Dongeng Pengantar: Sang Pencipta, Kerajaan Langit, dan Buah Merah-Nya

472 82 65
                                    

Mari memulai sebuah kisah di mana Sang Pencipta mengisi alam semesta dengan keindahan dan sejumlah misteri yang tak terjamah; suatu masa ketika Ia membangkitkan kaki tangan-Nya untuk meramaikan Kerajaan Langit pula

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mari memulai sebuah kisah di mana Sang Pencipta mengisi alam semesta dengan keindahan dan sejumlah misteri yang tak terjamah; suatu masa ketika Ia membangkitkan kaki tangan-Nya untuk meramaikan Kerajaan Langit pula.

Ciptaan-Nya yang pertama lahir dari tanah dan dedaunan. Diembuskan rohnya yang diramalkan Pohon Kadaroak—Pohon Agung yang memegang takdir setiap makhluk fana—kelak merupakan sosok setengah rusa, berhati manis sebagaimana elok rupanya dipoles.

Nattruerha, yang pengasih lagi penyayang terhadap apa-apa yang ada di sekitarnya; Sang Penjaga Alam Semesta.

Lekas Ia bangkitkan roh yang bersemayam dari kuntum kembar Teratai Keabadian, ialah roh kembar yang menghargai tiap-tiap detik kehidupan; yang mengasihi perjalanan menuju kematian.

Dipoleslah mereka dengan dua kepala berparas jelita yang mewakili hidup dan mati itu di satu tubuh, berjantung satu pula; saling terikat sebagaimana siklus perjalanan hayati mereka putar dengan pasang-pasang tangan.

Mereka ialah yang acap disebut sebagai Si Kembar. Sang Pemeluk Kehidupan, Putr; Sang Pemegang Kematian, Hetm.

Usai sudah Ia penuhi Istana dan Paviliun dengan Dewa dan Dewi, maka telah Ia ciptakan sosok lain pula yang kelak menjadi sosok paling patuh terhadap segala perintah-Nya.

Itulah sahabat sekaligus kekasih bagi Sang Pencipta; Malakh pertama yang rohnya diambil dari kobar api yang paling berani.

Saqqarok, empunya suara merdu setiap ia bersenandung sembari menjelajahi alam semesta dengan sepuluh pasang sayapnya. Menawan nian paras Malakh itu, menjadikan ia sebagai sosok yang paling dirindu siapa pun; menjadikan ia yang paling disayangi sebab memiliki hati yang menyimpan beribu rasa terpuji.

Di hari-hari membahagiakan bersama Saqqarok, terbentuklah Pasukan Kerajaan Langit untuk-Nya. Begitu bergembiralah ia dihadiahi saudara serta saudari, lantas ia bimbing mereka sepenuh hati.

Namun, suatu kala ia merasa akan kekurangan; rasa pertama yang begitu bertentangan dari hatinya yang terpuji.

Satu perasaan yang memunculkan perkara besar di Kerajaan Langit.

Cemburu buta kala ia rasa Sang Pencipta membagi-bagi kasih sayang-Nya lebih banyak kepada saudara-saudarinya. Dipandangnya mereka yang senantiasa diberi hal-hal yang tak pernah ia miliki.

Mulai pada saat itu, ia coreng hatinya yang suci dengan noda kebencian. Lantas ia pelampiaskan amarahnya; menyampaikan perihal buruk ke pendengaran saudara-saudarinya, memecah belah kesatuan mereka yang padu.

Tak tanggung pula, lekas ia turun ke Dunyia—tempat tinggal setiap makhluk fana. Kedatangannya menjadi peristiwa pertama dalam sejarah, yaitu masa di mana dosa menjalar di kehidupan fana melalui bisikan-bisikan dan rayuan Saqqarok yang menyesatkan.

"Datanglah padaku, maka akan kuhadiahi kegembiraan di dalam kegelapan (kesesatan)!" serunya begitu lantang di antara mimpi-mimpi bagi mereka yang mudah terperdaya.

Maka ia ciptakan kerajaannya sendiri di bawah alam semesta, di dalam neraka terendah yang paling dingin. Di situ ia berkuasa sebagaimana Sang Pencipta menguasai apa-apa yang telah ia lukiskan secara nyata.

Demikianlah ia menjadi hamba pertama dikenal paling patuh lagi taat kepada-Nya, berangsur utuh menjadi sosok pembangkang pertama terhadap-Nya pula.

Hingga pada akhirnya Sang Pencipta bersabda, "Jika memang itulah jalan yang engkau pilih melalui segala ujian yang Kuberi, wahai buah merah yang senantiasa Kukasihi, demikian Kuwujudkan keinginanmu itu."

Senang hatinya mendengar sabda-Nya.

Namun, siapa sangka kemudian ia juga menjadi yang pertama merasakan kemurkaan-Nya?

Telah direnggut rupanya yang elok, berikut pula sirna pancar cahaya serta merdu suaranya. Kemudian ia rasakan sakit di kepala, berakhir terbelah pula menghadap kiri dan kanan; satu senantiasa menjulurkan lidah yang beracun, sementara yang satu bertaring tajam lagi mengerikan.

Tangan kirinya hangus, tergantikan oleh puluhan ular yang senantiasa mendesis bagai tiada putus rasa lapar mereka. Sementara tangan kanan menjelma cakar buruk rupa. Barulah Sang Pencipta mengakhiri laknat-Nya dengan meniup kuat-kuat tubuh sosok itu hingga sulit bagi sepasang kakinya menopang segala-gala yang ia terima.

Begitulah hidupnya kekal hingga Hari Akhir dengan wujud ternista, pula demikian hina namanya disebut maupun didengar bagi mereka (makhluk fana) yang memegang kepercayaan.

Sungguh, itulah azab paling pedih bagi seonggok hati yang utuh dikuasai iri hati dan dengki.[]

—Potongan Dongeng Pengantar Tidur Untuk Remaja: Kutipan Kitab-Kitab, Perihal Hati yang Kotor

—Potongan Dongeng Pengantar Tidur Untuk Remaja: Kutipan Kitab-Kitab, Perihal Hati yang Kotor

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SeeressTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang