1. Permintaan Terakhir

29.1K 1K 10
                                    

Punten semua.. Ini genre yang jauh dari genre yang biasanya aku tulis, like teen fiction to litle bit religius and romantic. Biasanya aku nulis novel dengan genre teen fiction as you guys know. Tapi kenapa si mbak Swakangur ini tiba-tiba hedon bikin cerita beginian. Rahasia guys aku nggak mungkin bilang alasannya. Karena yaa...ada deh pokoknya.

Why judulnya Hidden?

Sebenarnya kalimat ini sendiri menggambarkan pertanyaan terbesar aku, seperti cara Tuhan mempertemukan semua hambanya masing-masing dengan cerita yang nggak mungkin sama tapi tetap indah. Entah kenapa aku selalu terpukau dengan takdir.

__HIDDEN__

     "Perasaanku enggak enak" Amira berkata begitu bukan karena ia akan segera melihat alat-alat persalinan yang menyeramkan. Bukan sekedar perasaan Ibu hamil yang masuk masa hamil tuanya. Hanya saja perasaan Amira benar-benar mengganjal. Seolah akan ada sesuatu hal yang akan terjadi. Amira sendiri tak mengerti. Perasaan itu datang tiba-tiba. Membuatnya gelisah, tidurnya tak nyenyak, Amira selalu terbangun tengah malam. Hanya merenung, dan anehnya memikirkan Alia, sahabat masa kecilnya yang sekarang tengah menempuh pendidikan di Oxvord University dengan gelar sebagai dokter.

Amira sudah lama tak bertemu Alia. Bahkan saat Amira menikahpun Alia tak sempat hadir. Berkomunikasi saja sudah jarang. Tapi kenapa? Nama Alia tiba-tiba terlintas difikiran Amira.

"Itu cuma perasaan kamu sayang, kamu terlalu khawatir dengan proses kelahiran bayi kita kan?" Rafa terkekeh sambil mengelus perut Amira sebelum tidur, seperti biasa.

Amira menggeleng pasti, kini ia manatap Rafa serius "perasaan ini sudah lama Mas, aku enggak paham kenapa, kamu tau kan aku selalu bangun tengah malam belakangan ini..." Amira menelisik raut wajah Rafa yang masih bisu, mungkin masih mengira kalau itu hanya kehaluan Ibu hamil "entah kenapa aku mikirin sahabat kecil aku"

"Udahlah Ra, aku nggak mau karena banyak fikiran kamu jadi stres dan malah menganggu kehamilan kamu"

Amira menghela nafas pelan" tapi aku bermimpi dia memakai gaun pengantin dan kamu sebagai calon suaminya"

Rafa melotot tak percaya"kamu gila ya, aku bahkan enggak kenal sama sekali siapa sahabat masa kecil kamu itu. Udah ya Ra. Mas mau kamu tidur"

Ada perasaan bersalah saat Rafa sedikit membentak Amira tadi, Rafa sangat jarang sekali memarahi Amira.

"Maafin Mas karena ngebentak kamu tadi. Mas khilaf. Sekarang Mas mohon kamu tidur ya" Amira tersenyum tipis, Rafa menaikan selimut sampai batas leher Istrinya.

Jujur saja Rafa heran bisa-bisanya Amira bermimpi seaneh itu. Sampai kapanpun Rafa tak akan pernah mau menikahi wanita lain.

__HIDDEN__

      Aroma nasi goreng dipagi hari menyapa indra penciuman Rafa, ia heran. Yang pasti bukan Amira yang memasak karena Istrinya itu sedang berkutat di kamar mandi, dan biasanya kalau Amira sudah masuk kamar mandi, dia akan menghabiskan waktu yang tidak sebentar.

"Bunda" Sekarang Rafa tau siapa yang tengah sibuk didapur rumahnya. Fatma, dia adalah Ibunda Amira. Segera Rafa menyalimi Fatma, mengucap salam kemudian memeluk Fatma erat, bagi Rafa Fatma sudah seperti Ibunya sendiri, karena Rafa adalah anak yatim piatu jadi ia sudah menyayangi Fatma selayaknya almarhum Fatimah- ibunya.

"Bunda kok enggak bilang mau kesini, kan bisa Rafa jemput. Jauh-jauh dari Bandung langsung ke sini terus masak" Rafa cenderung memanjakan Amira dan Fatma. Baginya wanita adalah perhiasan dunia. Yang kodratnya harus dijaga dan dikasihi dengan baik.

HIDDEN (Pindah Ke Dreame)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang