BAB 13

9 3 0
                                    

Tiga jam sebelumnya

di besmant perusahaan Alex mengatur dan memberi arahan kepada pasukan yang berjumlah lima puluh. Untuk menggagalkan penjualan alat sejata tajam ilegal. Alex mengenakan pakaian perang lengkap. Cek kembali semua senjata. Setelah semua siap. Alex mengerahkan anak buahnya masuk mobil. Enam mobil melesat membelah jalanan malam New York. Dua mobil melaju ke arah timur dan dua lagi mengikuti Alex ke arah barat.

“Tuan mereka ada di tiga kilo meter dari sini” kata Garmond

“Bagus arahkan yang lain untuk mengepung merek” perintah Alex
Sekarang Alex sedang mengejar mobil yang mengakut senjata yang akan di jual secara ilegal, dengan rencana ini Alex akan berhasil menggagalkannya. Setelah ini Alex akan pergi ke Cedar Point County Park. Untuk menangkap Leon dan membawa narkoba itu sebagai barang bukti.

“Jalankan rencana A”  perintah Alex.

“Baik tuan” jawab Garmond.

“Brave bersiap mereka melaju ke arah kalian” Garmond memerintahkan anak buahnya.

“Baik pak!”

Tidak lama setelaH garmond memerintahkan anak buahnya dan di depan sana.

Duuuuaaarrrr

Mobil yang membawa senjata itu langsung terbalik. Anak buah Garmond telah merencanakan saat mobil itu datang mereka sudah memasang tali yang membentang di jalan. Mereka sudah menduka bahwa mobil itu akan ke arah sini dan anak buah Garmond merencanakan itu. Lalu menutup akses jalan dan hanya mereka dan mobil yang bawa senjata itu yang akan melalui jalan itu. Dan rencana itu berhasil.

“Tuan semuanya lengkap ada lima boxs isi senjata dan sepuluh anak buah leon” kata Brave.

“Bagus, bereskan semmuanya lalu bawa ke polisi.”kata Alex.

“Baik tuam”kata brave.

Alex menganggung lalu menyuruh Garmond untuk melanjutkan rencana mereka. Tak lama dari tempat itu, Alex dan pasukan yang lain sampai di Cedar Point County Park. Mereka bersiap melumpuhkan anak buah Leon yang berjaga di luar. Entah kenapa penjaga yang di luar hanya sedikit itu membuat Alex bingung. Alex berjaga-jaga dengan situasi ini Alex yakin akan ada sesuatu yang akan terjadi.

Situasi diluar sudah aman pasukan mulai menyelinap masuk ke dalam begitupun Alex. Alex melihat sekeliling tidak begitu banyak barang dibangunan kosong ini. Hanya ada sofa dan beberapa lemari yang terbengkalai. Alex menyuruh pasukan yang ikut dengannya untuk menyusuri seluruh ruangan.

Alex mendengar suara di ruangan tengah. Dengan pelan Alex menyandar tubuhnya dibalik tembok itu. Dengan seksama Alex mendengar.

“Ha ha haa sebentar lagi semua harta Barnett akan menjadi milikku.” kata leon yang tertawa.

“Tuan narkoba ini akan siap di edar.”dan sekretarisnya. Yang bernama Rio

“jangan bergerak, angkat tangan kalian di atas” Alex masuk keruangan itu sambil menodongkan pistol.

“Woow woow siapa yang datang?, oh ternyat keponakanku. Tenang lah dulu, kau ingin mengagagalkan rencanaku ini?. Sayangnya kau tidak bisa.” Leon

“ Heh ini belum selesai paman! Setelah ini kau akan membusuk dipenjara.” Alex.

“Oh ya?” leon.

“Lebih baik kau menyerahkan diri paman karena semua bukti kelakuanmu sudah ada ditangan polisi. Meskipun kau melarikan diri, kau tidak akan bisa lepas dari kejaran polisi” Alex tersenyum miring.

“Ha ha ha, aku menyerahkan diri? Haha tidak akan. Sebelum aku menguasi semua harta keluarga Barnett yang seharusnya harta itu menjadi miliku.” Leon sambil tertawa lalu menatap alex tajam.

“ Sepertinya hari ini adalah keberuntunganku. Malam ini semua harta keluarga barnett akan menjadi miliku hahah” Leon tertawa keras.

“Oh ya paman? Sepertinya itu tidak akan terjadi, sebelum itu ka—AA”

Tubuh Alex ambruk. Lihat di belakangnya ada Bia dengan jarum suntik di tanganya. Tubuh Alex lemah dan terbaring tidak sadarkan diri. Bia berdiri dengan tatapan tajam, Bia belum puas apa yang di lakukan tadi. Seharusnya, Bia bunuh saja Alex untuk membalas dendamnya atas kematian orang tuanya, tapi bia ingat dengan tugasnya yang di perintahkan Leon hanya membiuskan Alex.

Semua pasukan yang dibawa Alex sudah Bia kalahkan termasuk sekertaris Alex. Bia benar-benar belum puas, ingin rasanya cepat-cepat membunuh Alex dengan tangannya sendiri.

“Bagus Bia, kau memang bisa dianddalkan.” Kata Leon tertawa puas.

“Rio bawa mereka dan sekap kecuali keponakanku ini bedakan ruanganya”

“Baik tuan”

Dua jam kemudian Alex sadar dari biusan meskipun tubuhnya lemas Alex berusaha menyadarkan diri.

“Sudah sadar keponakanku?”

“Sepertinya kau harus membuat surat alih pemegang saham dan alih nama hartamu menjadi namaku haha” kata Leon.

“Tidak akan” sial kenapa efek bius ini masih belum hilang.

“Kenapa keponkanku kau tidak bisa bergerak?” Leon. “Percuma karena obat bius itu sangat tinggi dosisnya” lanjut leon.

Pintu ruangan terbuka, Rio masuk ke dalam lalu menghampiri Leon.

“Tuan ada yang menyerang kita, semua pasukan tidak sadarkan diri tuan.

“APA?” Leon berdiri dengan muka geram Leon keluar dari ruangan itu lalu diikuti Rio menutup pintu dan menguncinya.

“Siapa yang datang?” fikir Alex bingung. “Tidak mungkin Brave, dia masih di kantor polisi, siapa yang mengirim bala bantuan?” Alex mencoba menenangkan diri supaya stamina tubuhnya cepat pulih
Dalam waktu sepuluh menit kemudian pintu di buka. Alex melihat anak buah Leon yang bernama Rion itu masuk dengan memanggul seseorang di pundaknya. Alex yang masih tubuh yang terikat belum bisa melihat siapa yang dibawa Rio.

“Mika”kata Alex pelan menatap lekat Mika yang sedang didudukan pada kursi yang ada di hadapannya. Melihat ada beberapa sayatan di tangan dan wajahnya Mika entah kenapa Alex merasa sakit saat melihatnya.

.

.

.

.

.

TBC

terima kasih sudah membaca
Jangan lupa vote sama komentar ya

I'm The Boss GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang