Part 10 : Escape (1)

1.7K 323 24
                                    

Aku harus menyelamatkan Ah Xu

Aku harus pergi dari sini

Sejauh mungkin

Tapi kemana???

~¤~¤~¤~

Cahaya lentera yang lembut berwarna samar dan kilau redupnya merembes keluar dari jendela rumah Wen Kexing saat pemuda itu tiba dengan langkah berderap di halaman.

Seperti biasa, Ah Xu belum tidur.
Wen Kexing membuka pintu dengan keras, suaranya bergema panik.

"Ah Xu!"

Pemuda cantik itu tengah duduk terkantuk-kantuk di ruang tengah, segera membuka mata lebar-lebar dan terkesiap melihat ekspresi Wen Kexing yang seperti habis dikejar setan.

"Bereskan barang-barang! Kita harus segera pergi dari rumah ini!"
Wen Kexing terengah, melesat ke dalam kamarnya, membungkus beberapa baju dalam tas rajut yang dahulu biasa digunakan ibunya jika bepergian.

"Ada apa Lao Wen?" Ah Xu masih belum menangkap apa yang terjadi.

"Bicaranya nanti saja! Cukup membawa pakaian dan uang. Eh, apa kita masih punya uang?" Wen Kexing bingung sendiri.

Tina-tiba dia teringat sesuatu. Dia melesat keluar kamar, menendang sebuah guci tua di sudut ruangan kosong yang berdekatan dengan gudang.

Dari dalam guci berdebu itu berhamburan beberapa keping perak.

"Ada gunanya aku menyimpan uang sembarangan saat masih kaya dulu," gumamnya, menyeringai.

Ah Xu berdiri bingung, tangannya menggenggam erat tas berisi beberapa helai pakaian, menahan nafasnya dalam satu pemikiran yang dalam, menduga-duga hal buruk apa yang telah menimpa pemuda tampan itu.

"Kemana kita akan pergi?" tanyanya lugu.

Selesai dengan kantung uang, Wen Kexing menggenggam erat tangan Ah Xu.

"Kita akan pergi sejauh mungkin, ayo! Sebelum mereka menemukan kita."

Dia menarik tangan Ah Xu. Keduanya berlari melintasi halaman, tersaruk-saruk menembus kebun di bawah gelapnya langit malam.

Wen Kexing sengaja mengambil rute yang sulit, memutari kebun bambu, melintasi ladang kosong beraroma gosong sisa pembakaran huma, menghindari rumah-rumah penduduk, dan menjadikan sinar bulan yang lemah sebagai pemandunya.

Dia memasang telinga baik-baik, khawatir ada derap langkah orang-orang murka mengejarnya.

Tetapi setelah beberapa ratus meter, dia tidak mendengar suara orang mengejar.

"Lao Wen, berhenti dulu. Aku Lelah.." keluh Ah Xu.

Tangan dingin pemuda itu terasa lengket di telapak Wen Kexing. Ah xu mengeluarkan banyak keringat dingin.

Wen Kexing juga lelah, jadi dia berhenti. Dia menepuk-nepuk lembut punggung Ah Xu sementara ia sibuk mengatur nafas.

"Untunglah mereka tidak mengejarku," gumam Wen Kexing di sela nafas menderu.

Ah Xu menatap dengan sorot mata penuh tanya.

Beberapa puluh meter di hadapan mereka, gerbang desa Suzaku berdiri menyeramkan di kegelapan.

Wen kexing mengawasi gerbang itu, diam-diam melirik Ah Xu. Tapi pemuda cantik itu tengah menatap ke langit barat yang lebih hitam dari sebelumnya. Lalu ada aliran asap hitam yang bergerak.

"Lao Wen, lihat!" dia menunjuk ke arah asap hitam.

We Kexing seketika memucat, menggertakkan rahang menahan geram.

The Bride At Suzaku Gate (Word of Honor) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang