lamat-lamat suara perkelahian dan umpatan-umpatan kasar.

The Bride At Suzaku Gate (Word of Honor) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang