menjadi seorang artis bukanlah cita-citanya, ia hanya ingin melarikan diri dari kenyataan tentang keluarganya.
- Damian Knox Walt
wanita yang berasal dari keluarga paling kaya serta identitasnya yang tidak diketahui publik. mempunyai sikap yang ding...
ketika makanan datang kiran menutup buku yang ia baca lalu ia melepaskan kacamatanya. dari situ orang yang dari tadi memperhatikan kiran begitu yakin jika ia adalah kirana. tanpa membuang-buang waktu ia pun segera bangkit dari duduknya dan berpindah duduk di depan kiran. kiran pun terkejut dengan orang yang duduk di depannya.
" hai... kita berjumpa lagi " ucap damian
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
uhuk....uhuk... kiran tersedak damian buru-buru berdiri dan mengusap punggung kiran.
"pelan-pelan makannya " ucap damian
setelah kiran sudah tidak tersedak lagi damian pun duduk kembali ke tempat duduknya semula
" apakah aku membuatmu terkejut damian terlihat merasa bersalah "
kiran menatap damian sebal tetapi ia menjawab pertanyaan damian dan melanjutkan kembali makannya tanpa memperdulikan damian bahkan kiran makan sambil membaca buku tanpa menghiraukan damian di depannya.
damian tersenyum simpul baru kali ini ia tidak dihiraukan lebih tepatnya wanita di depannya sudah melakukan hal tersebut dua kali. awalnya damian pikir kiran sok jual mahal. tetapi setelah pertemuan kedua dengan kiran ia yakin jika kiran berbeda dari wanita yang ia pernah temui. damian menatap kiran yang sedang makan sambil membaca buku. setelah selesai makan kiran menutup bukunya.
damian meletakkan gelas coffenya lalu tanganya terulur ingin membersihkan sisa makanan di sudut bibir kiran. lagi-lagi kiran terkejut dengan perlakuan damian.
" ada makanan di sudut bibir mu " ucap damian sambil tersenyum
" boleh kita berbicara sebentar " tanya damian
" aku tidak akan lama" ucap damian
kiran pun menarik napas kasar " ada apa? "
" kamu ingat namaku ? "
"......." kiran tidak menjawab
" jangan katakan kamu lupa namaku baru dua hari lalu kita bertemu "
" apakah penting untuk mengingat namamu ? " tanya kiran sambil menatap damian dingin
" penting untuk ku "
" apakah hanya ini yang ingin anda bicarakan tuan? "
" damian " ucap damian
" namaku damian "
"......." kiran diam
" sebut namaku atau aku tidak akan pergi dari hadapanmu "
" damian " mau tidak mau kiran pun menyebut nama damian
" sudah dan sekarang kamu bisa pergi "
" apakah kamu membenciku ? " tanya damian hati-hati ia berharap kiran tidak membencinya