19

6.2K 495 96
                                    

Mew masih menggendong tubuh Gulf yang tak bernyawa menuju ke ruangannya. Air mata Mew sudah mengering, ia juga bisa merasakan telapak tangan Gulf yang sudah dingin.

Dari jauh Tay yang sedang berbicara dengan New melihat Mew membawa Gulf digendongannya. Ia bisa melihat wajah Gulf yang tertidur tenang di pundaknya. Sekilas Tay bisa melihat kalau Gulf bukan hanya tertidur, tubuh Gulf begitu lemah dan bibir merahnya yang sudah berubah sedikit kebiruan karna tak dialiri darah.

Pandangan Tay juga tertuju pada Love yang berjalan lunglai jauh dibelakang Mew. Wajahnya kini sudah berantakan, dengan air mata yang membasahi wajahnya. Mew yang berpapasan dengan Tay pun melewatinya begitu saja. New yang kebingungan pun langsung menghampiri Love.

"Love, ada apa?" tanya New sambil merangkul Love.

Love yang awalnya sudah berhenti berisak pun kini lagi-lagi menangis histeris dipelukan New. New pun langsung menenangkan Love dan menepuk pelan belakangnya.

"G-gulf...dia..hiks" ucap Love sambil terisak hingga akhirnya kehilangan kesadarannya.

New pun langsung menggendong Love yang pingsan dan membawanya untuk segera dirawat.

Tay yang melihat Love pingsan pun langsung melangkahkan kakinya mengejar Mew.

Ceklek

Mew membuka pintu ruangan Gulf. Ia pun langsung masuk dan perlahan-lahan merebahkan tubuh Gulf di atas ranjangnya.

"Kau cantik sekali saat tertidur." bisik Mew sambil mengelus pelan surai Gulf.

Mew mengangkat naik selimut Gulf untuk menutupi tubuh Gulf yang sedang "tertidur".

Brakk

Tay menerobos masuk ke ruangan Gulf dan melihat Mew sedang menatap tubuh Gulf yang sudah tak bernyawa yang sedang terbaring di ranjang.

Mew pun menoleh ke arah Tay sebentar dan kembali melihat Gulf.

"Jangan ribut Tay, Gulf ku sedang tertidur." Mew menggenggam tangan Gulf yang sudah dingin dan berubah kebiruan.

Tay pun perlahan-lahan mendekati Mew dan menepuk pundaknya.

"Mew, kau tidak boleh seperti ini." ucap Tay pelan.

"Apa aku tidak boleh melihat kekasihku yang sedang tidur." ucap Mew sambil menjatuhkan air matanya.

Tak lama kemudian, New dan Love datang. Love yang baru sadar setelah pingsan langsung meminta New untuk mengijinkannya bertemu Gulf. Love melepaskan pegangannya pada New dan berjalan mendekati ranjang Gulf. Ia menatap wajah sahabatnya yang nampak begitu tenang. Love jatuh bersimpuh disamping ranjang Gulf sambil memegang mulutnya. Ia masih tak percaya sahabatnya pergi meninggalkannya.

"Hiks...hiks." isakan Love membuat Mew air mata Mew semakin deras.

Mew melepaskan pegangannya dan berdiri melihat Gulf.

"Aku harus menyiapkan makanan Gulf. Ia harus makan setelah bangun." Mew bersiap beranjak namun tubuhnya ditahan oleh Tay.

"Mew..Gulf sudah meninggalkan kita." ucap Tay pelan.

Mata Mew langsung terasa panas, air matanya terbendung memenuhi matanya. Ia menatap Tay penuh emosi.

"Jaga ucapanmu Tay." Mew pun melangkah dan lagi-lagi tubuhnya ditahan oleh Tay. Tay kini memeluknya dan menepuk punggungnya.

"Kau harus mengikhlaskan dia, Mew." ucap Tay ditelinga Mew.

Mew kali ini tidak bisa menahan dirinya. Kakinya melemas, air mata yang ia tahan kini kembali membanjiri wajahnya. Mew kini ikut jatuh tersimpuh disamping ranjang Gulf. Ia menangis sejadi-jadinya, dadanya terasa sesak. Hal itu tentu saja membuat Tay dan New ikut bersedih.

Epiphany (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang