Masih dengan sarung, Jaenud membuka kotak nasi. Begitupun, Herpan. Bedanya sarung yang dikenakan Herpan tadi sekarang dikalungkan dilehernya.
Mereka beres sholat jumat.
Dan Jujun yang pake baju koko dengan lengan pendek, masih diluar benerin spion motornya yang tadi sepulang sekolah lepas sama Susan.
Kalo, Eno tidur.
Si Eno gak pernah sholat jumat, ada praktek sholat sama adzan disekolah juga Eno mah gak pernah ikut.
Karna dia kristen.
"Kadang aneh, Susan tuh keliatannya aja kayak cewek cantik lemah lembut padahal punya tenaga setara sama superhero.." Kata Jujun masuk kedalam dan duduk disebelah Jaenud.
"Udah bisa spionnya?" Tanya Jaenud.
Jujun ngangguk.
"Kok bisa sampe lepas? Sama si Susan diputer-puter?" Tanya Herpan.
"Enggak, dia pukul langsung lepas, anjir..." Jawab Jujun.
"Gelo, terus gimana?" Tanya Herpan lagi.
"Bukannya ngerasa salah, dia malah bilang gini.. 'letoy banget kayak yang punya' kan anj- ah tapi tetep gue anter balik.."
"Kenapa gak bener-bener dideketin aja sih Jun?" Tanya Jaenud.
"Takutnya dia gak mau," jawab Jujun.
"Cewek suka bilang, gampang jadi cowok kalo suka tinggal bilang. Padahal mah, baru mau deketin aja udah overthinking duluan.." Kata Jaenud.
Herpan menaikan satu alisnya, lalu tertawa, "liat siapa yang ngomong?!"
"Yang ngomong, kalo deketin cewek sat set sat set sepik, gombal, dapet!" Ujar Jujun.
"Iya cewek lain," Jaenud mendengus, "kalo Lia beda." Katanya lagi.
"Lia jodoh gue Nud......" Suara serak dalam dari cowok yang baru bangun dari tidurnya, Eno.
Jaenud melirik Eno, "sholat jumat dulu baru ngaku-ngaku jodoh Lia!" Katanya dan kini meraih tahu goreng, memakannya dengan tenang.
Eno membenarkan duduknya, melihat telur rebus dikotak nasi Herpan, tanpa bicara ia mengambilnya.
"Ehhhh, dari masjid ini! Kalo maneh makan nanti maneh masuk Islam!" Herpan berniat merebut tapi Eno segera memakannya.
"Mana ada kayak gitu, syahadat dulu lah!" Kata Eno mengunyah telur rebus.
"Sok atuh," Herpan merangkul Eno, "ikutin ya? Asyahadu...." Ucapnya.
"HAHAHAHA," tawa Jaenud dan Jujun.
Selesai makan tadinya mau main kerumah si Raji, soalnya Ocoy lagi disana mau traktir ayam kaefci katanya.
Tapi gak jadi, hujan.
"Mau bikin kopi gak?" Tanya Jaenud.
"Sokinnnn," jawab Herpan.
Jaenud meraih empat gelas cangkir, memasukan bubuk kopi dan gula, lalu menuangkan air panas ke setiap gelas.
"Ambil sendiri-sendiri," kata Jaenud keluar dari dapur hanya membawa satu cangkir kopi miliknya.
Jujun berdiri diikuti Herpan, masuk kedapur dan mengambil kopi.
"Oh iya Nud, ada yang mau diomongin. Penting." Kata Jujun setelah mengambil kopi dan duduk disebelah Jaenud.
Herpan masih didapur, memilih dua cangkir yang tersisa.
Satu cangkir ia minum,
satu cangkirnya lagi juga ia minum.Eno datang ke dapur, "yang mana?" tanya Eno.
"Bebas," jawab Herpan.
Bebas bebas....
Heeh, da geus maneh asaan duanana, dasar borokokok.
"Racikan si Jaenud gak pernah gagal," kata Herpan.
Eno ngambil satu cangkir lalu pergi dari dapur dengan Herpan dibelakangnya.
"Jadi gini Nud," kata Jujun.
"Apaan?" Tanya Eno.
"Yang waktu itu," jawab Jujun.
"Oh, iya Nud. Jadi gini.. Makin kesini makin gak jelas pemerintahannya, demo dimana-dimana, kacau pokoknya. Nah, jadi kita buat negara kesatuan sendiri." Jelas Herpan.
Jaenud ngangguk, "negara nya dimana?" Tanya Jaenud.
"Yaaa, disini," jawab Herpan.
"Oh jadi kalo diluar markas orbit mah beda negara ya? Negara Indonesia?" Tanya Jaenud lagi.
"Nah bener!" Sahut Herpan.
"Presidennya siapa?" Tanya Jaenud.
"Gunting kertas batu, kalo pilkada harus ada kampanye dulu, belum siapin naskah pidato." Jawab Jujun.
Mereka melakukan pemilihan presiden. Babak satu, seri alias mereka sama-sama mengeluarkan kertas. Babak dua, seri juga mereka sama-sama mengeluarkan gunting.
Lalu yang terakhir..
Ternyata Eno yang menang.
Eno : liaaa
Lia : apa no
Eno : aku jadi presiden
Lia : presiden apa?
Eno : presiden negara ku
Lia : kamu gantiin bapaknya kaesang?
Eno : enggak lah, itu mah presiden mu
Lia : hahaha jadi aku bukan rakyat kamu dong?
Eno : bukan lah, ibu presiden nya kan lia mah ehehehehe
**
aku tuh kadang bingung,
lia jeno
lia jaeminlia aku, aja gitu ya? wkwkwk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Demokrasi Rasa 00l | ✔
Ficção AdolescenteRelasi, harmoni, komedi, asmarasasi. Semua terjadi disini bersama, Herpan, Jujun, Jaenud dan Eno. Pemuda yang membentuk negara kesatuan sendiri dengan menjungjung kebebasan rasa romansa pada pujaan hati.