Part 1 Gadis Bernama Kamalia

2.2K 110 1
                                    

#MENIKAHI_PRIA_TAK_SEMPURNA
21+

"Aku tidak tertarik denganmu. Kenapa kamu yang kemari? Pulanglah! Aku ingin kakakmu yang ke sini," ucap seorang pria yang duduk di kursi putarnya sambil menghisap rokok. Kedua kakinya masih bersepatu terjulur di atas meja kerja yang penuh tumpukan kertas.

"Aku saja. Jangan kakakku, dua hari lagi dia menikah," jawab Kamalia tenang meski dihujani tatapan tajam pria bermata elang itu.

Pria bernama Devin tersenyum sinis. "Apa peduliku dia mau menikah atau tidak. Suruh dia kemari. Pamanmu telah berjanji padaku, kalau Eva yang akan membayar hutang-hutang lelaki tak berguna itu."

"Hati-hati bicara tentang Pamanku."

Devin tertawa lepas, hingga tubuhnya terguncang.

"Untuk apa kau membelanya, mana ada paman baik yang menumbalkan keponakannya untuk membayar hutang. Demi bisa mencicipi tubuh para pel*c*r jalanan itu, dia merelakan kalian menjadi budak pria lain."

Nyeri terasa di dada Kamalia. Ucapan Devin memang benar, tapi sebagai keponakan yang telah dirawat dari kecil, ia tidak terima kalau orang lain bicara buruk tentang pamannya. Meskipun dirinya sangat membenci perilaku dan sifat sang paman. Berjudi, mabuk, dan main perempuan.

"Bagaimanapun dia Pamanku."

Devin tertawa.

"Pulanglah! Suruh Eva kemari."

"Sudah kubilang, aku yang menggantikan kakakku. Jangan ganggu dia."

"Akan kutelepon pamanmu. Awas saja, dia berani mempermainkanku." Devin meraih ponselnya.

Eveline berjalan mendekat. Beberapa senti dari meja ia berhenti.

"Tidak ada gunanya menelfon. Ponselnya jatuh dan rusak."

Devin menatap tajam Kamalia.

"Aku kemari untuk membayar hutang yang kau minta itu. Jangan khawatir, aku bisa melakukan pekerjaan apa saja hingga hutang pamanku lunas. Dan mulai hari aku bekerja di sini. Jangan lagi memberinya pinjaman."

Pria itu berdiri dan mencondongkan tubuhnya pada gadis dengan rambut bergelombang sebahu. "Apa pamanmu memberitahu dengan cara apa kamu harus membayar hutang?"

"Bekerja di rumahmu. Mengurus rumah dan memasak untuk para pekerja diperkebunanmu."

Devin tersenyum miring. "Apa itu saja?"

"Ya."

"Kamu salah nona, tidak sesederhana itu. Rupanya pamanmu tidak memberitahu yang sebenarnya."

"Apa maksudmu?"

"Baiklah, aku akan memberitahumu. Mari ikut denganku!" Devin melangkah ke arah pintu tinggi berplitur coklat. Rupanya ruang kerja Devin langsung terhubung dengan kamar pribadinya yang luas dan mewah.

Kamalia berdiri di ambang pintu.

"Kenapa diam? Masuklah! Bukankah kamu beriya sangat untuk melunasi hutang-hutang itu."

"Tapi bukan tidur denganmu."

Devin tertawa lepas, kemudian mendekat. Menunduk sambil menatap tajam wajah Kamalia. Sontak gadis itu mundur dua langkah dengan dada berdebar.

"Aku tidak tertarik denganmu, Nona Lia. Jangan berlebihan berpikir bahwa kamu itu menarik hasratku. Tidak sama sekali. Tubuhmu bukan seleraku." Setelah berkata demikian, Devin berbalik dan melangkah ke dekat ranjang besarnya. Meninggalkan Kamalia yang masih diam, antara senang dan geram.

Senang karena mendengar dia bukan selera pria itu, otomotis dia tidak akan tersentuh. Geram karena terdengar merendahkannya.

"Kerja apa yang bisa kulakukan di kamarmu?"

Menikahi Pria (tak) SempurnaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang