#Menikahi_Pria_(tak)_Sempurna
#Drama_Romance
#Part_11Kembali ke vila, Kamalia melakukan kegiatan seperti sebelum menikah. Bersih-bersih kamar Devin, ruang kerja, mencuci baju, setrika, dan menyiapkan makan.
"Biar aku saja yang ngerjain itu semua, Lia. Kamu sekarang istri bukan pembantu," tegur Sumi suatu pagi.
Kamalia tersenyum.
"Biar saja, nggak apa-apa. Daripada aku diam saja. Bosan juga."
Seperti siang itu, Kamalia sibuk menyiapkan makanan di rantang susun. Ia ingin mengantar untuk Devin di gudang.
"Biasanya kalau siang begini Tuan makan di gudang, Lia. Atau tadi kamu sudah bilang kalau mau mengantar makan siang ke sana?" tanya Sumi.
"Enggak, sih. Mudah-mudahan saja dia belum makan."
"Ya udah, buruan di antar. Kunci motor ada di atas kulkas."
Kamalia membawa rantang susun empat dan mengendarai motor matic menuju gudang.
Angin semilir dan hijaunya alam menenangkan pikiran. Kamalia memang sengaja memperlambat motor, agar bisa menikmati suasana siang itu.
Perkebunan sepi, karena pemetik teh akan bekerja pagi-pagi sekali. Disamping udara yang masih sejuk, juga untuk menjaga kualitas teh agar tidak terkontaminasi oleh zat-zat jahat paparan sinar matahari.
Ketika sampai di persimpangan ia melihat seseorang baru keluar dari gudang. Mengendarai motor dengan terburu-buru hingga tidak menyadari kalau Kamalia memperhatikan.
Devin berada di gudang belakang untuk mengawasi proses pelayuan daun teh sebelum penggilingan, pengeringan, dan pengepakan untuk dikirim ke pabrik.
"Istrimu datang, ada di depan," bisik Tony.
"Ya, sebentar." Devin menyerahkan kertas catatan pada Tony. Kemudian melangkah keluar, melewati lorong panjang yang menghubungkan antara gudang dan bangunan depan yang berfungsi sebagai kantor.
"Aku bawakan makan siang," kata Kamalia saat Devin muncul dari pintu belakang.
"Terima kasih."
Devin duduk di kursinya, Kamalia dengan cekatan menata rantang di atas meja. Ada nasi putih, tumis kangkung, tempe, tahu, nugget sayur, dan ada buah mangga yang sudah di potong dadu. Tidak lupa Kamalia juga membawakan piring dan sendok.
Setengah jam yang lalu sebenarnya Devin sudah makan siang bersama Tony, tapi demi menghargai Kamalia akhirnya ia makan sedikit.
"Mau nambah, enggak?"
"Nanti saja aku makan lagi."
"Hmm, boleh aku tanya?"
"Tanya apa?"
"Apa tadi pamanku dari sini?"
Devin mengangguk.
"Untuk apa?"
"Ingin tahu saja kabar kamu."
"Pasti bukan soal itu. Mana pernah peduli dia dengan hidupku. Apa dia pinjam uang lagi?"
"Bibimu sakit dan opname di rumah sakit."
Kamalia mendengkus kesal. "Harusnya jangan dikasih lagi. Bisa jadi dia bohong. Tega sekali dia memanfaatkan keadaan."
"Bibimu kena asam lambung akut, bahkan lambungnya sudah luka. Dia butuh perawatan segera."
Sebenarnya Kamalia kasihan dengan istri pamannya itu. Dia sakit karena tertekan pikiran oleh ulah suaminya yang suka main perempuan dan berjudi. Namun, ia juga ingat. Bagaimana istri pamannya itu menjadikannya seperti pembantu saat tinggal di rumah mereka dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria (tak) Sempurna
RomanceDevin mengaku sebagai pria yang tidak sempurna, agar Kamalia mau menikah dengannya. Lah apa kalau dia pria sempurna Kamalia tidak mau? Kenapa ya? Baca aja deh 😀 Cerbung ini novelnya sudah bisa di pesan, ya guys.