17

5.5K 454 11
                                    

Setelah kejadian sore itu, Mew menggantikan Love untuk menjaga Gulf. Ia juga terus memaksa Tay untuk membantu Gulf agar sembuh bagaimana pun caranya.

"Tay, apa tidak ada cara lain untuk mengangkat tumor itu?" tanya Mew sambil memegang tangan Tay.

Tay menggeleng pelan. "Saat ini sudah sangat terlambat untuk menangani itu Mew. Jika melakukan operasi pun resikonya sangat besar." jelas Tay

Mew pun menangis dan bersimpuh dihadapan Tay.

"Aku mohon, selamatkan dia hiks." ucap Mew sambil menggoyang-goyangkan tangan Tay.

Tay yang melihat sahabatnya bersimpuh dihadapannya langsung berjongkok dan memegang bahu sahabatnya itu untuk tetap menguatkan dirinya.

*di ruangan Gulf*

Ceklek

Mew masuk ke ruangan Mew dan mendapati Gulf tengah tertidur pulas di ranjangnya. Mew mendekati Gulf dan mendudukkan dirinya di tepi ranjang Gulf. Ia menatap wajah tenang Gulf, tangannya mengusap pelan surai Gulf dan mengelus pipinya.

Tanpa Mew sadari, pertahanannya runtuh. Ia tak dapat menahan air matanya. Ia menutupi mulutnya agar isakannya tak menganggu tidur Gulf. Mew tak tau harus bagaimana menebus kesalahannya pada Gulf.

Bipppp

Garis yang tergambar di layar monitor jantung Gulf tiba-tiba menjadi datar. Tubuh Gulf yang sedang tertidur tenang tiba-tiba kejang-kejang. Hal itu membuat Mew panik dan langsung berlari keluar dari ruangan Gulf untuk memanggil dokter.

"Tolong, tolong kekasihku." teriak Mew pada salah satu perawat yang melewati ruangan Gulf.

Ia pun langsung masuk ke ruangan Gulf dan mengecek keadaan Gulf. Perawat itupun ikut panik dan berlari keluar untuk memanggil dokter.

Mew memegang erat tangan Gulf sambil menangis. Tubuh Gulf masih belum tenang juga, Mew dapat melihat kalau Gulf kesusahan untuk bernafas.

Tak lama kemudian Tay dan New pun berlari masuk ke ruangan Gulf. Tay langsung meminta Mew untuk menyingkir agar ia dapat memeriksa Gulf. Perawat yang tadi masuk pun kini kembali dengan membawa defibrillator(alat kejut jantung). Perawat yang lain memberikan Gulf alat pompa pernafasan untuk mengurangi kejangnya.

Tay menyiapkan alat kejut jantung itu dan memberikan kode pada seluruh perawat disana untuk bersiap.

"1,2,3" Tay meletakan alat itu di dada Gulf, hal itu pun membuat tubuh Gulf melonjak.

Tay kembali meletakan alat itu beberapa kali dan berhasil membuat Gulf keluar dari masa kritisnya. Garis yang ada di monitor jantungnya kini sudah kembali normal. Kini New memeriksa keadaan Gulf, ia mengecek infus dan tensi Gulf. Tak lupa New juga memasangkan Gulf alat bantu pernafasan.

Mew tadi panik setengah mati kini sudah kembali tenang saat Tay memberikan kode kalau Gulf tidak apa-apa.

Tay, New dan beberapa perawat lainnya pun kini meninggalkan ruangan Gulf. Mew kini mendekati Gulf dan bersimpuh disamping ranjangnya. Ia bisa melihat wajah Gulf yang semakin kurus dan pucat. Ia merasa dunianya sudah hancur saat ini.

*3 hari kemudian*

Gulf kini sudah sadar dari tidurnya yang cukup panjang. Sejak hari itu Gulf menjadi lebih lemah. Ia bahkan tak sanggup untuk mendudukkan dirinya jika tak dibantu oleh Mew dan Love. Gulf bahkan sudah tak sanggup untuk memegang sendok makannya. Mew dengan sabar menyuapi Gulf makan dan memberikannya obat.

Gulf seperti sudah lama mati, ia tak bisa merasakan sebagian tubuhnya. Ia tak sanggup bergerak dan merasa seperti mayat hidup.

Ceklek

Epiphany (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang