4

5.3K 547 22
                                    

Flashback on

Gulf berusaha untuk menghindari Mew. Ia pun memutuskan untuk tidak berkuliah hari ini. Gulf juga merasakan tubuhnya sangat sakit, terlebih holenya. Ia tak ingin teman-teman di kampusnya salah paham melihat cara berjalannya yang pincang.

Gulf pun mengganti pakaian kampusnya dengan kaos dan celana training. Ia pun merebahkan dirinya di kasur tak lama Gulf tertidur.

*skip*

Sore harinya Gulf terbangun karna merasa lapar. Ia belum makan sejak ia sampai di mansion ini. Namun saat ia mencoba untuk bangun, pandangannya tiba-tiba kabur dan perlahan menjadi gelap.

Gulf yang masih dalam kondisi sadar pun tiba-tiba panik karna ia tidak bisa melihat apapun.

"Kenapa semuanya gelap." ucap Gulf sambil mengucek kedua matanya.

Gulf tiba-tiba merasakan nyeri luar biasa dikepalanya, tak lama Gulf pun terbaring pingsan di lantai kamarnya.

Flashback off

10 menit kemudian dokter Tay datang dengan terburu-buru.

"Tay cepatlah!!" teriak Mew pada Tay yang baru datang.

"Tunggu diluar Mew!" Titah Tay yang kemudian mengeluarkan alat-alatnya untuk memeriksa Gulf.

*20 menit kemudian*

Tay keluar dari kamar Gulf dan langsung menghampiri Mew yang tengah asik mondar mandir menahan gusarnya.

"Mew.." panggil Tay pelan.

"Tay, bagaimana keadaan Gulf?" Tanya Mew sambil memegang kedua bahu Tay.

"Tenang lah Mew, Gulf tidak apa-apa. Dia hanya kelelahan dan..."Tay menggantung omongannya.

" Dan apa Tay?" Mew tidak sabar dengan apa yang akan Tay katakan.

"Apa kau berhubungan badan dengannya Mew? Danapa kau menyiksanya?" Tanya Tay ragu.

"Shia, mana mungkin aku begitu, Tay" jawab Mew yakin.

"Tapi Mew, Gulf sekarang demam karna holenya yang lecet dan punggungnya luka Seperti bekas cambukan." Jelas Tay.

"A-aku.." tiba-tiba Mew mengingat kembali kejadian malam itu. Malam dimana ia mabuk berat hingga tak bisa mengingat apa-apa.

Tanpa basa-basi Mew langsung meninggalkan Tay dan masuk ke kamar Gulf.

Saat masuk, Mew menemukan Gulf tengah terduduk diranjangnya sambil melihat ke luar jendela.

"G-gulf.." panggil Mew pelan.

Mendengar namanya dipanggil, Gulf pun menoleh ke arah suara.

Deg

Gulf berusaha menjauhkan dirinya dari Mew. Entah mengapa dia merasa tidak aman. Bisa saja Mew tiba-tiba memperlakukannya Seperti malam itu.

Gulf menarik selimut yang menutupi badannya, ia tampak gusar dilihat dari keringat yang bercucuran dari dahinya.

"T-tuan..aku mohon jangan hiks" Gulf tiba-tiba menangis membuat Mew semakin menyesali perbuatannya.

"Gulf, tenanglah. Aku tidak akan menyakitimu." Mew berusaha mendekati Gulf.

Gulf mendempetkan badannya ke tepi ranjangnya. Ia benar-benar takut dengan Mew.

"Gulf, maafkan aku na. Aku mabuk kemarin dan tidak ingat apa-apa. Maafkan aku telah menyakitimu." Mew memasang muka memelas membuat Gulf jadi tidak tega padanya.

Epiphany (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang