#Menikahi_Pria_(tak)_Sempurna
#Drama_Romance
#Part_10"Sudah subuh," kata Kamalia setelah menyentuh bahu suaminya dan pria itu membuka mata.
"Iya."
Devin mengerjap lantas bangun, duduk sebentar kemudian melangkah ke kamar mandi. Kamalia yang sudah memakai mukena mengambilkan baju ganti dan duduk menunggu di tepi ranjang.
"Kok, belum salat?" tanya Devin yang keluar dari kamar mandi dengan rambutnya yang basah. Handuk warna cokelat melilit di pinggang.
"Kita salat sama-sama."
"Kamu yakin jika kuimami?"
Kamalia tidak menjawab, ia membentang dua sajadah di space kosong depan meja rias. Wanita itu tidak sedikitpun menoleh saat Devin memakai baju di sebelahnya.
Dua rakaat salat Subuh sudah di tunaikan. Devin segera memakai jaketnya karena udara terasa sangat dingin. Sedangkan Kamalia duduk menyisir rambut di depan meja rias. Wanita itu memperhatikan kado dari Ben semalam.
"Kadonya aku simpan di ruang baju, ya?"
"Kamu buka saja," jawab Devin sambil memakai jam tangan.
Kamalia memandang ragu pada suaminya.
"Bukalah!"
Akhirnya Kamalia mengoyak bungkus kado yang bergambar aneh. Di manalah adik iparnya membeli kertas kado yang konyol ini.
Kamalia membuka tutup kotak warna cokelat. Kaget, saat melihat lingerie warna pink dengan aksen renda yang dilipat rapi, banderol yang masih melekat menunjukkan harga yang fantastis untuk baju setipis itu. Di sebelahnya ada kotak bertuliskan merk obat kuat, tapi tidak ada isinya.
'Jangan kecewa kalau isinya tidak ada, Masku tercinta. Lelaki perkasa tidak butuh beginian. Bungkus ini hanya untuk pelengkap saja." Ada emot ngakak berjejer setelahnya.
Diletakkannya kertas yang baru dibaca dengan dada berdebar. Lelaki perkasa? Bukankah Devin bilang dia tidak sempurna. Tidak sempurna yang bagaimana maksudnya? Apa Devin sedang berbohong? Atau Ben yang tidak tahu.
"Apa isinya?" Devin sudah berada di sebelah Kamalia.
Pria itu hanya memandang sekilas kemudian berlalu.
"Ayo, turun. Nanti Mama nungguin."
"Terus kado ini mau ditaruh mana?" Kamalia bingung.
"Baju itu kamu ambil, lainnya buang saja di tempat sampah."
Devin menarik pegangan travel bag dan membawanya turun. Kamalia mengikuti sambil membawa tas tangannya.
Di ruang makan, Bu Rahma sama Ben sudah menunggu sambil minum teh. Di piring ada beberapa potong roti bakar. Cowok itu cengar-cengir menggoda kakaknya.
"Minum teh dulu, Lia."
Kamalia mengangguk lantas menarik kursi sebelah suaminya.
"Nanti mampir rumah dulu, biar Ben yang ngantar kalian ke bandara."
"Aku bawa mobil sendiri aja, Ma," tolak Devin.
"Bener? Hampir tiga jam lho perjalanan dari sini ke sana."
"Ya, tidak apa-apa, Ma."
Tepat pukul tujuh pagi mereka meninggalkan rumah. Ben mengemudikan mobil Mamanya karena Pak Gino telah pulang lebih dulu membawa motornya kemarin sore. Sementara dibelakang, Devin mengikuti sambil nyetir sendiri.
"Boleh aku tanya sesuatu?" tanya Kamalia hati-hati.
"Apa kamu membohongiku?"
"Bohong tentang apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Menikahi Pria (tak) Sempurna
RomansaDevin mengaku sebagai pria yang tidak sempurna, agar Kamalia mau menikah dengannya. Lah apa kalau dia pria sempurna Kamalia tidak mau? Kenapa ya? Baca aja deh 😀 Cerbung ini novelnya sudah bisa di pesan, ya guys.