Prolog

9.3K 347 48
                                    

"Kamu melakukannya dengan sangat baik sayang. Gomawo sudah melahirkan anak kita dengan selamat,"

Limario Manoban. Baru saja menemani sang istri Jennie Manoban melahirkan anak pertama mereka. Sembilan bulan Jennie mengandung buah hati dan banyak sekali rintangan yang membuat Lim sendiri lelah. Saat masa kehamilan, Jennie selalu meminta hal yang tidak masuk akal. Dari meminta semua iklan yang mereka tonton. Meminta makanan atau minuman yang sangat tidak boleh untuk Jennie minta.

Bayangkan seorang ibu hamil meminta beer dengan kadar yang tinggi. Itu sangat sulit untuk Lim penuhi. Jika Jennie sedang hamil saja Lim tidak akan membolehkan Jennie minum. Apalagi Jennie yang tengah hamil waktu itu?

Alhasil Jennie marah dan menyuruh Lim untuk tidur di luar. Menurut Lim itu lebih baik daripada Jennie harus meminum minuman alkohol itu apalagi dengan kadar yang tinggi.

...

Setelah proses persalinan. Jennie langsung lemas tak berdaya di ranjang. Nafasnya tersengal-sengal namun Jennie masih dengan kesadarannya. Dia ingin melihat anaknya.

Tak lama dari itu. Seorang perawat datang membawa bayi kecil di gendongannya masuk kedalam ruang rawat Jennie.

"Permisi nyonya dan tuan manoban. Ini anak anda sudah saya bersihkan. Anak tuan dan nyonya laki-laki. Chukkae," perawat itu perlahan meletakkan bayi tampan di samping Jennie

"Lihatlah sayang. Dia sangat mirip denganku. Benihku sangat berkembang dengan baik. Tidak kalah tampan dia dengan appanya," ucap Lim percaya diri dan bangga

Jennie membulatkan mata lemahnya terkejut. Perkataan suaminya ini sangat vulgar. Jennie sangat malu sekarang, apalagi perawat tadi masih berada disini. Bertambah malu lagi Jennie sekarang.

"Hubby jangan berkata seperti itu. Kamu membuatku malu. Lihatlah masih ada perawat disini," bisik Jennie malu-malu mencubit pelan perut suaminya

Lim terkekeh kecil "Arraseo mianhae. Aku tidak akan berkata seperti tadi lagi. Tapi aku tetap bangga pada benihku,"

"Hubby!," Lim tertawa melihat wajah merah istrinya. Perawat yang masih disana memperhatikan lekat wajah tampan Lim yang masih tertawa. Hanya dengan ketawa Lim begitu terlihat tampan.

Jennie mengalihkan pandangan untuk menyembunyikan wajah merahnya. Namun tak sengaja tatapan Jennie berhenti ketika menatap perawat yang hanya berdiam disana tapi pandangannya memandang suaminya yang masih mempertahankan gelak tawanya.

Jennie menggeram kesal. Baru saja dia melahirkan tapi sudah ada orang yang kembali membuatnya marah karena pesona suaminya. Inikah resiko mempunyai suami yang tampan?

Ekhemm

Perawat itu langsung tersadar saat Jennie tiba-tiba berdehem. Membuatnya langsung membuang arah takut ketahuan tengah memperhatikan suami orang.

"Hem bisakah anda keluar? Saya ingin bicara dengan suami saya," Jennie mencoba untuk bersikap ramah walaupun dalam hati ingin sekali memaki wanita yang sepertinya hanya berbeda 2 atau 3 tahun seperti biasanya.

"Baik nyonya. Saya permisi tuan, nyoya. Sekali lagi selamat atas anak pertama kalian," perawat itu membungkuk hormat sambil tersenyum yang hanya mengarah pada Lim membuat Jennie semakin marah.

Baby J || Jenlim SEASON 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang