Relasi, harmoni, komedi, asmarasasi. Semua terjadi disini bersama, Herpan, Jujun, Jaenud dan Eno. Pemuda yang membentuk negara kesatuan sendiri dengan menjungjung kebebasan rasa romansa pada pujaan hati.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jujun ngerasa dirinya gak galak apalagi cuek dingin kayak gak punya hati. Jujun sering banget ketawa lebar sampe badannya ngejengkang kebelakang, Jujun juga sering ngelawak gila bareng Herpan, Jujun juga sering nemenin si Jaenud ngerandom (jadi patung dikafe), Jujun juga sering nemenin Eno nyanyi teriak teriak, Eno yang gitarin.
Gak ada sisi pendiem dan misterius di diri Jujun.
Cuma karna Jujun kalo ngomong gak pernah mikir dulu alias asal nyeletuk.
Contoh, waktu Jujun kelas sebelas terus disekolah ada murid baru.
Jujun lagi jalan dikoridor. Terus ada yang lari, cewek rambutnya panjang, gak dikucir.
"Heh, liat ada orang!" "Oh maaf.." "Rambutnya kucir, jelek banget diurai gitu, ribet, panas, gak usah pake jepit."
Besoknya Jujun ketemu cewek itu, si ceweknya sampe ngumpet dibelakang punggung temennya, ketakutan.
Tapi satu tahun kemudian,
"HEH JUJUN, BAYAR UANG KAS!"
Jujun ketawa,
"Lebih cantik dikucir."
Jujun jadi sekelas sama cewek yang tadinya penakut sekarang malah sama galaknya kayak Jujun.
Namanya Susan..
Walau sekelas Jujun gak tau banyak tentang dia, penasaran dikit sih ada, cuma dikit.
Tapi sampai minjem akunnya Jaenud buat liat setiap Susan buat instastory.
Emang Jujun ini tuh lucu. Tipe-tipe mau tapi malu.
Alih-alih jadi cowok dengan seribu jurus agar bisa deket sama si cewek inceran eh Jujun malah jadi cowok mulut pedes yang sering julid ke Susan, segala dikomen pokoknya.
"Susan!" "Apa?!" "Susan, Susan, Susan, besok gede mau jadi apa?" "Berisik." "Aku gak mau jadi apa-apa, soalnya gak bisa apa-apa."
Udah gitu Susan nendang kaki Jujun, Jujun narik rambut Susan yang dikucir.
Oh ya, semenjak Jujun bilang kalo Susan lebih cantik dikucir......
Tanpa Jujun sadari, Susan jadi dikucir terus.
"Eh, katanya Mas Dodi kena skors," kata Jaenud duduk disamping Eno sambil ngaduk kopi hitam panasnya.
"Aduh, beunang euy," ujar Herpan kini mengambil pisang goreng setelah tadi habis dua bakwan goreng.
"Makanya gue takut si Jujun nanti kalo kuliah ikut-ikut organisasi terus kena, mulut dia bahaya banget," kata Eno noleh ke Jujun yang hanya mainin kunci motornya.
"Biasa aja," balas Jujun beranjak dari tempat dan mesen kopi ke si ibi.
Balik sekolah mereka nongkrong dulu di warkop si ibi samping sekolah.
Tempatnya kayak warung biasa cuma ada beberapa kursi panjang dan meja didepan. Gak banyak sih anak-anak yang nongkrong disini cuma kayak kalo lagi pengen ngopi tapi murah ya kesini.
Di kota ini udah jarang anak sekolahan nongkrong diwarkop pinggir jalan. Apalagi yang jaga orang tua kayak si ibi, umurnya hampir lima puluh tahun kayaknya.
"Bi, si Herpan gorengan udah lima," kata Jujun setelah pesen kopi.
"Oh heeh, sok darmaji da si herpan mah," jawab si ibi.
Darmaji tuh, dahar lima ngaku hiji. Alias, makan lima bayarnya hanya satu. Kegiatan para anak remaja bandung dari jaman dulu, yang ketahuan syukur bayar, yang gak ketahuan ya dosa ditanggung.
"Kan mau dibayarin sama Jaenud," kata Herpan nunjuk Jaenud.
"Gak bi, dibayarin Eno kayaknya," sahut Jaenud.
Si ibi mendecak malas, "si Eno kemarin susu jahe juga belum dibayar!" Sahutnya.
"Kapan bi???" Tanya Eno.
"Yang waktu hujan itu," jawab si ibi.
"Tuh da giliran ditagih pura-pura lupa ya bi," kata Jujun.
Si ibi ngangguk sambil ketawa.
"Ahhh, gimana mau punya pacar kalo pada masih ngutang mah...." Celetuk si ibi sambil nganterin satu gelas berisi kopi pada Jujun.
Terus mereka ketawa liat si ibi yang balik ke warung sambil geleng-geleng kepala, "percuma muka ganteng kalo saku kosong," katanya.
Jujun meniupi kopinya, melirik ponselnya saat tiba-tiba berbunyi.
Memperlihatkan pop up chat,
Susan : masih disekolah ga
Tumben?
Jujun : warkop ibi
Susan : aku ketilang euy dipertigaan
Jujun : terus?
Susan : gak bawa uang
Jujun : polisinya minta uang?
Susan : iya
Jujun : otw sekarang sama agen pemberantas korupsi
Ya,
Jujun dateng, bawa Eno sama Jaenud.
Herpan gak ikut, katanya dia biar jadi agen bank syariah aja.
Jujun bisa liat Susan kebingungan diatas motor matic biru putihnya.
Diliat lagi, Susan gak pake helm.
Ya pantes ditilang anyingggg,,, suara hati Jujun.
Jujun udah siap dengan pasal pungut liar. Disisi kiri ada Jaenud dan kanan ada Jeno.
Niat mau menyergap aktivitas pungutan liar.......
"Seratus ribu aja ya pak?"
"Yaudah, sana dek."
Makin yakin untuk buat negara kesatuan sendiri.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
bukannya jelek, gak kuat aja lu liat nya, ya kan jun? ngaku.
