Club

3.8K 254 1
                                    

Happy reading🦋❤️

Vano dan farrel berlatih basket di tempat yang sudah di persiapkan oleh pak yuli untuk persiapan lomba besok. Selesainya berlatih basket, Vano berniat ingin menelfon caca namun ponselnya tidak aktif. Trtttt..Trttt, suara ponsel vano berbunyi. Ternyata Rizki, teman vano yang menelpon dirinya.

"Kenapa ki?"

"Cewe lo ada di club van," ucap orang itu.

"Salah liat kali lo."

"Beneran van. Nih coba gue pap."

Rizki send message.

Vano terkejut melihat caca yang masih memakai seragam sekolahnya berada di club. Ia menghubungi ulang temannya itu.

"KI DIMANA LO SEKARANG?!"

"Di club *******"

"Van, cewe lo kayaknya mau kerja sama jack," lanjutnya.

"Gue otw sekarang kesana. Tapi sebelum itu lo sewa duluan cewe gue. Bawa dia ke kamar yang lo sewa. Tapi jangan lo apa-apain cewe gue! Tentang masalah uang nanti gue transfer ke lo."

"Oke, gue tunggu."

Setelah beberapa menit perjalanan menggunakan mobil. Vano memasuki club lalu menghampiri temannya itu.

"Dimana cewe gue?!" to the point vano.

"Di dalem. Tapi sebaiknya lo pake topi biar ga ada yang curiga sama lo," suruh rizki.

"Oke."

Vano memasuki kamar yang sudah di sewa oleh temannya itu. Ia menghampiri caca yang sedang duduk di kasur.

"Oh udah sampai? terus caca harus ngapain lagi?" tanya caca kepada dirinya.

Vano membuka topi yang sedari tadi ia pakai itu.

"K-KAK VANO?!" terkejut caca.

"Ngapain kamu disini?" tanya vano dengan nada ketusnya.

"Caca mau nyari uang biar ga ngerepotin mami papi lagi."

"Mulai murahan lo ya!"

"Kak vano kok ngomong gitu sama caca?"

"Udah berapa cowo yang lo ambil?!"

"Kak vano ngomong apa sih? Caca ga ngerti."

"Ga usah pura-pura polos! Lo ngapain masih pake seragam sekolah? Bolos lo?!"

"K-Kak vano tau dari mana?"

"Oh berarti bener apa yang gue omongin?!"

"I-Iya tapi caca cuman sekali ini doang kok."

"Udah mulai bandel lo ya!"

"Kak vano kenapa sih manggil caca pake lo-gue an? Caca ga suka kak vano!"

"Sini lo ikut gue!"

Vano menarik paksa caca menuju mobilnya. Setelah itu ia memasukan paksa caca ke dalam mobil, lalu mendorong kasar pintu mobil yang membuat caca menangis kencang karena jemarinya terjepit. Vano membuka lagi pintu mobil yang tadinya menjepit tangan caca. Ketika dirasa caca sudah mengeluarkan jarinya, ia memutari mobil menuju kursi kemudinya.

"Kak vano sakit hiks," tangis caca menunjukan jemarinya yang terjepit itu kepada vano. Namun vano tidak menghiraukan tangisan caca.

"Kak vano jahat hiks."

"SIAPA YANG NGAJARIN LO KAYAK TADI?!" bentak vano.

"Kayak tadi gimana hiks? Caca kan niatnya pengen ngebantu mami papi biar ga ngerepotin lagi hiks," jelas caca.

Caca Story [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang