14

4.7K 469 69
                                    

Ceklek

Gulf menutupi pelan pintu kamarnya, ia masih memikirkan soal kejadian tadi.

"Apa dia diam-diam punya kekasih lain?" hal itu terus menerus berputar dipikiran Gulf.

Gulf pun memutuskan untuk menghubungi Love sahabatnya.

Tutt

"Halo Gulf, kenapa?" ucap Love dari sebrang.

"Love, apa kau sibuk hari ini?" tanya Gulf.

"Tidak, aku tidak pernah sibuk hehe." jawab Love.

"Ayo kita jalan-jalan. Aku malas dirumah ini." Gulf kini mendudukkan dirinya ditepi ranjang sambil menyilangkan kedua tangannya.

"Ayo, 20 menit lagi kita berangkat." Gulf pun mematikan sambungannya dan siap-siap untuk pergi.

*20 menit kemudian*

Gulf sudah siap dan rapi mengenakan sweater hitam oversize dan masker yang menutupi wajahnya. Ia harus tetap menjaga daya tahan tubuhnya.

Saat Gulf keluar dari kamarnya ia melihat Mew dan Gigie yang sedang berpelukan di sofa. Gulf pun berjalan mendekati Mew.

"Phi.." panggil Gulf pelan.

Mew yang sedang tertawa dengan Gigie pun menoleh saat ada seseorang yang memanggilnya.

"Kenapa, Gulf?" tanya Mew yang masih belum melepaskan pelukannya dengan Gigie.

"Aku izin keluar sebentar dengan temanku, phi." ucap Gulf.

"Hm pergilah." jawab Mew dengan cuek. Kini ia melanjutkan kegiatannya dengan Gigie sambil tertawa-tawa.

Gulf pun melangkahkan kakinya meninggalkan Mew, sekali-kali ia menoleh kebelakang dan melihat raut wajah Mew yang sangat bahagia saat bersama kekasihnya.

"Semoga ia benar-benar tulus padamu, phi. Semoga ia tidak akan meninggalkan mu seperti aku." gumam Gulf dalam hatinya kemudian ia melanjutkan langkahnya.

*skip*

Gulf dan Love kini sudah sampai disalah satu pantai yang sering mereka berdua datangi saat awal kuliah dulu.

"Gulf, kenapa kau tiba-tiba mengajakku ke sini?" tanya Love sambil memakai topi khas pantainya.

"Aku hanya ingin saja, aku takut aku tak ada kesempatan untuk ke sini lagi." jawab Gulf yang masih asik melemparkan pandangannya ke sekeliling pantai.

"Kau ini berbicara seperti akan mati besok saja." Love kini berjalan duluan meninggalkan Gulf.

"Aku bahkan sudah siap jika harus mati besok." gumam Gulf dalam hatinya kemudian menyusul langkah Love.

20 menit mereka berjalan ditepi pantai itu, terik matahari dan rasa lelah telah menyelimuti mereka.

"Gulf, ayo duduk disana." ajak Love.

Gulf pun mengangguk dan mengikuti sahabatnya itu. Mereka kini duduk disebuah beach bar kecil di tepi pantai itu.

"Tunggu disini, aku akan beli minuman." Gulf pun mengangguk.

Ia mengeluarkan kamera polaroid yang ada didalam tasnya. Ia kembali mengingat kenangan dan memori yang diabadikan dengan kamera itu. Gulf lama melamun hingga tak menyadari kedatangan Love.

"Kamera baru ya" Gulf melonjak kaget saat Love membuyarkan lamunanya, hampir saja kamera itu jatuh dari tangannya.

"Ini untukmu." Love menyodorkan sebuah kelapa segar.

Epiphany (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang