48. Empat Lapan

72.1K 11.6K 565
                                    

Happy Reading ❣️
Salam stres dari Rival bucinnya Cahya😂🤘

Cahya mengembuskan napasnya lelah. Dari tadi ia sudah memutari segala penjuru sekolah untuk mencari Genta karena ada yang ingin ia tanyakan, tapi tidak ketemu-ketemu. Entahlah ke mana perginya cowok cuek plus tampan itu.

"Apa Genta berubah jadi gaib, ya? Kan gaulnya sama Rival si titisan setan," gumam Cahya bertanya-tanya.

Cahya memutuskan untuk beristirahat sebentar di kursi kantin lalu memesan minuman. Kakinya pegal bukan main mencari Genta ke sana kemari.

"Wah, untung cakep tuh cowok. Jadi nggak papa bikin gue cape," gerutu Cahya lalu menyeruput jus alpukatnya.

Matanya berubah berbinar ketika melihat Genta duduk di meja kantin tepat di depannya. Cahya langsung berjalan menghampirinya dengan muka bahagia.

"Heyyo Genta!" sentak Cahya sengaja untuk membuat kaget Genta. Tapi cowok itu tak bereaksi, malah hanya menatap aneh Cahya.

"Lo ngapain? Ketularan Rival, nih pasti. Sama-sama aneh." Genta berkata pedas. "Oh, iya. Radius satu meter, kata Rival lo itu kuman yang patut dijauhi."

Cahya memejamkan matanya sebentar untuk menahan emosi. "Untung cakep! Kalo nggak cakep udah gue gampar bolak-balik sampe monyong lo."

Genta menatap tanpa minat ke arah Cahya sebelum bangkit dari duduknya berniat pergi. Genta tidak boleh berduaan dengan Cahya, otak Genta selalu ingat peraturan Rival yang diberikan untuknya, yaitu :

1. Jauhi Cahya, kalo nggak kepala sama badan lo yang gue bikin jauhan.

2. Ngobrol sama Cahya radius satu meter. Kalo nggak nglaksanain, gue bakal tendang lo langsung ke mars.

3. Jangan natap queen gue lebih dari lima detik. Kalo lo nglanggar, gue tutup mata lo pake keset atau kaos kaki.

4. Paling lama ngobrol sama Cahya harus lima menit, lebih dari lima menit gue pecat lo jadi sahabat gue.

Peraturan-peraturan itu sebenarnya menurut Genta kekanakan sekali. Tapi demi sahabatnya, ia rela melakukan peraturan yang terlampau bucin itu.

"Gue males ngobrol sama lo. Takut ketularan hawa matre sama galak," cetus Genta lalu melangkah pergi.

Cahya menghela napasnya berusaha untuk sabar dengan perkataan sadis itu. Baru beberapa langkah Genta, Cahya mengejarnya lalu mencekal tangan cowok itu.

"Gue mau QnA sama lo."

Genta langsung melepaskan cekalan Cahya. "Jangan sentuh. Nanti lecet."

"LO PIKIR TANGAN GUE GOLOK? SAMPE BIKIN LECET TANGAN LO?"

Genta hanya memutar bola matanya malas. Cewek ini selalu mengganggunya.

"Pilih jauhin gue atau gue panggilin Rival ke sini?" ancam Genta membuat Cahya sedikit was-was.

Mata Cahya menatap serius Genta. "Gue pengen mewawancarai lo."

"Nggak penting. Wawancarai Rival atau Lego atau nggak Gilang sana."

"GENTA! LO GANTENG-GANTENG TINGKAT NGESELINNYA PARAH YA."

Genta tak menghiraukannya lalu berniat pergi. Tapi cekalan tangan Cahya membuatnya berhenti melangkah lagi.

"Please banget gue butuh jawaban dari mulut irit lo itu."

Genta hanya mengangkat satu alisnya direspon tatapan serius dari Cahya.

"Gue di sini bukan sebagai Cahya calon selingkuhan lo, juga bukan sebagai Cahya adiknya Ellgar, atau sebagai Cahya model sekolah. Tapi gue di sini sebagai Cahya pacarnya Rival."

RIVAL (UP BAB BARU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang