10

4.5K 454 34
                                    

Gulf POV on

Gulf sangat senang dengan perlakuan lembut Mew padanya, ia ingin sekali bercerita dengan Mew tentang apa yang terjadi sebenarnya namun disatu sisi Gulf tak ingin membebani Mew.

Hari ini Mew mengantarkan semangkok bubur padanya. Ia ingin sekali melihat wajah Mew namun saat bangun tidur pagi ini, Gulf tidak bisa melihat apapun. Gulf tak tau sudah betapa parah penyakit yang ia derita sehingga ia terkadang harus kehilangan penglihatannya sementara.

Gulf juga sengaja tak ingin berinteraksi dengan Mew karna seminggu ini dia benar-benar tersiksa. Ia lebih sering pingsan dan mimisan. Gulf semakin sedih saat kacamata pemberian New rusak karna tak sengaja tertimpa oleh dirinya pada hari itu. Gulf kini makin sulit untuk melihat.

Hingga suatu hari Gulf benar-benar tidak bisa melihat apapun. Tenggorokannya terasa kering, ia tak Mungkin memanggil Mew hanya untuk segelas air.

Gulf pun berjalan perlahan keluar kamarnya, ia sudah sedikit hapal tempat itu makanya ia bisa berjalan lancar seperti bisa melihat. Saat sampai didapur, Gulf meraba meja makan untuk mencari gelas dan mengisinya dengan air. Saat ia ingin minum ia merasa ada seseorang yang melihatnya, ia masih terpaku ditempatnya. Ia mencoba untuk bersikap biasa saja dan meminum segelas air yang ada ditangannya kemudian pergi meninggalkan tempat itu.

"jangan-jangan itu hantu." gumam Gulf sambil mempercepat langkahnya.

Saat hampir sampai dikamarnya, Gulf langsung meraba-raba dinding untuk menemukan pintu kamarnya. Ia pun langsung masuk agar tak ketahuan.

Gulf POV off

*di ruang makan*

Mew dan Gigie memutuskan untuk makan malam bersama sebelum Gigie pulang. Mereka hanya terdiam satu sama lain. Setelah ciuman panasnya dengan Gigie tertunda, Mew kini masih terus memikirkan Gulf. Entah kenapa ia takut Gulf salah paham, padahal Mew dan Gigie adalah pasangan kekasih. Wajar bukan jika mereka mencium satu sama lain?

Mew pun memutuskan untuk menghampiri Gulf dikamarnya.

Tok tok tok

Ceklek

Gulf membuka pintu kamarnya dan tersenyum simpul sambil melihat Mew.

"Apa kau sudah makan?" tanya Mew

"Belum phi." jawab Gulf singkat.

"Ayo makan bersama" Mew pun langsung menuju meja makan tanpa mengunggu Gulf. Ia hanya canggung setelah kejadian tadi.

Flashback on

Waktu sudah menunjukan pukul 7 malam dan Gulf masih tertidur di kasur empuknya. Mungkin ini adalah efek dari obat-obatan yang ia minum tadi siang.

"Eughh.." Gulf melenguh pelan, ia mengucek kedua matanya yang silau karna langsung melihat lampu yang berada di langit-langit kamarnya.

"Akhirnya aku bisa melihat lagi." Gulf kemudian mengecek handphonenya yang berada di atas nakas di samping ranjangnya.

10 panggilan tak terjawab dari Love

Gulf mengerutkan dahinya pelan dan meletakan kembali handphonenya. Ia kini duduk termenung sambil mengumpulkan nyawanya yang belum terisi.

Tok tok tok

Gulf yang mendengar pintu kamarnya diketuk pun langsung bangkit dan membuka pintunya.

Saat Gulf membuka pintu, ia langsung tersenyum karna dapat melihat orang ini setelah sekian lama. Jika kalian bertanya kenapa Gulf bisa tiba-tiba tidak bisa melihat. Itu karna tumornya yang sudah menjalar hingga saraf matanya. Karna itulah saraf itu bisa saja tiba-tiba tidak berfungsi.

Epiphany (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang