END

7.9K 582 130
                                    

Cittt

Mew memarkirkan sembarangan mobilnya didepan markasnya. Ia pun langsung turun dari mobil dengan ekspresi yang membuat siapapun tak berani untuk menyapa Mew saat ini. Aura yang ia tampilkan mendominasi ruangan yang gelap itu.

Brak

Mew menendang keras kandang besi yang menampakan Gigie yang sedang tertidur pulas. Gigie pun melonjak kaget dan langsung terbangun.

"Bangun kau sialan!" teriakan Mew menggema diseluruh ruangan itu.

Gigie pun dengan berani menatap mata Mew yang membara menahan emosi. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Mew membuka gembok yang bertaut di kandang itu dan menarik paksa tangan Gigie.

Mew mencengkram tangan itu dengan kuat hingga kukunya meninggalkan bekas ditangan Gigie.

"Sakit sialan!" ucap Gigie sambil meronta agar tangannya di lepaskan.

Mew mendadak tuli, ia tak mendengar ucapan dan erangan Gigie. Ia terus menarik tubuh wanita itu secara paksa dan memasukkannya ke dalam mobilnya. Tak lupa ia mengunci tubuh Gigie dengan seatbelt mobilnya dengan kuat agar Gigie tak kabur.

Setelah memastikan Gigie tidak kabur, Mew pun ikut masuk ke dalam mobil dan melajukan mobilnya menuju ke mansionnya. Selama perjalanan, Gigie terus menerus mengumpat pada Mew. Ia bahkan tak tau Mew akan berbuat apa padanya.

"Kau mau membawaku kemana hah? Apa kau mencoba membunuhku ditempat lain? Dasar bajingan!" Gigie masih terus meronta di kursinya. Hingga akhirnya Mew memasuki kawasan mansionnya yang tentu saja sangat familiar untuk Gigie.

Dan benar saja, Mew memberhentikan mobilnya di depan halaman mansionnya. Ia pun langsung menarik Gigie untuk turun dari mobilnya. Gigie bahkan tak punya tenaga lagi untuk melawan, ia hanya pasrah saat Mew menarik tubuhnya dengan paksa.

Brakk

Mew membuka salah satu ruangan yang cukup gelap dan hanya disinari oleh sinar bulan yang masuk melalui celah jendela. Mew menarik Gigie untuk masuk ke ruangan itu dan menguncinya sendirian didalam sana.

Bruk bruk

"Apa yang kau lakukan hah? keluarkan aku dari sini!!" Gigie menggedor kuat pintu ruangan itu namun nihil tak ada seorang pun yang mendengar ucapannya. Mew bahkan pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata pun.

"Apa dia akan menahanku disini? huh ini lebih baik dari pada harus di kendang sempit itu." batinnya.

Gigie kini duduk bersandar di balik pintu itu, ia menatap sekeliling. Ia merasa tak asing dengan ruangan ini. Namun kenapa ruangan ini kelihatan berbeda? Tak ada kasur ataupun sofa.

Samar-samar Gigie melihat sesuatu seperti kotak besar yang ditutupi kain berada ditengah-tengah ruangan itu. Ia merasa merinding diseluruh tubuhnya saat menatap lekat sekeliling ruangan itu. Gigie yang penasaran pun bangkit dari duduknya dan melangkah pelan menuju ke tengah ruangan itu.

Ruangan itu terasa sangat sepi dan memiliki hawa yang berbeda. Gigie bahkan bisa mendengarkan deru nafasnya sendiri. Saat melangkah mendekati kotak itu, kakinya tak sengaja menginjak kelopak bunga yang mengelilingi kotak itu.

"kotak apa ini." ucap Gigie dalam batinnya saat berada didepan kotak persegi panjang yang ditutupi kain itu.

Tangannya pun perlahan menarik kain yang menutupi kotak itu. Indra penciumannya bisa menangkap harum semerbak bunga yang melilingi kotak itu. Kain itu hampir terbuka habis dan menampilkan sebuah peti kaca yang dikelilingi lapisan emas. Karna cahaya yang minim Gigie tak bisa langsung melihat isi dalam kotak itu.

Epiphany (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang