Roda berputar sangat cepat. Banyak yang terjadi di hari lalu dari mulai kebahagiaan dan juga kesedihan. 2 minggu terakhir ini dengan puji tuhan Irene dan Rose telah berhasil melahirkan anak mereka yang mereka jaga sepenuh hati dan sepenuh sayang selama 9 bulan.
Banyak air mata kebahagiaan yang tumpah mendengar kabar bahagia itu. Terkhususnya keluarga terdekat mereka dan tentu kedua suami perempuan tangguh itu.
Selain kebahagiaan tentu adapula kesedihan. Melewati selama tiga bulan lamanya dengan seorang diri adalah hal yang paling menyesakkan juga penyiksaan untuk dirinya.
Jennie, salah satu perempuan yang dikenal banyak orang akan paras cantik, keramahan dan juga sikap baiknya nyatanya selama ini dia tidak begitu betul-betul merasa bahagia.
Tentu dia bahagia setelah mendengar bahwa kedua saudaranya, Rose dan Irene telah melahirkan, Jennie senang, Jennie tulus bahagia mendengar kabar menggembirakan itu. Hanya saja ia tidak bisa mengapresiasikan kebahagiaannya saat dia kini sedang dalam posisi yang sedang tidak baik-baik saja.
Banyak orang yang datang, menyemangatinya, menemaninya, mengajaknya bersenang-senang tapi tidak ada satupun dari mereka yang berhasil. Jennie bersedih karena membutuhkan seseorang yang ia butuhkan, dia tidak perlu orang lain, hanya orang itu yang bisa menghilangkan rasa sedihnya.
"Dia sedang apa sekarang?,"
Hari-hari Jennie hanya terdiam, termenung, menangis dan menyendiri. Katakan Jennie egois, katakan Jennie tidak tahu malu dan katakanlah bahwa Jennie sungguh berlebihan.
Kalian hanya tidak tau bagaimana rasanya menjadi Jennie. Merindu disela-sela rasa penyesalan itu adalah suatu hal yang sangat menyedihkan. Dia rindu tapi tidak bisa bertemu, dia ingin bertemu tapi dia malu. Dan banyak tapi lainnya yang mewakili perasaannya.
"Apa dia sudah makan? Apa dia hidup dengan baik? Apa ada yang mengurusnya?,"
Berandai-andai terus Jennie pikirkan. Andai saja kala itu Jennie sadar, andai saja kala itu Jennie memahami kondisi suaminya, andai, andai, dan andai.
Pagi ini seperti biasa seperti hari sebelumnya. Setelah terbangun dari tidur Jennie akan terduduk sebentar diatas ranjang, terdiam lagi dan termenung lagi.
Sudah sebulan ini Jennie memutuskan untuk bekerja. Dia bekerja di salah satu perusahaan ayahnya memimpin anak perusahaan itu. Perusahaan itu berdiri di dunia entertainment dan juga menampung aktris dan aktor terkenal.
Sebelum adanya permasalahan ini, Jennie menolak tawaran ayahnya untuk memegang salah satu anak perusahaannya. Alasannya adalah tentu Jennie ingin fokus pada keluarganya.
Tapi di hari itu Jennie datang menemui ayahnya dan menanyakan apakah tawaran ayahnya itu masih berlaku atau tidak. Joong-ki awalnya terkejut akan kedatangan putrinya yang tiba-tiba, tapi akhirnya
Joong-ki mengatakan bahwa itu masih berlaku untuk Jennie kapanpun Jennie ingin memimpin perusahaan itu karena perusahaan itu sudah di atas namakan nama putrinya yang memang sengaja ia berikan sebagai sebagian warisan.
Dan akhirnya setelah resmi menjadi pimpinan perusahaan, Jennie selalu terbangun pagi untuk menyiapkan diri berangkat bekerja. Meski bekerja, Jennie tidak pernah melupakan tugasnya yang seorang ibu, Jennie selalu membawa putranya itu ke kantornya.
Karena wanita itu tidak mempercayai putranya pada siapapun. Jennie ingin lebih dekat dan ingin merawat Taeho sendiri menyaksikan pertumbuhan putranya itu agar jika Lim kembali nanti, Jennie bisa bercerita banyak akan pertumbuhan putra mereka.
"Awal yang buruk," Jennie bangkit menuruni ranjang dan berjalan menuju kamar mandi.
...
Beberapa orang membungkuk sopan saat Jennie dengan Taeho yang berada di rengkuhannya melewati mereka dengan penuh kewibawaan. Jennie terkenal sebagai pimpinan yang dingin dan tidak berbicara banyak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby J || Jenlim SEASON 2 [END]
Teen Fiction[SEQUEL MY BABY J] Perjalanan kehidupan rumah tangga Limario Manoban dengan Jennie Manoban. Keluarga mereka penuh dengan kehangatan dan keromantisan. Hingga di tengah jalan seseorang kembali ingin memasuki hubungan mereka. Melakukan segala cara agar...