•30•

1.7K 177 16
                                    

"Dia sudah berapa bulan?,"

Jennie tersenyum pada Deb yang tengah menggendong Taeho. Tapi entah kenapa perasaannya sedari tadi melayang memikirkan suaminya. Ia merasa ada yang salah dengan Lim.

Karena dia tidak pernah mendapati sang suami ketus pada temannya. Mungkin Lim memang asing terhadap orang lain apalagi dengan orang yang tidak dikenalnya, tapi perilaku Limario sangat menunjukkan bahwa pria itu tidak menyukai temannya, Deb.

Iya, tadi saat Limario akan bekerja Deb datang secara kebetulan. Dua orang itu Jennie rasa saling bertatapan secara intens tanpa beralih. Tapi bukan rasa cemburu yang datang melainkan rasa penasaran yang Jennie rasakan.

Apa yang membuat Limario sebegitu intens menatap Deb dan apa maksud Deb membalas tatapan suaminya tak kalah intens? Seakan tengah mengirim sinyal lewat tatapan mereka.

Akibat melamun dan tak menjawab pertanyaan Deb, Deb mengalihkan pandangannya dari Taeho ke Jennie dan menemukan wanita itu tengah terdiam.

"Jennie aku bertanya padamu,"

Jennie tersentak menatap Deb terkejut lalu segera merubah ekspresinya "Ah, maaf. Kau bertanya apa tadi?,"

Deb mengernyit "Ada apa denganmu? Sesuatu mengganggu pikiranmu?," Jennie menggeleng memijit pelipisnya.

"Tidak, tidak. Aku baik-baik saja, hanya sedikit kurang enak badan,"

"Astaga! Kenapa kau baru mengatakannya? Apa kau baik-baik saja?," Panik Deb dan tanpa sengaja hampir menjatuhkan Taeho jika Jennie tidak segera menahannya.

"Deb! Kau hampir menjatuhkan anakku,"

Sungguh, itu sangat membuat jantung Jennie seperti habis maraton. Jantungnya berdetak kencang ketika baru saja putranya hampir mencium lantai jika ia tak segera menahannya.

"Sorry. Aku hanya terlalu khawatir padamu, aku lupa jika aku masih menggendong Taeho," Jennie mengernyit tak mengerti dengan alasan temannya itu lantas ia segera mengambil Taeho dari Deb.

"Maafkan eomma sayang," Kata Jennie seraya mengelus kepala Taeho dengan sayang dan mengecupnya.

Deb melihat interaksi itu hanya terdiam. Tatapannya sedari tadi tak teralihkan dari menatap Jennie. Wanita itu sungguh penyayang, Deb mengaguminya.

Entah disadari Deb atau tidak, tapi Jennie mengetahui bahwa Deb terus menatapnya. Dan baru kali ini Jennie merasa risih di tatap oleh temannya, padahal ia sudah lama berteman dengan Deb.

Lebih lama pertemanannya dengan Deb daripada dengan Irene, Chaeyoung, Krystal. Tatapan itu serasa beda dan Jennie sungguh tidak nyaman.

Jennie sengaja berdehem untuk menyadarkan Deb "Ekhem, jadi ada apa kau datang kesini?,"

"Tidak ada, hanya ingin bermain. Why? Kau tidak suka aku datang?," Jennie menggeleng.

"Tidak, aku hanya bertanya. Jangan terlalu serius,"

Tak ada obrolan lagi sampai suara dering ponsel mengalihkan atensi mereka pada ponsel Jennie yang berdering.

Jennie mengambilnya dan melirik Deb sekilas "Sebentar, aku angkat telepon dulu," Deb mengangguk lalu mengambil minuman diatas meja.

"Nde oppa?,"

"Ani, dia sudah pergi ke kantor. Wae?," Jawab Jennie saat Jongin menanyakan Limario.

"Aku? aku seperti biasa selalu di rumah bersama anakku. Tapi sekarang aku sedang kedatangan tamu,"

"Hem, temanku. Temanku dari New Zealand datang berkunjung,"

Baby J || Jenlim SEASON 2 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang