"Cinta? haha bullshit!"
-Sanda ananias syallom-
Malam itu Sanda berakhir memutuskan untuk mencari tahu apa yang Dimas lakukan hingga selama ini, pasalnya penjual mie ayam benar-benar tak jauh dari basecamp dan bisa saja untuk di antar ke basecamp namun entah apa yang Dimas lakukan di sana. Langkah semakin dekat namun tak melihat siapa pun kecuali Mang Dadang penjual mie ayam,“Mang, Dimas mana?” tanya Sanda kepada Si penjual mie ayam yang memang sudah lama menjadi langganan anggota Alevers.
“Saha eta Mang Dimas? Abdi teh Mang Dadang atuh, kumaha Aden meni lupa kitu?”
Tak ingin terlihat durhaka, Sanda menghela nafasnya lelah lalu tersenyum, “Maksud Sanda, Mang Dadang, lihat Dimas atau nggak?”
“Oh Den Dimas? Itu lagi di warung Mpok Titin.”
Dia memalingkan pandangannya sesuai dengan arah jari Mang Dadang, benar saja terlihat Dimas sedang duduk di sana bersama gadis kecil yang tak lain adalah anak dari Mpok Titin. Sejujurnya selama ini memang sulit untuk tidak melihat Mpok Titin pemilik warung di seberang sana, pasalnya Mpok Titin mempunyai body yang sangat membuat para laki-laki melongo tertarik kecuali Sanda.
Nggak laku di perawan, pintar-pintar cari yang janda.
Gumam Sanda melihat keakraban Dimas dan Raya. Seketika otaknya pun memprovokator Sanda untuk mengeluarkan kejahilannya kepada Dimas, Sanda tersenyum mencurigakan sembari berjalan mendekati warung Mpok Titin yang berada di seberang sana, tak jauh dari Sanda berdiri saat ini.
Belum sampai Sanda sudah berteriak menjalankan aksinya, “Mpok Tin-Tin gujes-gujes tut-tut. Katanya Dimas mau tuh jadi bapak sambungnya Raya, tadi bilang ke Sanda. Terus nggak berani bilang soalnya nggak kuat menghadapi bapaknya Mpok, kepalanya bikin mata silau kata Dimas!”
Tak ingin melanjutkan perjalanannya Sanda langsung berlari menuju warung mie ayam Mang Dadang, mendengar ucapan Sanda membuat Mpok Titin terbinar-binar menatap Dimas yang cengengesan, dan terlihat sangat gugup, malu, takut jika Mpok Titin akan mempercayai apa yang Sanda ucapkan.
“Aa Dimas beneran nih mau jadi ayah sambunya Raya?” tanya Mpok Titin sembari mengedipkan matanya genit.
“Hehehe, nan-nanti Dimas tanya Mamah Papah dulu, ya Mpok? E-em Dim-dimas mau ambil mie ayam dulu, dadah Raya!”
Bukannya kesal, Mpok Titin justru semakin berharap, “Nanti balik lagi, ya A?!”
Dimas berlari menjauh, persetan dengan apa yang di katakan Mpok Titin, kini tujuannya hanya memberi pelajaran kepada Sanda. Bisa-bisanya Sanda mencomblangkan dirinya dengan seorang janda anak satu, lupakan janda lebih mengerikan lagi Bapaknya Mpok Titin yang galaknya saja melebihi guru matematika di sekolah. Entah pada detik ke berapa matanya tertuju pada Sanda yang sedang duduk menertawakan kepanikan kepanikan Dimas yang terus berlari terbirit-birit,
KAMU SEDANG MEMBACA
AsSyallom
Teen Fiction".. 𝙠𝙖𝙢𝙪 𝙗𝙤𝙡𝙚𝙝 𝙢𝙚𝙣𝙘𝙞𝙣𝙩𝙖𝙞𝙣𝙮𝙖 𝙩𝙖𝙥𝙞 𝙟𝙖𝙣𝙜𝙖𝙣 𝙖𝙢𝙗𝙞𝙡 𝙙𝙞𝙖 𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙏𝙪𝙝𝙖𝙣𝙣𝙮𝙖" 𝕫𝕒𝕪𝕟𝕒𝕞𝕒𝕣𝕘𝕒 "Aku akan tinggalin Tuhanku, dan masuk agamamu buat kamu Zayna," "Ngga, tarik ucapanmu! Atau Tuhan akan hukum a...