Matahari pagi membuat Prem mengerjapkan matanya karena cahayanya yang membuat dia silau. Dia melihat wajah Boun yang masih tertidur di sampingnya kemudian tersenyum dan memeluknya.
Kondisinya mulai membaik setelah dia istirahat dan minum obat, hanya saja memar di wajahnya belum hilang. Prem bangun dari tempat tidurnya namun tangannya di tarik oleh Boun membuat dia kembali berbaring dan Boun yang sudah bangun pun langsung menatapnya.
"Kemana?" Tanya Boun.
"Siapin sarapan" jawab Prem kemudian dia bangun dan duduk yang membuat Boun langsung duduk.
"Prem" teriak Jack kemudian membuka pintu kamar Prem yang memperlihatkan Boun sedang menyenderkan kepalanya di pundak Prem.
"Ayo makan, gw udah siapin makanan" ajak Jack kemudian Prem mengangguk dan memegang tangan Boun untuk mengajaknya sarapan bersama.
Prem melihat dua mangkuk bubur di meja makan lalu dia dan Boun duduk. Jack yang keluar dari kamar mandi langsung mengambil satu mangkuk yang berada di hadapan Boun.
"Permisi, ini punya gua" ujar Jack setelah mengambil mangkuk tersebut dan duduk di sebelah Boun.
"Lo laper? Beli sendiri atau lo pulang dah tu makan di rumah biar gak nyusahin orang" tambah Jack lagi kemudian menyendok buburnya lalu memakannya.
"Jack! Lo mending diem" bentak Prem karena menurutnya Jack sudah keterlaluan kepada Boun.
"Buka mulutnya" ucap Prem kemudian menyuapi Boun.
Jack hanya melirik sinis kemudian membawa makanannya lalu duduk di sofa sambil menonton tv.
"Maafin Jack ya Boun, dia keterlaluan banget dah sama lo" ucap Prem merasa bersalah.
"Gakpapa, gw ngerti dia emang gak suka sama gw" jawab Boun berusaha mengerti kemudian dia mengambil sendok yang berada di tangan Prem lalu menyuapi Prem.
Setelah selesai mandi Boun meminjam kemeja Prem untuk pergi ke kantor agar dia tidak pulang terlebih dahulu. Boun juga mengizinkan Prem bekerja kembali setelah mereka berdebat karena Boun awalnya tidak memperbolehkan Prem untuk bekerja namun Prem merasa kondisinya sudah sehat dan siap untuk pergi ke kantor.
Prem memasangkan dasi yang akan Boun kenakan kemudian Boun tersenyum dan mendekatkan wajahnya dan mencium Prem.
Prem refleks menutup matanya untuk sekedar menikmati ciumannya dengan Boun dan merasakan bibir lembut milik Boun.
"Kerja bukan pacaran" timpal Jack yang tak sengaja melihat Boun dan Prem yang sedang berciuman ketika dia akan meninggalkan rumah dan pergi ke kantor.
Boun dan Prem refleks menjauh kemudian salah tingkah saat Jack melihatnya.
"G-gw berangkat sama Boun" ucap Prem gugup untuk mengalihkan pembicaraan.
"Siapa juga yang mau ngajak lo" timpal Jack membuat Prem kesal kemudian melempar bantal ke arah Jack yang tepat mengenai wajahnya.
"Makan tuh bantal" ujar Prem mengejek membuat Boun tertawa melihat Prem dan Jack.
"Apa lo ketawa?! Kagak ada yang lucu" ucap Jack ketus kemudian melemparkan kembali bantal kepada Boun yang sedang ia pegang namun Boun berhasil menangkapnya.
"Dahlah gw cabut" tambah Jack kemudian pergi begitu saja.
Prem mengambil bantal tersebut dari tangan Boun kemudian menaruh kembali di tempat tidurnya. Mereka sudah siap untuk berangkat ke kantor lalu Boun menyodorkan tangannya yang langsung Prem genggam dan pergi meninggalkan rumah.
"Mau dilanjut gak?" Tanya Boun ketika mereka sudah masuk ke dalam mobil milik Boun dengan Boun sendiri yang menyetir.
"Apanya?" Tanya Prem sebab dia bingung apa yang perlu mereka lanjutkan.
Boun tersenyum kemudian mendekat dan menyentuh bibir Prem membuatnya langsung mengerti kemana arah pembicaraan Boun.
"Udah siang, ayo berangkat" jawab Prem menjauhkan tangan Boun dari bibirnya dengan salah tingkah.
"Nanti malem gimana?" Tanya Boun kembali menggoda.
"Mau berangkat atau gw turun?" Ancam Prem membuat Boun menampilkan wajah datar dan langsung melajukan mobilnya.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
The Real Boyfriend | BounPrem [✓]
Fanfic[After Boyfriend] "Tolong kembali dengan perasaan yang sama seperti dulu dan buat akhir yang bahagia" -Prem Warut Chawalitrujiwong bxb🌈 Ps : Harap membaca 'BOYFRIEND' terlebih dahulu karena ini kelanjutan dari cerita sebelumnya😉