Ch.2: New Class!

108 4 0
                                    

        Tak terasa waktu berjalan begitu cepat. Waktu yang berbeda terkecuali tempat. Aku hanya ditempat yang sama. Rumah, Sekolah, Rumah, Sekolah, Rumah... begitu seterusnya. Tak ada yang berbeda terkecuali diriku. Ada yang terasa kosong, entah apa. Sejalan dengan waktu itu sendiri.

               Tapi sekarang akan ada yang mengisi, inginku. Sebentar lagi akan memasuki akhir semester satu, yang berarti akan memasuki semester 2. Bukan hanya itu, aku juga harus melakukan persiapan jelang kelas tiga nanti. Dan itu artinya kesiapan fisik, juga tentunya mental. Itu dia, m-e-nt-al. Ya! mental otak. Kabar baik untukku disemester ini, aku mengikuti BIMBEL. Yatta!

                Ibu mendaftarkanku minggu lalu dan aku ikut bersamanya. Aku begitu ingat suasana Ruang Administrasi yang menyambung tepat disebelah Ruang Diskusi, kutahu dari perbincangan antara salah seorang murid dengan costumer service. "Mba, diskusi biologi Ruang mana ya?" "Oh disana." Begitulah.

                Itulah singkatnya. Aku pilih untuk mengambil kelas hari rabu dan sabtu. Sampai tepat pada hari pertama aku memasuki kelas bimbel. Di Sekolah aku mulai gelisah, entah senang atau malah khawatir. Akan ada lingkungan baru, teman baru, dan tentunya ilmu tambahan yang tak beda dengan pelajaran sekolah. Aku mulai berfikir, Hah, lagi pula tak ada bedanya dengan di Sekolah. Tenaaang.

                Karena hari yang kupilih berdasar dengan jam setelah pulang sekolah, bimbel dimulai pukul 14.30. BAGUS! aku terlambat hampir 45 menit. Alasan yang sangat jelas adalah sekolahku usai pukul 15.00. Hari pertama yang mengesankan, pikirku.

            Disini tertulis kelasku adalah 2ipa6... hasilnya nihil, tidak kutemukan. Akhirnya coba bertanya pada salah seorang costumer service. "Mba, Ruangan kelas 2ipa6 dimana ya?" "Oh, itu Ruang A. Adek yang kemarin baru daftar itu ya?" aku mengiyakan. Dia lalu beranjak dan mengarahkan langsung padaku dimana tepatnya Ruang A-Ruang kelasku-Kelas 2ipa6.

                 Setelah itu ia pun kembali tanpa basa-basi saat sampai didepan sebuah pintu kayu dengan kaca ditengahnya. Diatas pintu itu terpampang jelas huruf A kapital. Bodohnya aku. Untuk membuka pintu itu tidak sedikit energi yang dibutuhkan. Suara deritannya memecah suasana. Aku masuk dan semua mata beralih padaku. Buang mata itu jauh-jauh. Aku lalu mencari bangku yang kosong, terlihat senggang di belakang. Yah, tidak bisa duduk di depan.

                Jam pertama bahasa indonesia. 

                   

Look at Me, Please!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang