49. Menyerah

13.1K 720 29
                                    

                     Note: Yang sabar baca part ini😍

Berita bahagia menyambut Alia di pagi hari, kabar bahwa Rara tengah mengandung membuatnya merasa lucu sekaligus ikut bahagia, Alia bisa mendeskripsikan Rara tidak hanya sebagai sahabat, namun juga sebagai saudara perempuannya, mereka telah menghabiskan banyak waktu bahagia maupun duka dalam kurun waktu yang lama, mungkin Rara adalah salah satu orang yang paling mengenalnya melebihi keluarganya.

Alia memeluk Rara penuh haru, Zayn duduk di samping Rara dengan raut bahagia yang begitu kentara “Selamat ya Ra.” Ujar Alia sekali lagi, ketika Rara menelfon tadi, Alia bergegas meminta pada Rafa untuk diantarkan ke rumah Zayn, dan Rafa syukurnya bisa mengantar Alia namun tak bisa tinggal lama sebab harus ke kantor, di rumah Zayn sudah ada Abi dan Umi Rara, Adam sedang dalam perjalanan ke rumah Zayn dengan terburu-buru karena pria itu tengah bertugas di luar kota, namun demi Rara Adam bersedia datang dan ikut bersyukur atas kehadiran buah hati Rara dan Zayn.

“Kalau anak kita beda gender aku mau jodohin anak kita sama anak kamu Ra,” Rara terkekeh geli di akhir kalimatnya, begitupun Alia.

“Shh, lahir aja belum udah di jodoh-jodohin.” Umi menepuk pelan bahu Rara.

“Gapapa Umi, biar jodoh anak Ra terjamin sejak dini.

“Yang penting sekarang kamu sehat, bahagia, dan baik-baik saja bersama calon bayi kamu Ra.” Abi menegur.

“Amin Abi.”

“Dijaga Rara nya Zayn.” Abi nampak mengancam dengan nada jenaka.

Zayn mengangguk sembari terkekeh “Bisa Abi, asal Rara kurangin dulu petakilannya. “

Rara mendengus mendengarnya.

“Alia udah sarapan belum, kamu kan tadi kesini pagi banget, gara-gara Rara yang terlalu semangat mau ngasih tau kamu.”

Alia tersenyum pada Umi “Belum Umi, habisnya Al juga pengen cepet-cepet ketemu Rara.”

“Uhhh Al ku manis banget.” Rara memeluk Alia dengan gemas, meski perut buncit Alia menghalangi.

“Yaudah ya, Umi mau masakin kalian semua sarapan dulu ya, hari ini spesial masakan umi. Pasti enak.”

“Udah pasti masakan Umi enak.” Ujar Abi “Tapi habis sarapan Abi mau pamit, ada temen Abi mau datang ke pondok, udah kedung janji, gak apa ya Ra?”

“Gak apa Abi.”

Umi sudah pergi ke dapur, Zayn juga sedang sibuk mengobrol dengan Abi di gazebo belakang.

“Al perutnya gede banget. Ra mau pegang boleh?” Sebenarnya sudah sejak tadi Rara menahan diri inginn memegangg perut Alia yang begitu besar, entah kenapa Rara sangat penasaran.

“Boleh lah, nih pegang.” Alia menarik tangan Rara kepermukaan perutnya yang di lapisi gamis, mata Rara menatap takjub perut Alia yang sangat besar dank eras.

“Keras banget, besar lagi. Coba Ra ada keturunan kembar juga pasti lucu deh.”

“Minta sama Allah lah kalau mau bayi kembar.”

“Gapapa deh, bersyukur aja. Seneng banget aku Al pas tau hamil, rasanya lebih bahagia dari apapun.”

“Bener, dulu pas Al tau lagi hamil aja seneng banget, semoga kita bisa melahirkan dengan selamat ya Ra.”

“Amin, eh ya. Udah lumayan lama, apa Alfa pernah nyamperin kamu lagi?”

Alia mengangkat bahu tidak tau “Aku kan enggak pernah ke toko bunga lagi sementara, semenjak perut udah mulai besar mas Rafa larang keras aku ke sana, bahkan mau naik tangga aja dia ribet banget, berlebihan lah pokoknya.”

HIDDEN (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang