47. Empat Tujuh

73.6K 12K 826
                                    

Happy reading ❤️
Nggak ada pelakor gengs. Paling cuman cewek ganjen gitu aja😭 Rival sama Cahya sama-sama bucin nggak bakal tergoda😭 ngakak banget pada takut pelakor😭 aku juga gasuka pelakor😭👍 keburu ditebas sama Om Bumi + Ellgar, kalo Rival ngladenin pelakor😭

***

"Dia kembali."

Perkataan dari Genta membuat Rival penasaran. Apalagi ekspresi Genta saat ini terlihat kurang enak dilihat. Rival mengembuskan napasnya panjang berusaha untuk bersikap tenang.

"Dia saha?" Rival bertanya dengan jantung yang berdebar. "Dia siapa? Siapa yang balik?"

"Febby. Dia balik jadi anak baru di sini."

Rival tertegun sebentar. Bayangan masa lalunya langsung terputar di kepalanya. Febby, pacar pertama seorang Rival. Cewek itu kembali ke sini. Tidak penting sekali Genta membawa kabar ini. Bibir Rival tersenyum smirk menatap Genta.

"Febby siapa? Gue nggak kenal. Cewek yang gue kenal cuman Cahya." Rival membalas pedas.

Genta tersenyum menyeringai. "Bucin! Siapa tau lo pengen ketemu dia makanya gue bilangin."

"Nggak penting."

"Bucin lo udah level mengerikan emang," komentar Genta takjub. "Gue jadi percaya kata-kata playboy akan tobat jika bertemu orang yang tepat."

Rival hanya menanggapinya dengan senyum tipis. "Gue pergi dulu brader. Mau nyamperin si cantik."

Rival langsung berlari menghampiri Cahya di pojok kantin lalu membanting poster yang tadi ia bawa di meja sedikit kasar. Tindakan itu membuat Cahya dan Sasa yang sedang makan tersentak kaget. Keduanya menatap tajam Rival.

"RIVAL?!" sentak Sasa garang.

"Diem lo micin!" balas Rival sok galak.

Sekarang giliran Cahya yang berbacot. "LO APA-APAAN SIH?! DATENG-DATENG BANTING POSTER. LAIN KALI BANTING DUIT KEK BIAR GUE SENENG DAN NGGAK NGOMEL-NGOMEL!"

"Diem! Nggak usah teriak!" titah Rival kesal. "Jangan sampe mulut lo gue tabok pake blackcard, ya, Cay."

"Tabok gue, Val! Ayo tabok, gue ikhlas lahir batin!"

"Sinting!" ucap Sasa tak habis pikir.

"Gue lagi marah ini, jangan becanda." Rival memberi tahu dengan muka datar. Rautnya sudah dibuat semenyeramkan mungkin.

Cahya dan Sasa langsung menopang dagunya dengan kedua tangan. Mata mereka menatap Rival penuh antusias seperti sedang melihat duit.

"Rival bisa marah, ya." Cahya tersenyum manis. Sebenarnya, Cahya sudah tahu alasan kemarahan Rival. Pasti karena dirinya yang dijadikan Putri dan model di sekolah, ditambah ia tak bilang kepada Rival. Cahya tahu bahwa seorang Rival tidak akan rela jika miliknya dikagumi oleh orang lain.

Rival mengerjapkan matanya melihat senyuman manis Cahya. Pertahanannya hampir runtuh ketika melihat itu. Begitu manis dan rasa ingin memeluknya bergejolak.

Dia cuman senyum goblok! Tahan ... tahan. Lemah amat lo, Val, batin Rival bergejolak.

Cahya meraih tangan Rival lalu mengelusnya lembut. "Rival marah kenapa, sih?" tanya Cahya sok tidak tahu sambil memasang muka imut.

Astaga. Gemoy-nya cewek gue! Eh, apa sih?! batin Rival lagi.

Rival memejamkan matanya berusaha untuk bertahan dengan pendiriannya yang sedang marah.

RIVAL (UP BAB BARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang