#Menikahi_Pria_(tak)_Sempurna
#Drama_Romance
#Part_9Hampir semalaman Kamalia tidak bisa tidur. Gelisah karena terlalu banyak yang dipikirkan. Tentang kehidupan yang akan dijalani setelah pernikahan.
Belum lama terlelap ketika menjelang subuh, Kamalia sudah di bangunkan Sumi. Mengawali paginya dengan salat Subuh, kemudian di rias oleh MUA yang khusus di datangkan Bu Rahma dari kota.
Kamalia tidak bisa menyembunyikan rasa gugup ketika harus menyalami satu per satu kerabat Devin yang datang. Rencana pernikahan yang sederhana, ternyata dihadiri kaum kerabat dari luar kota. Sedangkan ia sendirian tanpa didampingi keluarga.
Hesty yang datang lebih pagi bersama suami dan orang tuanya segera menghampiri Kamalia yang duduk di tengah keluarga Devin. Wanita itu kasihan melihat Kamalia yang merasa sendirian.
"Rombongan kakakmu sudah datang," bisik Hesty.
Kamalia memandang keluar. Lega melihat Eva datang bersama Mas Ragil, kedua orang tuanya, dan pamannya. Pak Dandi.
Bu Rahma menyambut ramah keluarga menantunya. Apalagi bisa bertemu lagi dengan Pak Dandi, laki-laki yang menolong suaminya sewaktu di hadang perampok di hutan pinus.
"Rupanya Kamalia keponakan Pak Dandi, Dev. Kenapa kamu enggak cerita ke Mama dari kemarin-kemarin?" tanya Bu Rahma kepada sang putra.
Devin yang baru turun dari lantai dua hanya tersenyum. Namun, ia enggan memandang keluarga Kamalia yang duduk di karpet sebelah barat. Berhadap-hadapan dengan keluarganya karena acara segera di mulai. Pembawa acara membuka dengan ucapan bismillah.
Kamalia yang di apit Paman dan Eva lebih sering menunduk, disamping gugup ia juga sangat cemas. Tidak menduga sama sekali bahwa acara pagi ini sangat khidmat dan sakral. Seperti ada beban yang menghempap dada Kamalia, saat menerima doa tulus dari para undangan. Sedangkan hanya dirinya dan Devin yang tahu, pernikahan itu tidak lebih hanya kesepakatan yang buat waktu itu.
Bu Rahma menyematkan cincin solitaire sebagai tanda pertunangan. Tidak lama kemudian acara berlanjut dengan ijab qobul. Devin yang tenang membuat acara inti berjalan lancar, ucapan hamdalah dari seluruh undangan bergema. Cincin emas murni lima gram disematkan di jari manis Kamalia, sedangkan milik Devin hanya di simpan, tidak dipakai. Bu Rahma juga memakaikan kalung emas putih yang dibeli hari itu sebagai hadiah.
Lantunan doa yang dipimpin seorang ustadz sebagai penutup acara.
Bu Wanti, mertua Eva memeluk Kamalia. "Selamat ya, Nduk. Semoga kamu bahagia dan lekas dikarunia putra."
Kamalia mengangguk sambil memandang kakaknya yang mengusap air mata. Sedangkan Mas Ragil tersenyum padanya. Kesedihan juga tampak di wajah kakak ipar.
Para undangan dipersilahkan menikmati hidangan yang sudah di tata rapi oleh pihak catering di tenda depan.
Tony menepuk-nepuk pundak Devin sambil mengucapkan selamat.
"Titip perkebunan, kayaknya aku harus menuruti keinginan Mama untuk pergi bulan madu."
"Jangan khawatir, aku yang handle di sini. Kamu nikmati waktu honeymoon-mu." Senyum tulus diberikan Tony untuk sahabatnya.
Devin mendekati Mbok Darmi untuk menyuruh mengambilkan makanannya, karena tidak ada menu disukainya yang tersedia di depan.
"Dev." Eva mendekati Devin yang kebetulan sendirian di ruang kosong, antara ruang tamu dan ruang makan.
Panggilan itu tidak membuat Devin menoleh.
"Ada apa?"
"Aku titip Kamalia."
Devin diam.

KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria (tak) Sempurna
RomantizmDevin mengaku sebagai pria yang tidak sempurna, agar Kamalia mau menikah dengannya. Lah apa kalau dia pria sempurna Kamalia tidak mau? Kenapa ya? Baca aja deh 😀 Cerbung ini novelnya sudah bisa di pesan, ya guys.