Bab 1

70 10 19
                                    

Hari ini gue sudah selesai mengambil rapor dari Bu Shinta. Seharusnya bunda yang mengambilnya tapi dia tidak bisa, karena bunda sedang melahirkan di rumah sakit.

Oh ya, perkenalkan nama gue mika, Mika Anatasya B. Gue orangnya baik, jutek, pengertian, kadang  keras kepala kadang juga jail kalau udah akrab sama gue bah sikap asli gue keluar. Kalau ada yang buat gue marah, nggak akan ada kata ampun yang buat masalah dengan gue.

Gue masih sekolah, di kelas dua belas SMA Rajawali. Gue banyak sekali teman,  tidak hanya di sekolah di luar pun juga ada. Tapi kebanyakan preman-preman.

Hobi gue menembak juga memanah. Tapi cita-cita jadi seorang dokter aneh bukan. Tapi itulah hidup gue.

Gue cepet-cepet beresin tas, karena gue gak sabar ngeliat adik gue.

" mika, Lo mau pulang?" tanya sasa, sasa ini adalah teman sebangku gue dari kelas sepuluh, dia orangnya baik dan pengertian.

" Gak, gue ada urusan, gue duluan ya"jawab gue cepet-cepet keluar kelas.

"Eh eh tunggu, bukannya lo ada jadwal ngelatih anak-anak taekwondo"

Aduh, gue lupa kalau Hari ini gue ada jadwal ngelatih. Cepet-cepet gue cari hp kasih kabar ke bang Akmal, kalau gue gak bisa ngelatih anak-anak sekarang. Ok udah selesai.

"Thanks ya udah ngingetin gue, gue duluan ya sa"

Gue langsung lari ke luar menuju parkiran yang di mana ada motor metic kesayangan gue.

"Iiih mika tunggu dulu napa"

Ada apalagi sih nih anak. Gue berhenti lari nengok ke belakang yang dimana Sasa lagi lari ke arah gue.

"Ada apalagi sih sa, gue buru-buru nih"

"Lo sebenarnya mau kemana sih hah, buru-buru banget"kata Sasa ngos-ngosan

"Gue mau ke rumah sakit sa, mau liat bunda sama adik gue"

"Wah Lo udah nambah adik dong, gue mau ikut boleh" tanya sasa dengan wajah berseri, gue ngelihat wajah sasa dengan datar.

"tentu saja boleh, ayo" gue sama Sasa  langsung berlarian ke parkiran.

*****

"Udah nyampe" Gue parkirin motor di tempat parkiran yang  khusus untuk motor.


"Nih helmnya" kata sasa sambil menyodorkan helmnya kepada ke gue. Gue ambil simpan di kaca spion.

"Ada yang ketinggalan gak" tanya gue sambil mengingat-ingat takutnya ada yang ke tinggal.

"Kayanya gak ada deh cuma ini buah-buahan" jawab sasa sambil menunjukan kresek yang di pegangnya. Ya tadi kita berhenti dulu untuk beli buah di pinggir jalan.

"Oh ya udah, kalau gitu yuk kita masuk"  gue sama Sasa langsung masuk menuju kamar bunda. karena kata papa, bunda sudah dipindahkan ke kamar inap.

Setelah sampai di depan kamar bunda, gue ketuk dan mengucapkan salam

"Assalamualaikum bunda, papa"

"Waalaikumsalam" jawab dari dalam kamar.

buka pintu lalu masuk ke dalam, gue lihat bunda sedang di suapi oleh papa, itu membuat gue bahagia. Gue lihat disisi lain, sekarang gue  punya adik  dua. yang pertama bernama Adam Putra Praditia lagi tidur di sopa dan disisi lain ada box bayi. Gue masuk ke dalam dan diikuti oleh sasa di belakang sambil menutup pintu.

Gue hampiri bunda dan papa, dan mencium punggung tangan papa dan bunda

"Wah ada sasa" kata bunda

"Iya tante, aku ikut ke sini kata mika bunda sudah melahirkan jadi aku pengen ikut jenguk bunda, oh ya ini buah untuk tante"kata sasa sambil salam ke papa sama bunda.

"Oh terimakasih banyak ya sasa" kata bunda dan menerima buahnya.

"Bun aku mau melihat adik"

"Silahkan sayang"

Gue lihat isi box bayi itu dan betapa tampannya adik gue, ya adik gue berjenis laki laki, badannya gemuk dan pipi yang tembem membuat gue gemas.

"Wah lucu banget adik lo, mik"kata sasa yang ngedeketin  dan melihat adik gue.

"Iya lucu banget, rasanya gue  ingin cium pipinya sampai merah"

"Pah,  namanya siapa" tanya  gue ke  papa, sambil menoel-noel pipi adik gue.

"Abraham Putra Praditia" jawab papa

"Nama yang bagus, kalau gitu panggil Adik Bram. Bagaimana pah bagus gak panggilannya?" Tanya gue ke papa

"Bagus! Sekarang Kita panggil Abraham dengan Adik Bram"jawab Papah yang tersenyum bahagia sambil mencium kening Bunda.

Gue seneng sekali ngelihat kemesraan mereka. Entah apa yang terjadi kalau gue sama bunda  gak bertemu dengan papa.

Dulu saat gue berumur 5 tahun, gue dan bunda hanya hidup seadanya.

Saat itu gue dan bunda berada di halte menunggu bis datang untuk pulang. Dulu gue selalu ikut bunda kerja hingga malam hanya untuk bisa membiayai kebutuhan Kami. Tiba-tiba ada dua preman yang ingin merebut tas bunda. Dengan sekuat tenaga melindungi gue yang masih kecil, menahan tas supaya tidak di ambil. satu preman lagi mendorong bunda, gue sama bunda jatuh hingga terluka di bagian  tangan dan kaki. Dan saat itu, datang sebuah Mobil, keluarlah laki-laki  langsung menghajar kedua preman hingga babak belur. Laki-laki itu yang sekarang sudah menjadi suami bundaku. Entah bagaimana Bunda dan papa menikah dan sekarang menjadi papa ku.

Oh iya papa gue ini, namanya Fardi Putra Praditia dan bunda Citra Kirana.

"Mika, bunda mau bicara sama kamu berdua boleh"

"Boleh Bun, mau bicara apa" gue ngeliat bunda dengan tatapan bingung.

Entah kenapa perasaan gue gak enak. Setelah ngeliat wajah bunda.

.
.
.
.
.
TBC

Hai aku Encun, kalian bisa panggil aku Encun ya

Mohon maaf ada yang typo, Karena ini adalah cerita pertama Encun.

terima kasih sudah membaca
Jangan lupa vote sama komentar ya

Biar Encun semangat ngelanjutin ceritanya.

I'm The Boss GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang