TRBF_3

2.9K 273 6
                                    

Pintu kaca itu menampilkan Clara yang sedang memijit kening Boun membuat karyawan yang melewati ruangannya asik bergosip ria bahwa Clara adalah kekasih Boun, membuat Prem yang sedang bekerja menjadi tidak mood dan malas mendengarkannya. Ingin rasanya dia kembali ke rumah dan tidur saja sepanjang hari tanpa harus bekerja.

Jack yang duduk tepat disampingnya memperhatikan Boun yang hanya diam sambil memasang wajah malas. Dia kemudian melihat ke arah Boun dan Clara yang berada di ruangannya.

"Lo mau ikut gak?" Tanya Boun pada Clara yang masih memijit pundaknya.

"Kemana?" Tanya balik Clara menghentikan pijatannya dan berjalan untuk menghadap ke arah Boun.

"Makan siang, sambil jemput Dave" ujar Boun kemudian Clara mengangguk.

Boun sudah berjanji pada Dave yang baru saja tiba dari luar negeri dan akan bekerja di perusahaannya juga. Dia sangat merindukan Dave setelah tiga tahun tidak bertemu karena Dave melanjutkan sekolahnya dia luar negeri.

Setelah jam makan siang tiba, Boun merangkul Clara kemudian keluar dari kantor yang membuat semua orang heboh dengan isu kencan antara Boun dan sekretarisnya itu.

Prem semakin panas melihat kedekatan Boun dan sekretarisnya, ingin sekali dia melepaskan tangan Boun dari pundak Clara dan membiarkan Boun memegang tangannya saja.

"Panas ye bro hari ini" ujar Jack menyindir sambil mengibaskan tangan seolah olah ia kepanasan.

Prem yang merasa tersindir hanya diam sambil menatap sinis ke arah Jack. Mereka berjalan keluar untuk makan siang ke kafe yang tidak jauh dari kantor.

"Menurut gw, Lo harus deketin Boun" ujar Jack setelah meminum satu gelas minuman yang tadi ia pesan.

"Mau gw anter ke rumah sakit jiwa gak?" Tanya Prem mengancam kemudian Jack yang ketakutan mengelus lembut tangan Prem yang berada di sampingnya.

"Awas aja nanti malem lo nangis kek bayi" timpal Jack kemudian menjulurkan lidahnya mengejek.

"Gak kayak bayi anjir bener-bener lu Jack gw bunuh lo" ucap Prem emosi kemudian pergi meninggalkan Jack sendiri di Kate tersebut.

"Gini nih maen tinggal mulu. Woy kang galau!" Teriak Jack kemudian berlari menyusul Prem.

"Anjir!" Pekik Jack saat sadar bahwa dia menabrak seorang yang berjalan berlawanan arah.

"Sorry" ujar Dave kemudian refleks meraba kening Jack yang mengenai dagunya.

Setelah Boun dan Clara menjemputnya tadi, dia berjalan keluar kantor dan pergi ke kafe untuk mengisi perutnya yang lapar.

"Makanya jangan lari" tambah Dave menasihati kemudian Jack hanya memutar bola matanya malas dan berlari lagi untuk mengejar Prem.

Dave menggelengkan kepalanya dan tersenyum melihat tingkah laku pria yang tidak ia kenal itu.

"Prem! Tolong kasih dokumen ini ke pak Boun ya, gw pengen ke toilet ini kebelet" ujar seorang wanita yang lebih tua darinya sambil menyerahkan beberapa dokumen yang tadi dipegangnya.

Belum sempat Prem menjawab, wanita itu sudah berjalan ke kamar mandi dan alhasil dia harus membantunya untuk menyerahkan beberapa dokumen ke dalam ruangan Boun.

Prem menghela nafasnya pelan kemudian berjalan pelan ke arah ruangan Boun. Dia berhenti di depan pintu karena ragu untuk mengetuk pintunya.

"Masuk aja, Boun ada di dalem kok" ujar Clara ramah yang kebetulan melihat Prem hanya diam di depan pintu.

Prem tersenyum dan mengangguk kepada Clara kemudian mengetuk pintu dan masuk ke dalam ruangan Boun.

"Ada apa?" Tanya Boun yang melihat Prem masuk ke ruangannya dan mendekat ke arahnya dengan sopan.

"G-gue, m-maksudnya saya disuruh kasih ini" ujar Prem gugup kemudian menyimpan dokumen tersebut di meja yang berada di depannya.

Boun mengangguk melihat dokumen tersebut kemudian melihat kembali ke arah Prem yang terlihat canggung karena dia melihat Prem yang tidak melihat ke arahnya.

Boun tersenyum melihat pergelangan tangan Prem yang terlihat memakai gelang pemberiannya dulu.

"Baik, terimakasih dan kamu boleh keluar dari ruangan saya" jawab Boun kemudian Prem menelan ludahnya mendengar jawaban Boun yang sangat formal kepada dirinya.

Prem menghela nafasnya kasar kemudian pergi keluar dari ruangan Boun. Dia tidak menyangka akan secanggung ini dengan Boun. Rasanya berbeda karena dulu Boun sangat mencintainya dan peduli terhadapnya. Sedangkan sekarang tidak sesuai dengan apa yang Prem harapkan jika bertemu dengan Boun.

•••

The Real Boyfriend | BounPrem [✓] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang